Menurut John L. Capinera dalam bukunya yang berjudul Encyclopedia of Entomology menyebutkan bahwa semut memiliki empat jenis senyawa kimia. Senyawa kimia ini dapat dikeluarkan saat berkomunikasi.
Empat senyawa kimia tersebut diambil sebagai contoh dari semut African Weaver, yaitu Hexanal, Hexanol, Undercanone, dan Butyloctenal.
Dalam buku 'Alquran vs Sains Modern menurut Dr Zakir Naik' karya Ramadhani dkk, dijelaskan bahwa Hexanal merupakan zat yang berfungsi menarik perhatian dan ketertarikan semut.
Sementara Hexanol, zat yang membuat semut-semut bersiaga dan berlarian ke segala arah. Sedangkan Undercanone, yakni zat yang saat dipancarkan bisa menarik semut ke sumber bahaya, sehingga yang terjadi ialah semut akan menggigit semua objek asing yang ada di sekitar mereka.
Zat Butyloctenal ialah peningkatan agregasi dan kesiapan para semut untuk mengorbankan diri mereka.
Dalam penemuan ilmiah menyebutkan bahwa kemampuan teknologi audio canggih memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti dan memberikan kesimpulan bahwa semut-semut dapat berbicara satu sama lain.
Sebagian besar semut memiliki plectrum dan papan alami dalam perut mereka. Sehingga, dapat mengeluarkan suara sebagai media untuk berkomunikasi.
"Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari," Surah An-Naml Ayat 17-18.