Di pasaran, ada beragam jenis susu yang membedakan, mulai dari rasa yang bervariasi hingga kandungan lemak di dalamnya. Banyak orang beranggapan bahwa susu low fat alias rendah lemak lebih bagus untuk kesehatan.
Benarkah anggapan ini? Ahli gizi, Dr Marudut, MPS menjelaskan, susu full cream lebih baik dibandingkan susu rendah lemak, karena kandungan asam lemak di dalamnya yang lebih kompleks. Sementara susu rendah lemak, asam lemak di dalamnya cenderung lebih sedikit.
Asam lemak pada susu, tegas Marudut, memiliki beragam manfaat bagi tubuh, seperti mencegah obesitas hingga penyakit tidak menular seperti diabetes, kardiovaskular hingga menurunkan tekanan darah.
"Paling baik itu full cream, karena ada lemaknya. Nggak perlu takut gemuk," katanya dalam Diskusi Fakta Ilmiah Kebaikan Susu, di Jakarta.
Marudut menambahkan jika seseorang mengonsumsi susu rendah lemak karena alasan diet, maka asupan asam lemak dalam susu tidak akan maksimal karena kandungannya hanya berkisar di bawah satu persen. Padahal, lanjut dia, asam lemak sangat dibutuhkan oleh orang yang sedang diet. Sedangkan susu full cream, rata-rata mengandung 3-4 persen lemak susu.
"Biasanya orang minum susu low fat, karena takut gemuk. Padahal sehari-hari masih makan gorengan," tambah dia.
Berbagai penelitian, sambung Marudut, telah menunjukkan khasiat susu yang tak hanya untuk pertumbuhan dan memadatkan tulang. Namun juga dapat mencegah penyakit tidak menular karena kandungan asam lemak yang unik dan kompleks dan tidak didapat di sumber pangan lainnya.
Kandungan asam lemak trans palmitoleat pada susu bahkan kata dia, bisa menurunkan risiko diabetes melitus dua kali lipat jika dikonsumsi secara teratur.
"Asam lemak trans palmitoleat bisa menurukan triglesirida 19 persen, insulin puasa 9.1 persen, tekanan darah sistolik sebesar 2.4 mmHg. Peningkatan 5 gram per hari asupan lemak jenuh dari susu juga terbukti menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 21 persen," jelasnya merinci.