Saat Robert Pattinson pertama kali diumumkan menjadi Batman, banyak orang yang meragukan keputusan tersebut. Tak sedikit yang merasa efek karakter vampir romantis pada film twiligh terlalu melekat kepadanya.
Walau sempat diragukan, Pattinson berhasil membuktikan bahwa dia adalah sosok yang tepat memerankan Brue Wayne di The Batman.
Sutradara Matt Reeves menciptakan Batman dengan ciri khas tersendiri di filmnya dan Pattinson adalah orang yang tepat untuk Batman ciptaannya Reeves. Pattinson berhasil menampilkan Batman yang masih canggung, cenderung penyendiri, dan mengintimidasi. Image Edward Cullen yang melekat pada Pattinson langsung lenyap begitu saja.
Baca juga: Sinopsis Film Uncharted, Aksi Tom Holland Memburu Harta Karun
Tak cuma Robert Pattinson, Zoe Kravitz juga tampil bersinar sebagai Selina Kyle yang penuh daya magnet. Begitupun dengan Andy Serkis pemeran Alfred, sang butler setia yang membawa sisi manusiawi dalam dinamika sang karakter utama.
The Batman adalah film yang memiliki durasi 2 jam 56 menit atau hampir 3 jam lho otakers!
Untuk ukuran film solo superhero, The Batman memiliki durasi yang cukup panjang. Namun, durasi selama itu sama sekali enggak membuat film ini terasa membosankan bahkan enggak terasa 3 jam berlalu.
Penasaran, bagaimana jalan cerita film The Batman kali ini?
Sinopsis Film The Batman
Kota Gotham berada di titik nadir. Kepercayaan publik terhadap para pemimpinnya merosot. Kriminalitas merajalela di jalanan. Di masa-masa kelam ini, dari kegelapan malam muncul satu sosok misterius yang membawa teror kepada penjahat lewat lampu sorotnya yang mengarah ke langit.
Batman (Robert Pattinson) memperkenalkan dirinya sebagai sang pembalas dendam, Mengamuk dan menghajar penjahat dengan brutal tanpa ampun, sosok ini menyimpan rasa dendam dan amarah atas kehidupan masa lalunya.
Emosi yang ternyata membuncah kembali lewat kehadiran satu musuh baru: The Riddler (Paul Dano).
Berbeda dari penjahat biasa, The Riddler mengincar tokoh-tokoh penting di Gotham. Tak cuma dibunuh secara sadis, setelah mati pun para korban dipermalukan. Dosa-dosa mereka diekspos, ditelanjangi di muka publik.
Di setiap TKP, The Riddler meninggalkan satu “cinderamata”: sebuah kartu ucapan berisi teka-teki yang dialamatkan untuk Batman. Tak cuma itu, ia berjanji akan mengambil nyawa petinggi Gotham lainnya.
Penelusuran Batman bersama Detektif Polisi James Gordon (Jeffrey Wright), atas kematian sang Wali Kota menuntunnya ke kelab malam milik Oz alias Penguin (Colin Farrell). Meski Penguin ngeles dan mengaku tak tahu apa-apa, seorang gadis pelayan di kelab tersebut berlaku mencurigakan.
Batman menguntit sang pelayan wanita, Selina Kyle alias Si Catwoman (Zoe Kravitz), yang kala tengah malam menyelinap masuk ke TKP pembunuhan sang Wali Kota Gotham.
Meski memiliki agenda berbeda, Batman dan Catwoman akhirnya bekerja bersama untuk menyingkap teka-teki berdarah The Riddler, sekaligus kebusukan yang melingkupi Gotham.
The Batman menawarkan perspektif baru dalam melihat karakter ikonis ini. Di film kali ini yang muncul adalah Batman yang penuh amarah, berupaya mencari pembalasan atas traumanya yang belum tuntas sejak kecil.
Di luar ini, sutradara Matt Reeves—yang juga ikut menulis naskah—menyisipkan satu topik yang terasa sangat familier dengan kondisi di dunia nyata. Bahwa kelakuan para pejabat Gotham yang korup dan bobrok, bukan hal yang asing di kehidupan yang sebenarnya.
The Dark Knight (2008) selalu disebut sebagai film Batman terbaik selama ini. Siapa sangka, Matt Reeves sukses membuat film Batman yang kualitasnya setara dengan The Dark Knight!
Enggak diragukan lagi bahwa The Batman merupakan masterpiece karya Reeves yang kembali memasang standar baru untuk film superhero.