Topeng Bali merupakan salah satu seni kerajinan yang berasal dari Pulau Dewata. Topeng Bali kerap disajikan dalam bentuk pertunjukkan, mulai dari tarian, teater, hingga performance atau gabungan dari ketiganya. Untuk mengenali lebih jauh mengenai topeng Bali ini, mari simak ulasannya berikut ini, ya.
Siapa yang tidak tahu dengan topeng? Topeng merupakan penutup wajah dengan karakter yang beragam. Topeng juga kerap dimanfaatkan sebagai hiburan, mainan, panjangan, dan lain sebagainya. Bahan pembuatan topeng pun beragam, mulai dari kertas, kayu, bahkan ada yang dibuat dengan menggunakan tanah liat.
Bali menjadi salah satu daerah yang budayanya sudah terkenal hingga ke mancanegara. Bahkan, beragam keseniannya pun begitu unik dan menarik, membuat mata yang memandang akan terpana. Inilah salah satu alasan mengapa kesenian Bali masih bertahan hingga saat ini.
Seni topeng merupakan salah satu kesenian Bali yang cukup terkenal. Jika dilihat dari pembuatannya, topeng termasuk dalam jenis pahat. Namun, seni ini juga masuk ke dalam seni pertunjukkan, karena tarian Bali umumnya menggunakan topeng sebagai properti.
Kesenian ini pun sudah ada sejak zaman prasejarah, loh. Biasanya kesenian ini kerap dijumpai di tengah masyarakat yang menganut kepercayaan animise dan dinamisme. Masyarakat di sana pun percaya, bahwa topeng yang dijadikan sebagai pajangan maupun tari topeng dapat menjadi penolak bala, menyebuhkan penyakit, menunrunkan hujan, dan lain sebagainya.
Tarian topeng Bali, sebenarnya sudah ada sejak zaman pemerintahan raja Jaya Pangus yakni sekitar abad X. Hal ini tertera pada kumpulan prasasti Jaya Pangus yang menyatakan bahwa ada pertunjukan yang mempergunakan alat-alat penutup muka alias topeng.
Pada prasasti Blantih (1059 Masehi) juga mengungkapkan topeng sudah dikenal dan kerap dijadikan sebagai properti di sebuah pertunjukan. Ada pula prasasti lainnya yakni Ularan Plasraya yang menyebutkan pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel (1460-1550) menaklukan Kerajaan Blambangan maka dirampaslah beberapa barang yang salah satunya adalah peti topeng.
Sudahkah kalian tahu apa sih sebenarnya fungsi dari pertunjukan ini? Nah, kami ingin sedikit menjelaskan mengenai hal ini nih. Bahwa fungsi pertunjukan topeng yaitu sebagai pengiring upakara dan upacara di pura maupun di luar pura menyerupai upacara Dewa Yadnya, upacara Rsi Yandya, upacara insan dan upacara Pitra Yadnya.
Sedangkn yang dipentaskan pada upacara Pitra Yadnya yakni seperti pertunjukan topeng yang sering mengambil lakon naga banda pada upacara nyambutin umumnya mengambil lahirnya Kebo Iwa dan lainnya.
Perlu pembaca ketahui, bahwa topeng Bali bukanlah sekadar hiburan semata. Sebab, di baliknya terdapat arti dan makna tersendiri. Umumnya, tarian topeng bali berisikan pengetahuan lokal. Jalan ceritanya pun berasal dari riwayat sejarah atau kisah-kisah legenda. Atau bisa juga menceritakan sejarah garis keturunan kerajaan yang dibawan dalam adegan kehidupan sehari-hari.
Selain itu, tarian topeng Bali juga bisa menceritakan perihal upaya penaklukan kerjaan lain atau upaya evakuasi seseorang. Saat pertunjukan berlangsung, nantinya akan ada yang memerankan kerajaan lawan dengan memakai kostum atau kedok yang asing. Bahkan, ada pula seseorang yang berperan dengan kostum lucu, yang bertugas untuk mengundang decak kagum dan tawa penonton agar tidak terlalu tegang.
Namun, kita tidak bisa menyaksikannya setiap waktu, ya. Sebab, tari topeng Bali hanya ada pada hari-hari tertentu saja. Misalnya adalah Toepng Sang Hyang Dedari atau Sang Hyang Legong. Tarian tersebut umumnya akan dipentaskan di desa Ketewel Gianyar pada hari raya Pagerwesi. Ada pula tari topeng Brutuk atau Betara Brutuk yang dipentaskan di Desa Trunyan Kintamani.
Setelah membaca pembahasan sebelumnya, mungkin ada pertanyaan yang memenuhi isi kepala kita, yakni “Mengapa topeng jadi sarana utama tarian?”. Sebenarnya topeng yang digunakan penari bertujuan untuk menunjukkan tokeh yang mereka perankan.
Ada penari yang memakai topeng penuh hingga menutup seluruh wajah dan ada pula yang memakai hanya setengahnya saja (mulai dari dahi hingga rahang atas). Biasanya tokoh yang menggunakan topeng penuh tidak perlu berdialog langsung. Di sisi lain, tokoh yang memakai topeng setengah akan berdialog dengan menggunakan bahasa Kawi dan Bali.
