Secara kimiwai, halogen merupakan unsur nonlogam yang paling reaktif. Berikut ini reaksi-reaksi halogen yang sering ditemui, yaitu reaksi halogen dengan unsur logam, unsur golongan IV A, VA, halogen lainnya, gas hidrogen, air, basa kuat, dan dengan halida.
Sebelum dibahas reaksi halogen, alangkah baiknya kalau sobat tahu lebih dulu perbedaan halogen dengan halida. Kalau halogen berarti kita sedang membicarakan unsur golongan VIIA, misalnya F2, Cl2, Br2, I2, sedangkan halida berarti kita sedang membicarakan golongan VIIA yang sudah dalam bentuk senyawa, misalnya KCl, NaBr dll.
Reaksi halogen dengan unsur logam,baik logam golongan A maupun golongan B dapat langsung membentuk garam dan reaksinya berlangsung dengan hebat.
Contoh:
Na(s) + ½ Cl2(g) → NaCl(s)
Na(s) + ½ Br2(g) → NaBr(s)
Fe(s) + Cl2(g) →FeCl2(s)
Kecuali dengan karbon, halogen dapat bereaksi dengan langsung dengan semua unsur golongan IVA membentuk senyawa halida.
Contoh:
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(s)
Kecuali dengan N2, halogen dapat bereaksi langsung dengan unsur golongan VA pada suhu kamar.
Contoh:
P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl3(g)
Reaksi halogen dengan unsur halogen lainnya dapat membentuk senyawa antarhalogen dengan rumus molekul XYn, dimana Y lebih elektronegtif daripada X dan n merupaka bilangan ganjil.
Contoh:
I2(g) + 3F2(g) → 2IF3(g)
I2(g) + 5F2(g) → 2IF5(g)
Br2(g) + Cl2(g) → 2BrCl(g)
Reaksi halogen dengan gas hidrogen berlangsung dengan sangat hebat membentuk gas hidrogen halida.
Contoh:
H2(g) + F2(g) → 2HF(g)
Fluorin dapat mengoksidasi air dan menghasilkan gas oksigen.
F2(g) + H2O(l) → 2HF(aq) + ½ O2(g)
Jika gas klorin dialirkan ke dalaam air, klorin akan mengalami reaksi disproporsionasi (autoredoks).
Cl2(g) + H2O(l) ↔ HCl(aq) + HClO(aq)
Reaksi tersebut berada dalam kesetimbangan sehingga di dalam air masih tetap ada gas klorin (sebagai Cl2). Larutan ini disebut sebagai air klorin. Br2 dan I2 dalam air tidak bereaksi dan larutannya disebut dengan air bromin dan air iodin.
Kecuali F2, semua halogen di dalam basa kuat akan mengalami reaksi disproporsionasi (autoredoks). Reaksi yang terjadi dipengaruhi oleh suhu.
Pada suhu rendah:
X2(g) + 2OH–(aq) → X–(aq) + XO–(aq) + H2O(l)
Pada suhu tinggi:
3X2(g) + 6OH–(aq) → 5X–(aq) + XO3–(aq) +3H2O(l)
Dengan memperhatikan nilai potensial elektrode dari masing-masing halogen,maka halida dapat dioksidasi oeh halogen yang mempunyai daya oksidasi lebih tinggi. Nilai potensial elektrode halogen adalah:
F2(g) + 2e– → 2F–(aq) Eo = +2,87 V
Cl2(g) + 2e– → 2Cl–(aq) Eo = +1,36 V
Br2(g) + 2e– → 2Br–(aq) Eo = +1,07 V
I2(g) + 2e– → 2I–(aq) Eo = +0,54 V
Perhatikan reaksi berikut:
2Cl–(aq) + F2(g) → 2F–(aq) +Cl2(g) Eo= +1,51 V (reaksi spontan)
2Cl–(aq) + Br2(g) → Cl2(g) + 2Br–(aq) Eo = -0,30 V (reaksi tak spontan)
Dari dua reaksi tersebut dapaat disimpulkan, jika halida direaksikan dengan halogen yang terletak di atasnya dalam sistem periodik unsur periodik, halida tersebut akan mengalami oksidasi menghasilkan halogen. Sebaliknya, halogen akan mengalami reduksi menjadi halida. Akan tetapi, hal yang sebaliknya tidak dapat terjadi, sebab akan mempunyai potensial reaksi yang bernilai negatif.
Penerapan reaksi tersebut dalam reaksi molekuler adalah sebagai berikut.
2KCl(aq) + F2(g) → 2KF(aq) + Cl2(g) (reaksi berlangsung spontan)
KCl(aq) + Br2(g) (reaksi tidak berlangsung spontan, biasanya diberikan tanda panah coret, tapi tidak bisa saya masukan karena simbolnya tidak ada, hehe)
Dengan demikian, halogen dapat mendesak halida di bawahnya dari suatu senyawa.
F2 dapat mendesak Cl–, Br–, dan I– dari senyawanya, misalnya
Cl2 dapat mendesak Br– dan I–, misalnya:
Br2 dapat mendesak I– dari senyawanya, tetapi tidak dapat mendesak Cl– dan F– dari senyawanya, misal:
Demikian ulasan mengenai Senyawa Halogen. Semoga bermanfaat…..