Kalimat itu biasanya juga akan bersamaan atau terkait juga dengan istilah yang tidak kalah populenya, kidz atau kids zaman now. Banyak yang bilang, generasi micin merujuk pada anak jaman sekarang yang melakukan hal bodoh karena nggak berfikir lebih dahulu.
Apa benar micin bikin bodoh?
Lebih absurdnya lagi, banyak warganet yang menganggap bahwa mreka terlalu banyak mengkonsumsi penyedap rasa. Sehingga, anak-anak zaman sekarang tersebut 'tidak memakai otak dalam bertindak'.
MSG memberikan rasa gurih dan nikmat pada berbagai macam masakan, walaupun masakan itu sebenarnya tidak memberikan rasa gurih yang berarti. Penambahan MSG ini membuat masakan seperti daging, sayur, sup berasa lebih nikmat dan gurih (Anonimous 2006). MSG atau micin atau vitsin, banyak di kenal sebagai salah satu dari tiga jenis bumbu dasar selain garam dan merica. Namun, mengkonsumsi MSG dalam jumlah berlebihan dapat merusak kesehatan Anda. Yang jadi pertanyaan adalah efek kebanyakan micin atau MSG bagi kesehatan.
Berikut Efek samping kebanyakan mengkonsumsi monosodium glutamat (MSG) atau juaga yang di kenal dengan nama vitsin (micin)
1. Kerusakan Otak
Sulit untuk membayangkan bahwa penyedap makanan yang umum digunakan ini sebenarnya berbahaya, bahkan dapat menyebabkan seperti kerusakan otak yang serius. Namun kenyataannya memang demikian, mengkonsumsi MSG secara rutin dapat menyebabkan degenerasi otak dan sel-sel sistem saraf. Pertama, penting untuk mengetahui bagaimana MSG dapat mempengaruhi otak. Setelah Anda mengonsumsi makanan yang kaya MSG, selanjutnya MSG masuk ke aliran darah sebelum menuju ke otak. Setelah di otak, pada dasarnya MSG hanya merangsang sel-sel otak untuk berpikir bahwa apa yang kita makan rasanya lezat.
Sayangnya, overstimulating otak seperti itu dapat menyebabkan kelelahan dan kematian sel-sel otak Anda dan ada benarnya jika orang yang bilang micin bisa membuat Otak Lemot.
2. Kegemukan
Jika Anda sedang merasakan kesulitan untuk menurunkan berat badan , sepertinya MSG bisa menjadi salah satu penyebabnya. Studi telah berulangkali menghubungkan excitotoxin dan obesitas. Karena MSG efektif dalam merangsang pikiran untuk menjadi kecanduan rasa, maka secara otomatis kita mengembangkan keinginan untuk makan-makanan yang tinggi MSG.
3. ADD dan ADHD
Anak-anak, bahkan bayi yang belum lahir seringkali menjadi korban umum monosodium glutamat. Otak Janin serta anak-anak sepenuhnya masih berkembang. Perkembangan ini dapat dengan mudah terganggu oleh bahan kimia berbahaya seperti eksitoksin.
Jika Anda sedang hamil, maka disarankan agar menghilangkan, atau setidaknya mengurangi MSG untuk makanan sehari-hari. Jika tidak maka ada kemungkinan jika MSG dapat menyebabkan janin mengembangkan Attention Deficit Disorder atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau bahasa kitanya Anak dengan Hiperaktif. Hal ini karena MSG akan masuk kedalam aliran darah, dan pada akhirnya akan dengan mudah mencapai janin yang sedang berkembang. Orang usia tua juga rentan untuk mengembangkan neuro-degeneratif penyakit karena eksitoksin.
Bahkan, penelitian telah menunjukkan kemungkinan MSG terkait dengan penyakit Alzheimer.
4. Sindrom Chinese Food
Sindrom Makanan Cina (atau disebut juga MSG Symptom Complex) mengacu pada beberapa penyakit kesehatan umum, yang mungkin akan dialami setelah mengonsumsi makanan yang kaya MSG. Sindrom ini disebut Sindrom makanan Cina karena makanan Cina dikenal karena mengandung MSG tinggi. Ketika seseorang mengalami sindrom ini, maka ia akan keringat dan mulai merasa mati rasa di sekitar mulut. Nyeri dada, jantung berdebar, kelelahan dan sakit kepala juga reaksi umum karena MSG.
Jadi tidak salah juga jika istilah "Generasi micin" di tujukan pada anak jaman sekarang yang melakukan hal bodoh karena nggak berfikir lebih dahulu.