Disaat sebagian besar teman sebayanya menghabiskan waktu untuk berhura-hura, Opi Wendasari (17) siswi Madrasah Aliyah di Pekalongan Jawa Tengah justru memanfaatkan waktu luangnya dengan berjualan jamu keliling. Hal itu dilakukan oleh siswi berparas ayu ini untuk menggantikan peran ibunya yang tengah sakit.
Tak hanya berjualan, Opi juga menyiapkan racikan jamu yang dijualnya sendiri sejak pukul 03 .00 WIB dini hari sampai pukul 06.00 WIB, semua bahan ditumbuk dan disaring lalu ini dimasukan ke botol khas penjual jamu. Aktifitas Opi Wendasari sebagai penjual jamu dilakoni, usia pulang sekolah atau saat liburan.
"Jamu yang saya jual beraneka macam, mulai dari jamu beras kencur, empu kunir, gula asem, suruh, pahit, sambiroto hingga jamu siap sedu. Jamu tersebut dijual mulai dari harga seribu rupiah hingga lima ribu rupiah," ujar Opi.
"Awalnya ibu sakit dan jamu yang biasa dikelilingkan berhenti sehingga tak ada biaya hidup. Saya kemudian menggantikan ibu berjualan keliling, awalnya agak kikuk namun lama-lama senang karena bisa memperoleh hasil lumayan dan dapat membatu ibu," tutur Opi.
Ironisnya, Opi menjajakan dagangannya dengan sepeda ontel yang tidak ada penyangganya, sehingga dia harus menahan sepedanya bertumpu di pinggul yang terkadang terdorong ke belakang atau ke depan.
Sementara Rubiyem yang juga orang tua Opi mengatakan putri semata wayangnya itu berjualan jamu atas kemauan sendiri tanpa paksaan. "Mungkin Opi merasa kasihan pada saya yang sakit lalu menggantikan peranan untuk berjualan jamu keliling," pungkasnya.