Bagi negara Asia, termasuk Indonesia, sumpitbukanlah alat makan yang asing lagi. Di manapun bisa kita temukan alat makan jenis ini. Entah itu di rumah makan chinesse, Jepang, Korea atau bahkan makan mie ayam di pinggir jalan sekalipun. Meski bukan menjadi alat makan yang utama, tapi penggunaannya tetap sering kita temui atau bahkan kita gunakan sendiri.
Jika kamu memperhatikan, ada perbedaan yang cukup terlihat ketika kamu makan menggunakan sumpit di restoran Cina, Jepang, atau Korea. Ternyata, meski ketiga negara merupakan mayoritas pengguna sumpit, tapi mereka memiliki ciri khas sumpit masing-masing. Penasaran apa aja perbedaannya? Langsung simak aja yuk!
Hashi atau otemototo, sebutan sumpit di negeri Sakura ini memiliki ukuran paling pendek di antara dua negara lainnya. Hal ini dikarenakan orang Jepang terbiasa makan dengan mangkuk sehingga jarak antara mulut dan mangkuk nggak terlalu jauh. Selain untuk makan, sumpit juga digunakan untuk alat memasak. Bahan yang sering digunakan adalah bambu atau kayu namun ada pula yang terbuat dari logam bahkan jambrud. Peletakan sumpit di Jepang ditaruh dalam posisi horizontal dari sisi pengguna. Karena biasanya, makanan udah disajikan dalam bentuk bento atau udah dibagi-bagi secara individu. Untuk bentuk, ujung sumpit cenderung meruncing dan berbentuk bulat. Agar pegangan lebih kuat dan mudah digunakan. Ujung runcing tersebut ternyata juga disesuaikan dengan makanan orang Jepangyang suka memakan ikan, sehingga mempermudah saat mengambil tulang ikan.
Sumpit Korea atau biasa disebut jeotgarak, memiliki bentuk yang cukup berbeda dibandingkan negara lain. Bentuknya lebih ramping dan cenderung pipih. Sumpit Korea memiliki ukuran yang sedikit lebih panjang dari sumpit Jepang. Sedangkan untuk bahan, sumpit Korea biasa terbuat dari logam. Jadi dibutuhkan sedikit kepiawaian dalam menggunakan sumpit ini karena cenderung licin. Sumpit yang terbuat dari bahan logam ini nggak lepas dari sejarah. Pada masa kerajaan Korea, sumpit berbahan emas, perak dan kuningan. Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya racun arsenik yang ada di dalam makanan. Karena sumpit perak akan berubah warna jika mendeteksi adanya racun arsenik. Namun kini sumpit Korea banyak terbuat dari bahan stainless steel.
Sumpit pertama kali ditemukan di Cina sekitar 5000 tahun lalu. Sumpit Cina atau kuaizi adalah jenis paling panjang di antara ketiga negara. Hal ini dikarenakan kebiasaan makan orang Cina di mana makanannya ditaruh di tengah-tengah meja makan, sehingga membutuhkan sumpit yang sedikit lebih panjang agar mudah menjangkau makanan tersebut. Sumpit Cina ada yang berbentuk panjang dan persegi panjang. Sedangkan ujungnya berbentuk tumpul untuk memudahkan mengambil makanan yang berbentuk bulat dan kecil seperti nasi dan kacang-kacangan. Sumpit Cina biasanya terbuat dari kayu atau bambu. Namun belakangan bahan yang populer adalah melamin karena mudah dibersihkan dan digunakan kembali.
Kalau di Indonesia, sepertinya jenis sumpit yang paling populer adalah sumpit Cina dan Jepang. Karena makanan negara ini cukup mudah ditemukan. Sedangkan restoran Korea baru hadir beberapa tahun terakhir. Jadi nggak heran kalau kamu jarang menemukan sumpit berbentuk pipih dan berbahan logam. Nah, buat kamu kira-kira jenis sumpit yang mana sih yang penggunaannya lebih gampang?