Sumber daya yang merupakan endapan tumbuhan dan hewan yang mati selama jutaan tahun adalah batubara.
Batubara, sebagai salah satu jenis sumber daya tambang, tidak dapat diperbaharui karena merupakan batuan sedimen yang dapat terbakar.
Pembentukannya terjadi dari sisa-sisa tumbuhan purba yang mati, yang kemudian terkubur di rawa-rawa.
Setelah itu mengalami pembusukan menjadi gambut selama ribuan tahun, mengubahnya menjadi padatan batu bara.
Proses terbentuknya batu bara melalui endapan organik dan pematubaraan memakan waktu berjuta-juta tahun.
Unsur utamanya adalah karbon, hidrogen, dan oksigen. Tahap Diagenetik atau Biokimia dimulai saat material tanaman terdeposisi hingga membentuk lignit.
Faktor utama yang memengaruhi proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan pembusukan (dekomposisi) serta kompaksi material organik.
Peran batubara sangat signifikan selama berabad-abad dalam berbagai sektor. Selain untuk pembangkit listrik, digunakan juga sebagai bahan bakar utama dalam industri baja, semen, pengolahan alumina, pembuatan kertas dan farmasi.
Dalam industri kimia, batu bara juga digunakan dalam produk sampingan seperti sabun, aspirin, zat pelarut, pewarna, plastik, dan serat.
Meskipun memiliki manfaat yang banyak, pengolahan batubara yang tidak tepat dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan.
Oleh karena itu, banyak negara telah menetapkan aturan mengenai penggunaan batubara ini.
Batubara memiliki beragam karakteristik dan jenis yang berbeda, seperti yang dijelaskan berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik batubara meliputi jenis tumbuhan penyusun dan kandungan pengotor yang terdapat di dalamnya. Hal ini nantinya akan berdampak pada kadar abu batubara.
Selain itu, suhu, tekanan, dan lama waktu pembentukan juga merupakan faktor penting yang memengaruhi pembentukan batubara, yang sering disebut sebagai maturitas organik.
Proses pembentukan batubara dimulai dengan perubahan material tumbuhan menjadi gambut, yang kemudian bertransformasi menjadi lignit.
Seiring dengan peningkatan suhu dan tekanan, lignit secara bertahap mengalami transformasi menjadi batubara sub-bituminus, kemudian bituminus, dan akhirnya mencapai peringkat tertinggi sebagai antrasit.
Batubara dengan peringkat yang lebih tinggi, seperti antrasit, umumnya memiliki sifat lebih keras, kandungan karbon yang lebih tinggi, tingkat kelembaban yang lebih rendah, dan menghasilkan energi yang lebih besar.