Ikan lele yang biasanya diolah dengan digoreng atau dijadikan kerupuk ternyata bisa diolah menjadi bahan baku es dawet yakni cendol.
Hal itu sudah dibuktikan oleh seorang pengusaha asal Kota Malang bernama Junaedi Wibowo. Sejak 2013, ia merintis usaha es cendol berbahan dasar daging lele.
Pria yang memiliki empat outlet di Kota Malang ini berbagi resep untuk menyulap daging lele yang amis menjadi minuman segar. "Pertama-tama daging lele difillet kemudian dicuci bersih," ungkapnya.
Daging lele yang sudah bersih kemudian digiling lalu direndam air es selama lima menit. Perendaman ini berguna untuk memisahkan lemak, kandungan darah, dan protein ikan. Selama direndam, ketiga komponen tersebut terpisah sehingga terbentuk endapan daging.
"Endapan daging itu diperas hingga tercipta bahan utama adonan," ujarnya.
Adonan utama tersebut dicampur dengan tepung beras dan sagu untuk menghasilkan cendol. Dalam satu kilogram adonan, perbandingan antara tepung dan daging lele adalah 70:30.
Adonan kemudian dimasak dalam enam liter air selama 20 menit. Setelah masak, adonan yang masih hangat dicetak menjadi cendol dan direndam dalam air dingin.
"Air dingin membuat cendol menjadi kenyal secara alami," kata pria yang pernah bekerja di pertambangan ini.
Cendol yang sudah matang memiliki daya tahan sekitar 12 jam. Setelah lebih dari 12 jam tekstur cendol akan berubah jadi menyerupai bubur.
Ia meyakinkan aroma amis tak akan menguar karena serangkaian proses memasak bisa menyamarkan aroma tersebut.
Sebagai peluang bisnis, es dawet cendol menurutnya berprospek cerah karena nyaris tidak ada pesaing.
"Keuntungan yang diperoleh bisa mencapai 40 persen dari modal," ujarnya.