Kebijakan baru dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy terkait ujian nasional (UN) 2017 baru saja digulirkan. Mulai tahun ini, siswa dibebaskan memilih sendiri mata pelajarannya di UN.
Dengan demikian, hanya ada empat mata pelajaran (mapel) yang akan diujikan dalam UN siswa sekolah menengah atas (SMA) yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan satu mapel pilihan sesuai jurusan siswa (IPA/IPS/Bahasa). Kebijakan ini dinilai Mendikbud bertujuan, agar anak-anak dapat fokus ke pendalaman materi ujian.
“Kalau anak disuruh memilih, maka bisa lebih mendalami di mata pelajaran yang dipilih untuk diujikan itu, sehingga hasil secara agregat jadi luas dan mendalam,” ujar Muhadjir saat jumpa pers beberapa waktu lalu.
Menurutnya, dengan memilih mata pelajaran tertentu sesuai jurusannya saat UN, siswa diberi kesempatan menguasai lebih dalam untuk materi mapel pilihannya itu. Dengan begitu, lanjutnya, secara akumulasi hasil UN akan mencerminkan keluasan dan kedalaman pemahaman. Selain itu, unsur kepraktisan juga menjadi salah satu pertimbangan dalam membiarkan siswa memilih salah satu mapel jurusan untuk diujikan di ujian nasional.
“Pertimbangan praktis juga, supaya pelaksanaan ujian nasional bisa lebih simpel, sehingga tidak menimbulkan ekses negatif yang sebenarnya bisa kita tekan,” terangnya.
Di kesempatan yang berbeda, Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud (Kapuspendik) Nizam menjelaskan, mata pelajaran (matpel) pilihan pada UN tidak mempengaruhi jurusan/prodi yang dipilih untuk perguruan tinggi.
“Tidak ada hubungan antara pilihan matpel pada UN dengan program studi dan jurusan yang akan diambil di perguruan tinggi. Harapannya agar siswa bisa unjuk kemampuan terbaiknya pada matpel yang dipilih,” tuturnya.