Selama ini produksi minyak sawit di Indonesia masih menyisakan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang belum banyak dimanfaatkan. Padahal jika diolah lebih lanjut bisa menghasilkan produk lain yang bernilai tinggi. Hal inilah yang mendorong mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan hidrogel nanofiber selulosa dari TKKS.
Tim mahasiswa itu adalah Farah Fahma dan Faiza Ayu Lestari dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Farah mengatakan, nanofiber selulosa mempunyai potensi yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan hidrogel karena bersifat hidrofilik. Hidrogel merupakan waterinsoluble polymer yang memiliki kemampuan mengembang (swelling) dalam air atau larutan tertentu untuk menahan sejumlah air atau larutan dalam strukturnya.
“Hidrogel telah dimanfaatkan secara luas dalam berbagai bidang aplikasi, salah satunya dalam bidang biomedis. Dalam bidang biomedis khususnya hidrogel dapat digunakan sebagai penutup luka, kontak lensa, matrik penurun demam, penghantar obat, dan lain-lain,” ungkap Farah.
Farah menjelaskan, penutup luka yang ideal harus memiliki kriteria diantaranya tidak dapat ditembus mikroorganisme atau dapat mencegah masuknya mikroorganisme ke tempat luka. Penutup luka dapat menyerap eksudat dan bahan toksik di permukaan luka, permeabel terhadap gas, mempunyai porositas yang cukup sehingga dapat ditembus uap air, tidak bersifat toksik dan non alergik, dapat melekat dengan baik pada luka, dapat menyesuaikan dengan bentuk permukaan tubuh, serta mudah disterilkan.
“Hidrogel yang dihasilkan menunjukkan bentuk yang lebih stabil dengan tingkat daya serap air yang tinggi.