Kosmetik perawatan kulit yang menggunakan berbagai macam bahan dasar banyak ditemukan di pasaran. Setiap bahan dasar dipilih menjadi salah satu bahan racikan kosmetik karena dipercaya memiliki manfaat untuk kulit. Salah satu contohnya adalah bahan sari bengkoang atau lemon yang dianggap dapat memberi manfaat mencerahkan kulit wajah.
Akhir-akhir ini populer kosmetik yang menggunakan bahan dasar esen siput atau sekresi siput. Sekresi berbentuk lendir ini sebenarnya sudah lama digunakan sebagai bahan dasar perawatan kulit sejak masa Yunani kuno.
Namun, label kosmetik Korea membuat tren lawas ini kembali diminati publik. Merek kosmetik seperti Tony Moly dan Missha mengeluarkan produk kecantikan seperti pelembab, masker, krim wajah dan serum berbahan lendir siput.
Sebenarnya dari mana sekresi siput ini berasal?
"Saat siput merasa gelisah, mereka mengeluarkan cairan kental untuk melindungi diri mereka," terang dermatolog dari New York City, Tabisum Mir seperti dikutip dari Huffington Post (12/6).
Lendir atau mucin inilah yang dipercaya mampu mengobati kulit manusia dengan menghidrasi, mencegah munculnya tanda-tanda penuaan seperti kerutan, dan juga menyembuhkan bekas luka.
Harga produk kosmetik berbahan lendir siput ini jarang ada yang murah di pasaran. Kisaran harga biasanya antara $6 atau Rp79.800 hingga US$60 atau Rp789ribu.
Lalu apa harga semahal ini sepadan dengan manfaat yang akan didapat kulit?
Lendir siput memang mengandung nutrisi, tapi ternyata hal ini tidak menjamin apakah ini efektif merawat kulit. Hal ini disampaikan dermatolog di California Pacific Medical Center, Marie Jhin.
"Lendir tak secara konsisten terkonsentrasi dan (manfaat) mungkin bergantung dari jenis siput dan banyaknya produksi sekresi. Proses produksi lendir tak terjadi begitu saja, sehingga formulasi lendir tak akan sama (antar produk)," katanya pada Huffington Post.
Marie menambahkan nutrisi penting dari lendir siput yang bisa didapat termasuk asam hialuronat, enzim glikoprotein dan peptida. Yang terakhir ini, bisa ditemukan juga dalam produk kosmetik yang tidak berbahan dasar lendir siput.
Asam glikolat atau glycolic acid dalam lendir siput dikatakan mampu membantu sel memproduksi kolagen dan elastin, bahkan mencerahkan kulit dan membuatnya lembut. Namun, Tabisum berpendapat produk-produk yang mengandung asam lainnya juga melakukan hal serupa.
Sebuah riset terbatas menunjukkan efek yang biasa saja untuk kemampuan lendir siput sebagai perawatan wajah. Dalam studi kecil, peneliti California meminta 25 partisipan dengan kulit rusak untuk menggunakan krim berbahan dasar lendir siput. Dari studi ini ditemukan bahwa krim mampu mengurangi kerutan dan kulit kasar dalam 12 minggu.
Studi ini melibatkan lendir dari siput dengan jenis yang sama, dan tersedia dalam salah satu label produk perawatan kulit. Peneliti Sabrina Fabi menyatakan bahwa studi bukan sebuah uji klinis skala besar.
Secara keseluruhan, menurut dermatolog Jennifer Ahdout, manfaat lendir siput hanyalah sedikit.
"(Lendir) dapat membantu untuk menghidrasi kulit, tapi untuk mengatasi kerut, bekas jerawat, dan kondisi kulit lainnya itu cukup palsu," katanya.
Jika masih ingin mencoba produk kosmetik berbahan dasar lendir siput, perspektifnya sebaiknya seperti saat mencoba produk baru. Gunakan dalam jumlah sedikit pada area yang spesifik untuk mengecek reaksi alergi. Jangan gunakan jika punya kulit sensitif.