Home » Kongkow » Inovasi » Tiga Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Alas Antikantuk

Tiga Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Alas Antikantuk

- Jumat, 30 Juni 2017 | 08:55 WIB
Tiga Mahasiswa Universitas Brawijaya Ciptakan Alas Antikantuk

Mengantuk merupakan salah satu hal yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Mengantuk dapat dialami dimanapun berada, termasuk saat berkendara. Tiga mahasiswa Fakultas Teknik (FT), Universitas Brawijaya (UB), Wahyu Tasry Naufal, Asri Anjasari, dan Prayoga Bintang Primawan mencoba menciptakan alat duduk anti kantuk atau ALAKANTUK. Mahasiswa Prayoga Bintang Primawan mengatakan, ALAKANTUK diciptakan karena tingginya tingkat kecelakaan di Indonesia. Salah satunya karena faktor manusia yaitu mengantuk.

Prayogo menjelaskan, ALAKANTUK merupakan inovasi alas duduk yang mampu meningkatkan detak jantung manusia melalui getaran. Prinsip kerjanya berawal dari sensor detak jantung yang terpasang di pergelangan tangan. Ketika detak jantuk terbaca di bawah angka normal, maka alas duduk bisa menciptakan getaran yang memicu detak jantung kembali meningkat. Alat yang bisa digunakan ketika berkendara tersebut, terdiri dari beberapa komponen. Beberapa di antaranya, seperti alas duduk dan gelang. Di dalam alas duduk terdapat komponen elektronik berupa penggetar sedangkan pada gelang terdapat sensor detak jantung. Ketika bergetar, maka detak jantung dan aliran darah pemakai juga akan meningkat. Dengan demikian, pengguna nantinya akan jadi lebih fokus dalam berkendara.

Selain itu, alatnya tersebut juga dapat digunakan mahasiswa saat kuliah. Jika mengantuk pada saat kuliah, getaran tersebut akan membantu membangunkan sang mahasiswa. Mahasiswa tersebut bisa lebih berkonsentrasi dalam menerima pelajaran dari dosen. Asri Anjasari, Peneliti lainnya menegaskan, ALAKANTUK merupakan solusi yang tepat bagi para sopir kendaraan beroda empat yang memiliki jam kerja lebih dari 12 jam perhari. ALAKANTUK sendiri bisa digunakan tiga sampai empat jam per hari secara terus-menerus dan memudahkan para pengguna di kondisi yang darurat.

Untuk menggunakan ALAKANTUK, Asri mengutarakan, ini cukup mudah. Pengguna hanya perlu memasang komponen - komponen pada tubuh . Sebab, penciptaan alat tersebut memang tujuannya agar bisa mudah diterima di masyarakat secara luas. Sejauh ini, alas tersebut sudah diujicobakan pada teman-teman di kampus. Hasilnya, dia melanjutkan, teman-teman ternyata banyak memberikan respon positif. Hal ini karena bisa membuat teman-teman yang sudah tidur tidak mengantuk lagi.

Setelah berhasil menciptakan alat tersebut, timnya saat ini tengah berupaya dalam proses pengajuan paten. Dia bersama tim harus melakukan pengujian lebih lanjut. ALAKANTUK merupakan inovasi mahasiswa UB yang diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKM KC).

Cari Artikel Lainnya