Topeng dapat dikelompokkan berdasarkan pada strata sosial lakon yang ditampilkan. Adapun jenisnya yakni mulai dari topeng keras yang menggambarkan sosok petarung, topeng tua menggambarkan sosok sesepuh, topeng bondres menggambarkan sosok rakyat biasa, dan topeng ratu yang menggambarkan kalangan bangsawan.
Ada pula beberapa jenis topeng khusus yang digambarkan dengan bentuk tertentu, seperti topeng calonarang, topeng jauk, dan topeng telek. Topeng calonarang, menggambarkan sosok yang buruk rupa, gigi betaring, serta mata yang mebelalak. Topeng ini menjadi sebuah lambang kejahatan.
Sementara topeng jauk, berbentuk peralihan antara manusia serta raksasa yang berwatak kasar. Topeng ini merepresentasikan makhluk yang membantu Barong dalam menghadapi Rangda. Lalu ada topeng telek yang berupa sosok dengan wajah dan watak yang halus, topeng dengan karakter ini dikenal sebagai sekutu dari Barong.
Terakhir yakni topeng Barong Dingkling dengan ciri khas penampilannya yang meloncat-loncat dan terpisah-pisah sat sama lain untuk mencari sasarannya. Lalu ada jenis topeng Rangda yang sangat mengerikan karena menggambarkan sifat kejahatan dalam dramatari Calonarang. Ada juga topeng babad yang menggunakan babad sebagai sumber lakonnya.
Di Bali, seni topeng ini dibagi menjadi tiga golongan, di antaranya yakni topeng Wali (topeng keramat), topeng Bebali (tari topeng pengantar upacara adat), dan tari topeng Bali-balihan beurra (pertunukan tari topeng yang sekuler atau hanya untuk hiburan semata). Dalam pertunjukan dramatari di Bali terdapat tiga bentuk, yakni topeng Pajegan, topeng Panca, dan topeng Prembon. Untuk mengetahui lebih jelas tentang ketiganya, mari simak masing-masing penjelasannya berikut ini:
Topeng Pajegan merupakan salah satu seni yang termasuk ke dalam golongan topeng Wali. Di mana ia berfungsi untuk sarana upacara keagamaan. Umumnya, topeng Pajegan dibawakan oleh seorang penari yang harus memainkan semua peran di dalam cerita.
Pajegan sendiri mengacu pada kegiatan pedesaan masyarakat bali agratis yang diartikan sebagai pemborong. Kisah berkembang dengan seutuhnya melalui satu orang pemain saja. Tema yang dibawakan pun berasal dari berbagai sumber, mulai dari babad, cerita semi sejarah, dan lainnya dengan puncak pertunukan adalah penampilan Sidhakarya.
Maka dari itu, penari topeng Pajegan haruslah seseorang yang memiliki tingkat spiritual yang tinggi. Sebab, ia akan mengemban tugas dan tanggung jawab yang besar. Di mana ia juga harus memberikan pencerahan kepada penonton mengenai inti dari upacara tersebut, tujuan upacara, dan apa akibatnya jika upacara tidak dilaksanakan.
Seorang penari topeng Pajegan merupakan seorang orator yang telah berpengalaman serta memiliki kemampuan dalam bercerita sebagaimana seorang dalang dalam pertunjukan wayang kulit di Jawa.
Yang kedua ada topeng Panca, sendratari yang satu ini merupakan perkembangan dari topeng Pajegan. Namun, topeng Pajegan hanya dibawakan oleh satu orang saja dengan memainkan segala peran.
Sedangkan topeng Panca dibawakan oleh lima orang penari. Awalnya, tarian ini muncul di Denpasar sekitar tahun 1915 silam. Kemudian tarian ini mulai berkembang menjadi topeng Sapta. Pada tarian topeng Sapta ada tambahan penari Putri dan Condong.
Topeng Prembon adalah kombinasi dari topeng Panca, Bondres, dan Arja. Meski demikian, unsur pertunjukannya tetaplah dominan. Bisa dibilang topeng Prembon ini merupakan seni pertunjukan yang masih muda dan mengutamakan penampilan tokoh-tokoh lucu untuk menampaikan homur yang segar bagi penonton.
Prembon sendiri berasal dari kata per-imbuh-an, yang seseungguhnya merupakan drama tari yang diciptakan dengan cara menggabungkan berbagai unsur-unsur tari Bali yang telah ada. Lakon yang ditampilan pada umumnya bersumber dari cerita babad dan semi sejarah lainnya sebagaimana halnya drama tari. Di daerah Gianyar, Prembon banyak memasukkan unsur-unsur Arja dan gambuh yang disebut dengan Tetantrian.
Itulah sejarah mengenai kesenian topeng Bali, Semoga artikel yang kami berikan ini dapat menambah ilmu pengetahuan mengenai kebudayaan Bali.