Ketika Anda punya penyakit tertentu, bukan hanya pengobatan yang harus Anda jalani dengan disiplin. Pola makan yang sesuai juga harus ditaati. Pasalnya, makanan sangat memengaruhi kesehatan tubuh dan bisa menjadi salah satu kunci keberhasilan pengobatan. Biasanya pola diet disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Lantas bagaimana kalau sudah sembuh dari penyakit, apakah masih perlu menerapkan pola diet penyakit yang dianjurkan dokter?
Jika Anda memiliki suatu gangguan fungsi tubuh, misalnya hipertensi (tekanan darah tinggi) atau diabetes melitus, maka dokter akan menyarankan Anda untuk menerapkan pola makan tertentu. Tak hanya ketika terserang penyakit kronis saja, bahkan saat Anda mengalami penyakit infeksi, biasanya ada pola makan tertentu yang diterapkan agar tubuh cepat pulih.
Ya, makanan bukan sekadar kebutuhan untuk memenuhi energi saja. Dari makanan yang tepat, Anda bisa mendapatkan beragam zat gizi yang bisa diandalkan sebagai obat penunjang. Anda juga mungkin perlu menghindari jenis makanan tertentu supaya penyakit tidak bertambah parah. Maka itu, hampir setiap penyakit pasti memiliki pola makan khusus yang ditujukan agar kesehatan cepat kembali pulih. Pola makan ini disebut dengan diet penyakit.
Namun, saat tubuh berangsur-angsur membaik dan kesehatan kian stabil, apakah tetap harus menerapkan diet penyakit yang sama? Mungkin Anda mulai tergoda untuk mencurangi diet yang sebelumnya dianjurkan. Misalnya, ketika kadar tekanan darah Anda sudah terkendali dengan baik, maka diet rendah garam yang Anda terapkan sebelumnya mulai dilanggar. Atau saat penyakit jantung Anda sudah sembuh, Anda mulai mengonsumsi makanan berlemak yang sebenarnya merupakan pantangan dari diet rendah lemak.
Meskipun keadaan kesehatan membaik, bukan berarti pola makan Anda bisa kembali seperti sebelumnya, sembarangan dan tidak teratur. Penerapan diet penyakit ini tak hanya untuk memulihkan kembali kondisi kesehatan, tapi juga mencegah berbagai komplikasi yang bisa muncul di kemudian hari. Maka itu, sebaiknya Anda tetap disiplin menerapkan pola diet penyakit Anda.
Anda harus tetap menerapkan diet penyakit tertentu, meskipun sudah sembuh. Memang hal ini berlaku bagi Anda yang punya penyakit kronis. Pasalnya, penyakit kronis ini membutuhkan waktu penyembuhan yang lama. Bahkan, beberapa di antaranya tidak bisa disembuhkan sama sekali, melainkan hanya dikendalikan, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes melitus.
Nah, pengendalian penyakit kronis seperti ini cuma bisa dilakukan dengan penerapan diet yang sehat dan sesuai. Contoh lainnya, jika Anda punya penyakit jantung maka Anda harus menerapkan diet penyakit jantung yang rendah lemak. Jika menerapkan diet ini terus-terusan walau kondisi jantung sudah membaik, maka risiko kambuhnya penyakit jantung atau serangan jantung berikutnya akan semakin kecil. Jadi, sangat penting untuk terus menerapkan diet yang tepat bila Anda punya penyakit kronis.
Sementara untuk beberapa penyakit infeksi seperti tifus, maka diet penyakit atau pantangan saat tifus bisa saja dihentikan jika memang diare dan gejala lainnya sudah hilang.
Namun, Anda tentu tidak bisa sembarangan mengonsumsi makanan atau menerapkan diet penyakit khusus. Setidaknya, jalani pola makan dengan gizi seimbang jika Anda sudah sembuh dari penyakit infeksi tersebut. Hal ini akan membantu Anda terhindar dari berbagai jenis penyakit, entah itu penyakit kronis maupun infeksi.
Selain itu, jika Anda mau mengganti jenis diet, sebaiknya konsultasikan pada ahli gizi. Pasalnya, mengubah pola makan akan memengaruhi kondisi kesehatan tubuh Anda secara keseluruhan.