Angin surya dan radiasi memiliki peran penting dalam pengikisan atmosfer Mars, serta mengubah Mars dari planet yang mendukung miliaran kehidupan bertahun-tahun menjadi dingin dan gersang. Hal ini diungkapkan oleh penelitian baru yang dilakukan MAVEN NASA (Mars Atsmosphere and Volatile Evolution Mission), pesawat ruang angkasa yang dipimpin oleh University of Colorado Boulder.
“Kami telah menetapkan bahwa sebagian gas yang pernah ada di atmosfer Mars telah hilang ke angkasa,” kata Bruce Jakosky, peneliti utama MAVEN dan profesor dari Laboratory for Atmospheric and Space Physics (LASP), dikutip Science Daily, Minggu (2/3/2017).
“Tim menentukan hal ini berdasarkan hasil terbaru yang mengungkpkan bahwa sekira 65% argon yang pernah ada di atmosfer telah hilang ke ruang angkasa,” terangnya.
Salah satu anggota MAVEN sebelumnya telah mengumumkan pengukuran gas yang menunjukkan bahwa gas atmosfer hilang ke angkasa dan menggambarkan pengikisan. Analisis menggunakan pengukuran atmosfer saat ini, untuk memberikan estimasi berapa jumlah gas yang telah memudar.
Hasil baru mengungkapkan bahwa angin surya dan radiasi bertanggung jawab atas hilangnya sebagian atmosfer Mars dan pengikisan atmosfer dinilai sudah cukup mengubah iklim Mars.
Ada banyak cara sebuah planet kehilangan sebagian atmosfernya. Sebagai contoh, reaksi kimia dapat mengunci gas di permukaan batuan atau atmosfer terkikis oleh radiasi dan angin dari bintang induk planet.
Sementara itu, bintang muda memiliki radiasi ultraviolet dan angin yang jauh lebih intens, sehingga kehilangan atmosfer oleh proses ini memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk Mars. Menurut tim, proses ini juga lebih dominan dalam mengendalikan iklim planet.