Pembusukan memiliki nama lain dekomposisi. Proses ini membuat objeknya (makhluk hidup) berubah secara kimia dan mengalami kerusakan tertentu. Subjek yang melakukan dekomposisi disebut dekomposer. Organisme yang biasanya berperan dalam dekomposisi adalah jamur, bakteri, belatung, dan semut. Definisi dari pembusukan sendiri adalah keadaan ketika jaringan lunak di tubuh dihancurkan melalui autolisis dan aktivitas mikroorganisme tertentu.
Pertama, terkait autolisis. Autolisis mengakibatkan kerusakan pada jaringan dan organ. Penyebabnya adalah enzim intraseluler, sehingga bagian yang mengandung enzim akan lebih cepat rusak dibandingkan yang tidak mengandung enzim. Tidak ada pengaruh mikrooganisme lain dalam autolisis. Enzim yang menyebabkan autolisis tersebut dilepaskan oleh sel-sel yang sudah mati. Bagian pertama yang terkena adalah nukleoprotein baru sitoplasma. Setelah itu akan terjadi kehancuran dinding sel karena jaringan menjadi lebih lunak.
Kedua, terkait aktivitas mikroorganisme. Ketika kandungan oksigen telah sangat menurun, lingkungan menjadi anaerob dan menjadi tempat yang sangat baik bagi subjek pembusukan. Pada manusia atau hewan, penyebab utama pembusukan adalah mikroorganisme Clostridium welchii yang ada pada usus besar. Bakteri itu biasanya menggumpal di rongga jaringan dan banyak memproduksi gelembung gas.
Terdapat 5 tahapan dekomposisi, yaitu:
Ditandai dengan adanya penggelembungan pada tubuh. Hal ini akan mengundang lalat yang meletakkan telurnya di daerah tertentu, seperti mata, mulut, telinga, dan hidung.
Gas yang dihasilkan oleh mikroorganisme anaerob menyebabkan penggelembungan pada perut objek. Suhu internal mengalami kenaikan karena aktivitas dekomposer dan larva lalat. Karena mengalami penggelembungan, maka cairan dalam tubuh menjadi keluar.
Kerusakan kulit mulai terjadi dan gas keluar dari tubuh. Di tahap ini, larva lalat telah menyelesaikan siklusnya dan bersiap meninggalkan objek.
Bagian tubuh yang tersisa akan menjadi kering. Lalat mulai berkurang dan yang hadir adalah kumbang.
Tahap ini merupakan tahap akhir dekomposisi dan tinggal menyisakan tulang belulang serta rambut.
Proses dekomposisi dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya adalah:
Sedangkan faktor eksternalnya adalah:
Pembusukan Pada Makanan
Bukan hanya pada makhluk hidup, pembusukan juga dapat terjadi pada makanan. Ketika busuk, kualitas makanan akan menjadi berkurang dan nilai gizinya pun hilang. Makanan yang telah rusak tersebut akan menjadi berbahaya jika dimakan oleh manusia.
Perbandingan daging segar dan daging rusak.
Penyebab dekomposisi pada makanan ini bisa karena enzim, oksidasi, dan mikroorganisme. Berbagai subjek yang berperan, seperti jamur, bakteri, ragi, kelembapan, suhu, dan reaksi kimia.
Dekomposisi pada makanan sebenarnya dapat dikenali dengan mudah. Biasanya tampak dari penampilan, baik itu warna, tekstur, bau, dan rasa. Makanan yang telah rusak biasanya memiliki warna yang tampak tidak segar, tekstur berubah, bau dan rasanya tidak sedap.
Apakah dekomposisi makanan bisa dicegah? Tentu bisa dengan beberapa cara berikut.
Perlu kamu ingat bahwa tidak semua proses pembusukan makanan merugikan. Fermentasi, misalnya. Meski termasuk kategori dekomposisi, namun sering dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis makanan.