Penggunaan headset di kalangan anak muda sudah sangat familier, bahkan menjadi kebiasaan yang nggak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain kerap digunakan saat berada di dalam kendaraan, ada juga beberapa orang yang mendengarkan musik dengan headset sambil bekerja maupun menjelang tidur. Padahal, mendengarkan musik menggunakan headset dalam jangka waktu lama dengan volume tinggi bisa berdampak buruk pada telinga dan otak. Berdasarkan penelitian, efek buruk ini akan datang jika menggunakan headset selama lima jam berturut-turut setiap harinya.
Nah, agar kamu lebih berhati-hati, berikut Tips paparkan beberapa dampak buruk penggunaan headset secara berlebihan.
Paparan suara keras dan lantang secara reguler akan merusak stereosilia atau rambut halus yang tumbuh di atas sel-sel rambut di telinga dalam. Bising yang dihasilkan tersebut akan bergetar, mengubah tegangan di sel-sel rambut lalu mengirimkan pesan kimia melalui saraf ke otak. Belum lagi suara yang dihasilkan oleh MP3 player yang kekuatan suaranya melebihi 110 desibel, maka akan mengikis selubung myelin dari sel-sel saraf yang menghalangi pengiriman sinyal listrik dari telinga ke otak. Akibatnya, pendengaranmu perlahan-lahan mengalami kerusakan. Jika pun nggak dirasakan secara langsung, kondisi ini akan mengembangkan gangguan pendengaran yang lebih parah ketika tua nanti.
Bantalan speaker pada headset yang tertancap dalam waktu yang lama akan menyumbat telinga, menciptakan suasana lembap yang potensial sebagai tempat kembangbiak yang sempurna bagi jamur dan bakteri. Lingkungan dalam telinga yang panas dan lembap yang diperparah oleh pemakaian headset menyebabkan residen organisme dari lapisan kulit lebih dalam serta keringat dan kelenjar minyak. Ketika menggunakan headset terlalu lama, jamur dan bakteri akan bebas masuk ke dalam tubuh melalui telinga. Hal inilah yang menyebabkan gangguan, salah satunya berupa peradangan hingga infeksi pada telinga.
Setiap kali kamu memasukkan headset ke telinga, bantalannya akan mendorong lilin yang sudah meleleh masuk kembali ke dalam. Begitu pun segala sesuatu yang masuk ke dalam telinga, maka akan tetap terjebak di dalam dan menyebabkan penumpukan kotoran di saluran telinga. Penggunaan headset yang keliru (terlalu lama atau terlalu masuk ke dalam) dapat memblokir proses ini, akibatnya menyebabkan pengerasan kotoran telinga. Kotoran telinga yang menumpuk dan mengeras menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan menyakitkan. Hal ini juga akan mencegah suara mencapai gendang telinga.
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada tikus, ternyata gelombang elektromagnetik akibat headset berpengaruh terhadap listrik otak. Diduga, pemakaian headset pada telinga dengan volume keras dan dalam jangka waktu panjang akan memberikan dampak berupa hantaran elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik ini lama-kelamaan dapat merusak sel-sel pada otak. Selain itu, penggunaan headset sambil tidur nggak membuat otak kita benar-benar dalam keadaan istirahat. Meski kita dalam keadaan tertidur, suara yang masuk ke telinga masih membuat otak bekerja untuk mengolahnya. Otak jadi dobel ‘kan kerjanya…
Kelelahan telinga merupakan kondisi di mana telinga terlalu banyak menerima stimulus dari suara secara bersamaan dan terus menerus. Kelelahan pada telinga ini dapat menyebabkan daun telinga terasa perih dan sakit. Hal ini kemudian juga dapat menyebabkan telinga kita terasa nggak nyaman dan kesulitan dalam menangkap gelombang suara. Sama halnya ketika kamu mendengarkan musik hingga tertidur, di mana keesokan harinya kepala akan terasa pusing akibat kelelahan. Beberapa orang yang merupakan pecinta audio menyebut hal ini dengan istilah ‘ear fatigue’.
Menanggapi beberapa gangguan yang bisa terjadi akibat penggunaan headset yang berlebihan, baiknya mulai sekarang gunakan headset yang sesuai dengan liang telinga serta memiliki pelindung. Gunakan juga volume serta frekuensi yang masih dalam batas normal. Selain itu, perlu membiasakan diri agar nggak selalu terkena paparan bising untuk menjaga fungsi pendengaran, ya!