Dunia kerelawanan sangat erat dengan kata kemanusiaan. Karena relawan bukan hanya karena pelakunya adalah para manusia, melainkan sikap mereka yang benar benar menjadi seorang manusia sesungguhnya. Tidak ada pandangan yang membedakan siapa yang mesti ditolong ataupun mempertimbangkan latar belakang seseorang, tetapi murni melihat sebagai sesama makhluk Tuhan.
Hal ini tak hanya sebagai pengasah rasa empati kita, tetapi dengan terjun dalam dunia kerelawanan kita bisa lebih banyak belajar hal dari setiap tempat, orang, situasi yang umunya lebih susah daripada yang ktia hadapi sekarang. Beberapa hal yang akan membuatmu merasa bahwa dunia relawan setidaknya diikuti sekali dalam masa hidupmu. Yuk sama-sama diresapi, sebab Indonesia butuh lulusan dari orang-orang berjiwa kemanusiaan seperti ini~
Ketika kita melihat saudara saudara kita tertimpa musibah, kadang ada rasa iba terbesit dalam hati kita. Tetapi ada pula dinding ketidakyakinan untuk menolong mereka. Entah itu karena terpaut jarak atau kemampuan individu. Tetapi jangan pedulikan perasaan pesimis itu, ingat jiwa kita perlu makanan yang sehat juga. Dengan menolong siapapun saja yang tertimpa musibah tak perlulah jauh jauh ketempat terpencil, mungkin masih ada di daerah kita yang perlu bantuan membuat kandang ayam ataupun melihat kotornya lantai masjid. Dari hal yang kecil tersebut sudah menunjukkan jiwa kerelawanan kita. Cukup lihat di sekitar dulu sebelum pergi dengan hal yang lebih jauh disana.
Terkadang dalam situasi tertentu ada beberapa kemampuan khusus yang harus dimiliki demi menyelamatkan seseorang. Bukan sebagai superman yang mesti mencari box telepon, kamu perlu setidaknya paham beberapa metode atau kemampuan dalam penanggulangan bencana atau ilmu medis. Kamu yang mungkin tidak pada bidangnya, tetapi hatimu mengatakan kamu perlu bertindak, mau gak mau mesti belajar kemampuan tersebut. Dengan hal ini kamu dapat meningkatkan kemampuan relawanmu dan bisa menolong yang lain jika terjadi musibah yang besar.
Tak jarang kita menghardik diri sendiri dan situasi yang menguji kita. Seakan kita adalah makhluk Tuhan yang paling menderita se-alam semesta. Tetapi jika kita melihat ketabahan mereka yang tertimpa musibah secara langsung. Maka hal itu seakan tak ada apa apanya dibanding yang mereka alami. Ketika kita menolong mereka, bahkan hanya dengan kehadiran kita, penderitaan mereka seakan sirna. Disanalah kita menemukan dan mensyukuri bahwa diri sendiri jauh lebih beruntung dan perlu untuk membagi keberuntungan itu.
Kasihan dan peduli itu tidaklah benar benar sama. Sederhannya kasihan datang dari penderitaan sedangkan kepeduliaan menjaga agar tidak ada penderitaan. Kamu yang akhirnya terjun ke dunia relawan mulanya mungkin tergerak karena kasihan. Tetapi lama kelamaan, rasa kasihan tersebut bermetamorfosis menjadi indahnya kepedulian. Kamu tak lagi menolong disaat orang susah, tetapi akhirnya menjaga orang orang yang kamu sayangi agar tidak menjadi susah. Hal ini yang membuat kamu mengerti arti sesungguhnya kepeduliaan dan kebahagiaan.
Senyummu mungkin tercipta saat menonton komedi ataupun setidaknya menghargai usaha orang lain atau lebih naas lagi karena mengenang kenangan bersamanya dulu. Tetapi kamu sadar bahwa senyum yang terukir dengan sendirinya lebih indah dan tentram. Ketika kamu memberikan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan meski mungkin kamu melakukannya dengan tidak tersenyum, mereka membalasnya dengan senyuman.
Seketika ucapan "terima kasih" dan doa dari mereka yang kamu dengar sembari menatap wajah mereka membuat hatimu berwarna dan melukiskannya dengan indah pada wajahmu dengan senyuman yang telah lama tak kau temukan. Seperti apa yang baru-baru ini terjadi. Seorang selebgram bernama Awkarin membuktikan bahwa dengan jadi relawan kita bisa menemukan ketenangan dan kebahagiaan dengan saling berbagi antar sesama.
Semoga kita-kita ini selalu dikelilingi oleh rasa peduli dan jiwa kemanusiaan yang tinggi. Sebab dua hal itulah yang mampu membuat kita menjadi sepenuhnya manusia yang berarti.