Menumpuknya pekerjaan selama work from home belakangan membuat kamu sakit kepala? Atau masalah demi masalah yang muncul selama pandemi membuat kepalamu sakit bahkan sejak bangun tidur?
Well, sakit kepala memang kondisi yang bisa muncul kapan saja dan dipicu oleh banyak hal, salah satunya adalah stres. Karena penyebabnya berbeda, tentu sakit kepala akibat stres membutuhkan penanganan yang berbeda. Penasaran seperti apa? Simak ulasan berikut.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengetahui penyebab sakit kepala yang kamu alami. Pada dasarnya, sakit kepala disebabkan oleh penyakit--baik ringan atau berat--dan stres atau tekanan hidup.
Sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit ringan umumnya terasa di area dahi, pipi, dan alis serta juga bisa disertai demam. Sakit kepala yang mengindikasikan masalah medis yang lebih serius dapat ditandai dengan gejala berikut:
Kalau kamu merasakan gejala di atas, jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Lawan ketakutan akan penyakit serius. Kondisi medis serius di satu sisi memang menakutkan. Namun, mengetahui kondisi medis--termasuk sumber penyakit--dengan cepat akan lebih baik karena membuatmu dapat menerima pengobatan dan perawatan sesegera dan seoptimal mungkin.
Nah, waktunya bicara soal sakit kepala akibat stres. Pada umumnya stres menimbulkan sakit kepala tegang. Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit dalam skala ringan hingga sedang yang biasanya muncul di bagian depan, atas, atau sisi kepala.
Ketika stres, tubuh akan memproduksi sejumlah hormon stres yang akan menghentikan beberapa fungsi tubuh yang tidak diperlukan, misalnya pencernaan. Hormon-hormon tersebut adalah adrenalin, kortisol, dan norepinefrin.
Pada saat itu juga, hormon adrenalin dan kortisol yang diproduksi tubuh akan meningkatkan detak jantung dan menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang berguna untuk mengalirkan darah ke beberapa bagian tubuh, seperti kaki dan tangan, sebagai bentuk reaksi fisik.
Jantung jadi memusatkan aliran darah ke bagian tubuh bawah sehingga membuat otak kekurangan asupan darah yang kaya oksigen. Hal inilah yang menyebabkan kamu merasa sakit kepala saat stres. Selain itu, ketegangan otot yang terjadi di bagian kepala akibat stres turut memicu timbulnya sakit kepala.
Kamu disarankan untuk tidak membiarkan sakit kepala akibat stres. Bukan tidak mungkin stres dapat memperparah sakit kepala yang sudah ada. Berikut adalah beberapa langkah sederhana yang bisa kamu coba untuk meredakan sakit kepala akibat stres.
Meski terkesan sederhana, mengompres kepala dengan air dingin atau hangat cukup melegakan. Caranya mudah banget. Kamu tinggal mengompres bagian yang sakit sekitar 10 menit. Mengompres dapat mengurangi ketegangan otot yang menyebabkan sakit kepala.
Karena bisa memberikan efek relaksasi, mandi air hangat disarankan untuk kamu yang mengalami sakit kepala akibat stres atau kelelahan. Meski demikian, mandi air hangat juga ada aturannya. Kamu disarankan untuk mandi dengan air yang suhunya tidak lebih dari 44 derajat Celcius. Dengan mandi air hangat, kamu bisa merasakan beberapa manfaat berikut:
Kamu juga bisa mencoba relaksasi untuk meredakan sakit kepala akibat stres. Tidak perlu yang susah-susah. Cobalah untuk melakukan gerakan yoga, meditasi, atau latihan pernapasan sederhana di rumah sekitar 10 hingga 15 menit. Kabar baiknya, ada banyak panduan gerakan relaksasi yang bisa kamu ikuti dari video internet, lho!
Stres adalah alarm bahwa tubuhmu butuh istirahat. Sebisa mungkin, jangan kurangi kualitas tidurmu untuk bekerja atau beraktivitas. Kamu juga disarankan untuk beristirahat atau menenangkan pikiran sejenak di tengah aktivitas yang padat. Jika sakit kepala tegang mulai terasa, jangan ragu--apalagi merasa bersalah--untuk mengambil jeda. Jangan lupa, istirahatmu juga menentukan kualitas dan produktivitasmu.
Untuk mencegah sakit kepala akibat stres, tidak ada salahnya kamu kembali menjalani aktivitas selain bekerja. Ada banyak kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi dan mencegah stres, mulai dari olahraga, memasak, berkebun, mendengarkan musik, menonton film komedi, mengobrol dengan keluarga atau sahabat, hingga menjalankan hobi.
Rutinitas atau aktivitas yang itu-itu saja tak jarang membuatmu bosan dan jenuh yang lama-kelamaan bisa memicu stres--terlebih, di masa pandemi seperti sekarang. Itulah sebabnya, kamu disarankan untuk mencoba aktivitas baru atau menekuni kegiatan yang kamu anggap mengasyikkan.
Pola makan sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Ingatlah bahwa apa yang kamu makan dapat memengaruhi kerja sel tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan cara tubuh merespons stres.
Sekitar 95% hormon serotonin yang membantu tubuh mengelola suasana hati, diproduksi di saluran pencernaan yang dikelilingi jutaan sel saraf. Serotonin merupakan salah satu zat yang dapat menghasilkan emosi bahagia, berperan dalam mengurangi rasa sakit, serta membantu tubuh mengatur waktu tidur dan nafsu makan.
Menurut penelitian, kebiasaan mengonsumsi makanan sehat seperti gandum utuh, buah, ikan, sayuran, dan daging rendah lemak mampu menurunkan risiko depresi hingga 35%. Sebaliknya, kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat seperti makanan yang terbuat dari gula olahan dan lemak jenuh, bisa berdampak negatif pada otak. Jadi, penting bagi kamu untuk selalu memperhatikan pola makan, terutama di tengah padatnya aktivitas.
Sering mendengar bahwa selflove (menyayangi diri sendiri) adalah cara ampuh untuk melawan stres? Nah, memperhatikan asupan makanan sama dengan selflove, lho!
Jika sakit kepala akibat stres tidak tertahankan, kamu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti paracetamol. Akan tetapi, jangan lupa untuk mengonsumsinya sesuai dosis dan aturan pakai. Jika sakit kepala tidak membaik bahkan malah memburuk dalam tiga hari, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter.