Siapakah Anies Baswedan? Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan nama ini sejak beliau menjadi salah satu calon Presiden lewat konvesni Partai Demokrat, dan sebelum itu kita juga sudah terlebih dahulu mengenalnya lewat Gerakan Indonesia Mengajar yang beliau dirikan.
Anies Baswedan |
Tapi, apakah teman-teman tahu bagaimana latar belakang kehidupan dari Anies Baswedan yang sebenarnya? Bagaimana usaha yang beliau lakukan sehingga bisa menjadi seperti sekarang ini? Ataukah teman-teman hanya mengenal namanya saja. dan sama sekali tidak tahu menahu tentang jatuh bangun beliau dalam membangun karir dan kesuksesannya hingga bisa seperti hari ini?
Mari kita simak sebuah tulisan di bawah ini, yang akan menceritakan tentang siapa Anies Baswedan. Sehingga kita berkaca dari pengalaman beliau untuk membangun kesuksesan kita di hari ini dan di masa yang akan datang. Selamat membaca!
Siapa Anis Baswedan?
Anies Baswedan terlahir dengan nama lengkap Anies Baswedan Ph.D. Beliau lahir di Kuningan, Jawa Barat pada 7 Mei 1969 dari pasangan Drs. Rasyid Baswedan, yang merupakan seorang dosen di Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia dan Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd. yang merupakan guru besar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yoryakarta.
Beliau adalah seorang intelektual dan akademisi, selain itu beliau juga merupakan cucu dari seorang pejuang kemerdekaan, yaitu Abdurrahman Baswedan, yang juga merupakan seorang jurnalis dan diplomat yang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Penerangan pada masa revolusi fisik.
Istrinya adalah Fery Farhati Ganis, seorang sarjana psikologi di Universitas Gajah Mada, dan mereka menikah pada tanggal 11 Mei 1996. Pasangan ini dikaruniai 4 orang anak, yaitu:
1. Mutiara Annisa
2. Mikail Azizi
3. Kaisar Hakam
4. Ismail Hakim
Sejak remaja sudah aktif dalam berbagai organisasi
Beliau mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun di TK Masjid Syuhada. Menginjak usia 6 tahun beliau masuk ke SD Laboratori, Yogyakarta. Setelah lulus SD, beliau diterima di SMP Negeri 5 Yogyakarta, di sana beliau ikut bergabung dengan Organisasi Siswa Intra Sekolah dan menduduki jabatan sebagai pengurus di bidang Humas yang dijuluki sebagai “Seksi Kematian” karena tugasnya memang mengabarkan berita kematian.
Beliau pernah menjadi ketua panitia tutup tahun di SMP nya. Setelah lulus SMP, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya masuk di SMA Negeri 2 Yogyakarta. Semasa SMA, beliau juga aktif berorganisasi dan terpilih menjadi wakil ketua OSIS di sekolanya.
Beliau juga pernah mengikuti pelatihan kepemimpian bersama 300 orang ketua OSIS se-Indonesia. Beliau juga terpilih untuk menjadi ketua OSIS se-Indonesia pada tahun 1985 (Apakah saat membaca ini, di antara kawan-kawan ada yang berkata: “Wah, jangankan menjadi ketua OSIS se-Indonesia, menjadi anggotanya saja tidak pernah”).
Pada tahun 1987, beliau terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar AFS dan tinggal selama satu tahun di Milwaukee, Winconsin, Amerika Serikat.
Tapi, program ini juga membuat beliau menempuh masa SMA dari biasanya. Kenapa? Karena beliau harus menempuh masa SMA selama 4 tahun dan baru lulus pada tahun1989 (beliau telat lulus karena program pertukaran pelajar bukan karena tidak lulus UN atau tidak naik kelas. Jadi, buat teman-teman yang masih duduk di bangku SMA, sebaiknya jangan berpikir kalau kalian juga tidak apa-apa jika lulus SMA selama 4 tahun, kecuali mengikuti program pertukaran pelajar).
Ketika kembali ke Yogyakarta, beliau mendapat kesempatan berperan di bidang Jurnalistik dan bergabung dengan program Tanah Merdeka di Televisi Republik Indonesia cabang Yogyakarta, dan kemudian mendapatkan peran sebagai pewawancara tokoh-tokoh nasional.
Setelah lulus SMA pada tahun 1989, beliau kemudian melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi, beliau diterima di Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Di kampus, beliau tetap aktif mengikuti organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan menjadi salah satu anggota Majelis Penyelamat Organisasi HMI, UGM.
Di fakultasnya, beliau menjabat sebagai ketua senat mahasiswa dan ikut membidangi kelahiran senat mahasiswa UGM yang telah dibekukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemudian pada kongres tahun 1992, beliau terpilih menjadi Ketua Senat Universitas dan membuat gebrakan baru dalam lembaga kemahasiswaan.
Beliau membentuk Badan Eksekutif mahasiswa (BEM) yang kemudian disahkan oleh kongres pada tahun 1993. Beliau juga ikut menginisiasi gerakan demonstrasi untuk melawan penerapan Sistem Dana Sosial Berhadiah pada bulan November 1993 di Yogyakarta.
Mendapatkan Beasiswa dari JAL Foundation
Pada tahun 1993, beliau mendapatkan beasiswa dari JAL Foundation untuk mengikuti kuliah musim panas di Sophia University, Tokyo dalam bidang kajian Asia. Bagaimana cara beliau mendapatkan beasiswa ini? Beasiswa ini beliau dapatkan setelah memenangkan sebuah lomba menulis mengenai lingkungan (jadi bukan beasiswa kesasar ya, guys!).
Setelah lulus kuliah pada tahun 1995, beliau kemudian bekerja di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM, kemudian mendapatkan beasiswa Fulbright dari AMINEF untuk melanjutkan kuliah masternya dalam bidang keamanan international dan kebijakan ekonomi di School of Oublic Affairs, di University of Maryland, College park pada tahun 1997.
Beliau juga mendapat penghargaan William P. Cole III Fellow dari universitasnya, dan lulus pada bulan Desember 1998.
Setelah lulus kuliah dari Universitas Maryland, lagi-lagi beliau mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliahnya dalam bidang ilmu politik di Northern Illinois University di tahun 1999. Selain itu, beliau juga bekerja sebagai asisten peneliti di Office of Research, Evaluation, and Policy Studies di kampus dan meraih beasiswa Gerald S. Maryanov Fellow yang hanya diberikan kepada mahasiswa NIU yang berprestasi dalam bidang ilmu politik tahun 2004.
Beliau membuat disertasi untuk doktoralnya dengan judul Regional Autonomy and Patterns of Democracy in Indonesia, yang menginvestigasi efek dari kebijakan desentralisasi terhadap daya respond dan transparansi pemerintah daerah, serta partisipasi public dengan menggunakan data survey dari 177 kabupaten/kota di Indonesia. Dan akhirnya lulus dengan gelar PhD pada tahun 2005.
Perjalanan karir
Menjadi Peneliti di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi Universitas Gajah Mada
Setelah menyelesaikan program S1 di UGM, beliau sempat menjadi peneliti dan koordinator proyek di Pusat Antar-Universitas Studi Ekonomi di UGM. Karir beliau di sana tidak berlangsung lama, karena pada tahun 1996 beliau mendapatkan beasiswa, ada program master ke Amerika Serikat (Jadi karir beliau memang dimulai dari bawah, tidak langsung naik lift menuju ke atas dan menjadi terkenal).
Menjadi Manajer Riset IPC, Inc, Chicago
Setelah selesai mengambil kuliah doktornya pada tahun 2004, beliau tidak memiliki uang sama sekali untuk kembali ke tanah air, beliau kemudian bekerja sebagai manajer riset di IPC, Inc. Chicago, yaitu sebuah asosiasi perusahaan elektronik dunia.
Dan apa yang membuatnya kembali ke Indonesia? Kecintaannya kepada Indonesialah yang membuat beliau akhirnya kembali. Bagaimana dengan kalian? Ketika kalian sudah mendapatkan karir yang bagus di luar negeri, apakah kalian akan kembali ke Indonesia atau malah menetap di sana?
Menjadi Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan
Beliau pernah bergabung dengan Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan dari sebuah lembaga non-profit yang berfokus pada reformasi birokrasi di berbagai wilayah di Indonesia dengan menekankan kerjasama antara pemerintah dengan sektor sipil.
Kenapa beliau bekerja dalam bidang ini? Tentu saja karena kepeduliaanya terhadap demokrasi, otonomi daerah, dan desentralisasi yang telah tertuang dalam disertasi dan artikel-artikelnya di sejumlah jurnal dan media (jadi, gagasan dan pemikiran beliau bukan hanya sekedar teori belaka, tapi beliau juga mengimplementasikannya di dalam kehidupan nyata).
Menjadi Direktur Riset Indonesia Institute Center
Pada tahun, beliau menjadi direktur riset The Indonesian Institute. Lembaga ini merupakan lembaga penelitian kebijakan publik yang didirikan pada bulan Oktober 2004 oleh para aktivis dan intelektual muda.
Menjadi Rektor di Universitas Paramadina
Tanggal 15 Mei 2007, ia meraih pencapaian menakjubkan dalam perjalanan karirnya. Beliau dilantik menjadi Rektor di Universitas Paramadina. Beliau menjadi rektor termuda di Indonesia karena usianya saat itu baru menginjak 38 tahun. Beliau menjadi rektor menggantikan posisi Nurcholish Madjid atau yang kita kenal sebagai Cak Nur. Perlu teman-teman ketahui kalau Cak Nur juga merupakan pendiri Universitas Paramadina.
Karena terinspirasi pidato Joseph Nye, yaitu salah satu Dekan Kennedy School of Government di Universitas Harvard, yang mengatakan “admit only the best” atau "hanya menerima yang terbaik". Maka, beliau menggagas untuk merekrut anak-anak terbaik Indonesia. Yang beliau kembangkan dengan memberikan Paramadina Fellowship atau beasiswa Paramadina yang meliputi biaya kuliah, buku dan biaya hidup.
Untuk mewujudkan gagasannya, beliau mengadopsi konsep penamaan mahasiswa yang sudah lulus, seperti yang biasa digunakan oleh Universitas di Amerika Utara dan Eropa (dengan cara titel lulusan universitas tersebut mencantumkan nama sponsornya. Misalnya menggunakan titel Paramadina Mien R. Uno Fellow).
Dan strategi ini cukup berhasil, karena 25% dari sekitar 2000 mahasiswa Universitas Paramadina berasal dari beasiswa ini (kamu juga bisa mendaftar beasiswa ini). Gebrakan lain yang beliau lakukan adalah dengan pengajaran anti korupsi di bangku kuliah yang didasari karena beliau menganggap bahwa salah satu persolan bangsa ini adalah praktek korupsi.
Yang diajarkan dalam mata kuliah ini mulai dari kerangka teoritis sampai laporan investigatif tentang praktek korupsi (mudah-mudahan saja di masa yang akan datang, ini bisa memberantas atau paling tidak bisa mengurangi korupsi berjamaah di Indonesia).
Menjadi Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar
Anies Baswedan dan Indonesia Mengajar |
Konstruksi dasar dari gerakan Indonesia mengajar ini mulai terumuskan pada pertengahan tahun 2009, saat itu beliau mulai mendiskusikan dan menguji idenya dengan berbagai pihak. Dan kemudian siap untuk mewujud ketika beberapa pihak berkenan menjadi sponsor. Proses mendesain dan mengembangkan konsep inipun dimulai pada tahun 2009, dengan membentuk tim kecil yang berkembang hingga menjadi sebuah organisasi besar seperti sekarang.
Beliau bukan hanya merupakan salah satu pendiri gerakan ini, tapi juga menjadi Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar. (Perlu dicatat, bahwa sebenarnya gagasan telah ada dalam pikiran beliau sejak beliau masih berstatus sebagai mahasiswa di UGM pada 1990-an, didasari pergaulan beliau yang belajar banyak dari seorang mantan rektor UGM periode 1986-1990, yaitu Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri atau yang biasa dipanggil Pak Koes (bukan pak pos atau pak kos).
Beliau terispirasi dari kisah Pak Koes yang menginisiasi sebuah program bernama Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM), yaitu sebuah program untuk mengisi kekurangan guru SMA di daerah, khususnya luar Jawa.
Di beberapa kasus, PTM ini justru mendirikan SMA baru dan merupakan SMA pertama di sebuah kota kabupaten di Kupang dan Pak Koes adalah inisiator sekaligus salah satu dari 8 orang yang bekerja di sana selama beberapa tahun (makanya untuk kalian para generasi muda, bijaklah dalam memilih teman bergaul. Teman bisa juga menjadi pemandu dan guru kita dengan pengalaman yang mereka miliki).
Selain Gerakan Indonesia Mengajar, beliau juga memiliki program lain yang diberi nama “Indonesia Menyala”. Program ini diawali dari hasil pengamatan sejumlah pengajar muda sejak mereka ditempatkan pada November 2010. Mereka melihat bahwa mayoritas anak didik mereka kekurangan bahan bacaan yang bermutu. Melihat kebutuhan dan sekaligus kesadaran mereka atas pentingnya buku, maka program Indonesia Menyala diluncurkan pada 15 April 2011.
Program ini membentuk perpustakaan-perpustakaan yang bertempat di wilayah para pengajar muda. Perpustakaan itu sendiri terdiri dari 2 bentuk, yaitu perpustakaan tetap (berisikan buku yang hanya digunakan di satu sekolah penempatan), dan perpustakaan berputar (berbentuk sebuah tas yang dibawa keliling oleh pengajar muda untuk dibaca oleh masyarakat sekitar).
Jadi, intinya mereka bukan sales buku ya teman-teman, tapi mereka berusaha menghilangkan sekat besar akses terhadap bacaan yang terbatas pada masyarakat di pedesaan, kalian juga bisa melakukannya, mau coba?
Ada satu lagi program yang tak kalah bagusnya dari beliau. Apakah itu? 'Kelas Inspirasi'. Jadi, kelas ini mengundang para professional yang sukses karena pendidikan untuk turun tangan berbagi cerita dan pengalaman kerja selama 1 hari di hari yang disebut dengan 'Hari Inspirasi'.
Tujuannya ada 2, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari para professional, serta agar para professional, dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan.
Menjadi Konvensi Capres Partai Demokrat
Beliau pertama kali diundang untuk terlibat mengurus negeri dengan mengikuti konvensi partai Demokrat pada tanggal 27 Agustus 2013. Bagaimana beliau bisa diundang?
Beliau menerima undangan tersebut dengan ikhtiar untuk ikut melunasi janji kemerdekaan bersama Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriarto Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusma, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan Sinyo Haris Sarundajang untuk mengikuti konvensi calon Presiden dari Partai Demokrat.
Pada 15 September 2013 di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Secara resmi beliau mendeklarasikan sebuah gagasan yang diberi judul “Indonesia Kita Semua”. Gagasan tersebut mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri. Ia membuktikan gagasan ini dengan membuat Gerakan Turun Tangan yang berhasil mengumpulkan lebih dari 30 ribu relawan tanpa bayaran hanya dalam jangka waktu 1 tahun.
Deklarasi tersebut adalah perwujudan dari semangat melunasi janji kemerdekaan yang juga merupakan misi beliau untuk negeri ini. Karena bagi beliau, apa yang tercantum di pembukaan UUD 1945 bukan hanya sebuah cita-cita, tapi juga sebuah janji yang harus dilunasi. Apakah janji itu?
- Janji untuk melindungi
- Menyejahterakan
Berikut adalah langkah yang beliau tempuh untuk melunasi janji Kesejahteraan:
Gerakan Anti Korupsi, beliau mengatakan bahwa belum terlunasinya janji kesejahteraan adalah praktek korupsi di Indonesia. Beliau beberapa kali bergabung menjadi aktivis anti korupsi atas undangan dari KPK
Tim 8 KPK, pada 2010, beliau ikut tergabung dalam Tim Verifikasi Fakta dan Hukum (Tim 8) yang diketuai oleh Adnan Buyung Nasution untuk meneliti kasus dugaan kriminalisasi Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah.
Ketua Komite Etik KPK, pada Februari 2013, beliau juga diminta oleh KPK untuk memimpin Komite Etik KPK yang bertugas memeriksa ihwal bocornya surat perintah penyidikan kasus korupsi proyek Hambalang atas nama tersangka Anas Urbaningrum (Yang sampai saat ini belum juga digantung di Monas, padahal rakyat sudah menunggu).
Mencerdaskan. Program yang diluncurkan adalah:
- Gerakan Indonesia Mengajar
- Indonesia Menyala
- Kelas Inspirasi
Membuat keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Apakah Gerakan TurunTangan itu? Gerakan Turun Tangan adalah sebuah gerakan yang didirikan oleh Anies Baswedan pada Agustus 2013, sebagai ikhtiar untuk mengajak semua orang terlibat melunasi janji kemerdekaan.
Gerakan ini mengajak semua orang untuk ikut terlibat mengurus negeri. Gerakan ini bergerak di kegiatan sosial politik untuk mendorong anak-anak muda di seluruh Indonesia untuk menjadi partisipan aktif dalam gerakan politik. Gerakan ini juga didukung sebuah platform online dengan alamat turuntangan.org. (kalian bisa mengeceknya kalau penasaran).
Gerakan ini tidak hanya sekedar mendorong beliau, tapi juga menciptakan sebuah politik yang sehat, misalnya yang dilakukan oleh Turun Tangan Bandung yang mengajak para simpatisan capres-cawapres di Pilpres 2014 untuk melakukan kampanye sehat. Kamu sudah tahu tentang gerakan ini atau belum? Atau, bahkan kamu adalah satu relawan dari gerakan ini?
Karena bukan merupakan kader Demokrat, maka sebagai bentuk kedewasaan politik, beliau mengikuti rangkaian Konveksi sampai selesai. Beberapa rangkaian Konveksi itu antara lain adalah Debat Bernegara Konveksi Partai Demokrat, yang diadakan di:
Debat Konveksi di Medan
Debat perdana beliau digelar di Istana Maimun, Medan pada 22 Januari 2014. Di sana ia mengungkapkan beberapa gagasannya, salah satunya adalah untuk merelokasi kantor BUMN ke daerah-daerah.
Karena menurut beliau, distribusi ekonomi harus merata. Beliau juga berhasil menggoreskan sejarah politik bersih dengan dukungan dari relawan tanpa bayaran, dan beliau juga tidak mengotori kota dengan spanduk (relawan ini merupakan relawan Gerakan Turun Tangan yang mendukung beliau untuk menjadi Presiden).
Debat Konveksi di Palembang
Debat kedua beliau digelar di Palembang Sport Convention Center, Palembang pada 25 Januari 2014. Di sana, beliau menekankan pembangunan dan pemerataan ekonomi sampai ke desa. Beliau menekankan bahwa pemerataan ekonomi bisa tercapai jika pembangunan infrastruktur di desa (seperti listrik, perbaikan jalan serta irigasi) sudah dibangun dengan baik.
Debat Konveksi di Bandung
Debat konveksi ketiga beliau diadakan di Hotel Harris, Bandung pada 5 Februari 2014. Beliau mengungkapkan tentang konsep kepemimpinan yang akan beliau gunakan.
Debat Konveksi di Surabaya
Debat Konveksi ini diadakan di Grand Mall, Surabaya pada 12 Februari 2014, beliau mengungkapkan beberapa gagasannya, seperti menyikapi siaran televisi yang kurang mendidik dengan cara meminta para sponsor berhenti menyokong acara tersebut sehingga acara yang muncul nantinya adalah acara yang memang berkualitas.
Sebelum pelaksanaan debat, beliau telah terlebih dahulu meluncurkan strategi politiknya yang dinamakan “Indonesia 1945” yang merupakan akronim dari "1 semangat, 9 pekerjaan, 4 janji kemerdekaan, dalam 5 tahun". Keren, bukan?
Debat Konveksi di Bali
Debat ini diadakan di Hotel Aston, Bali pada 18 Februaru 2014. Di sana, beliau fokus pada masalah kesehatan karena menurut beliau, anggaran kesehatan di Bali harus dinaikkan karena saat ini anggaran kesehatan perkapita hanya Rp. 20.000 (ini memang tergolong sangat kecil).
Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan adalah sektor pariwisata. Beliau mengusulkan agar kredit untuk usaha pariwisata dipermudah sehingga dapat mengembangkan industri (meskipun menurut saya, Bali sudah cukup bagus mengurus sektor ini).
Debat Konveksi di Balikpapan
Debat ini dilaksanakan pada 22 Februari 2014. Di sana beliau menyorot masalah perbatasan, menurut beliau ada tiga kunci pokok dalam permasalahan perbatasan. Apa saja itu?
Yang pertama adalah harus sadar di amanapun berada sama dekatnya dengan Indonesia, kedua, memastikan bahwa masyarakat di perbatasan tercukupi kebutuhannya, ketiga, gabungan antara transportasi, pendidikan, dan kesehatan.
Debat Konveksi di Bogor
Debat ini diadakan di Puri Begawan, pada 2 Maret 2014. Beliau menegaskan komitmennya untuk peningkatan kualitas manusia, karena menurut beliau "kunci kemajuan bangsa ada pada kualitas manusianya." Beliau juga menekankan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan meningkatkan aktivitas padat karya.
Debat Konveksi di Makassar
Debat ini diadakan di Makassar, pada 5 Maret 2014. Di sana, beliau menegaskan komitmennya untuk mereformasi lembaga penegak hukum. Langkah yang utama adalah dengan mengembalikan kepercayaan masyarakat pada lembaga penegak hokum dengan menempatkan orang-orang baik dan berkompeten pada lembaga tersebut.
Meskipun dalam ranah politik, jujur saja saya tidak bisa membedakan mana kawan dan mana lawan, semua sama baiknya.
Debat Konveksi di Ambon
Debat ini diadakan di Islamic Center, Ambon pada 11 Maret 2013. Di sana beliau menekankan pada pembangunan infrastruktur transportasi, pengadaan listrik di semua pulau di Maluku, akses pada usaha mikro, dan pengembangan manajemen (pengembangan kualitas SDM).
Debat Konveksi di Jakarta
Debat ini diadakan di Sahid Hotel, Jakarta pada 27 April 2014. Di sana, beliau menegaskan kembali bahwa keikutsertaannya mengikuti konvenksi Demokrat adalah ihkhtiar untuk ikut turun tangan melunasi janji kemerdekaan, debat ini juga sekaligus menjadi debat penutup beliau.
Menjadi Juru Bicara Pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Jusuf Kalla (JK)
Beliau ikut membantu pasangan capres-cawapres Jokowi-JK dalam pilpres 2014. Beliau membantu pasangan 'nomor urut 2' ini dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut.
Jokowi juga mengungkapkan bahwa kehadiran beliau (Anies) sangat penting dalam tim suksesnya. Karena itulah Jokowi meminta bantuan dari beliau untuk bergabung dengan timnya. Bagi Jokowi, beliau adalah sosok muda inspiratif yang dekat dengan kaum muda.
Beliau sendiri menyatakan bahwa alasannya mendukung Jokowi-JK adalah karena pasangan Jokowi-JK yang paling mungkin menghadirkan terobosan. Bagi beliau, Jokowi adalah sosok muda yang bisa melakukan terobosan, sedangkan JK adalah tokoh senior yang telah memiliki rekam jejak terobosan dengan karya-karyanya.
Menjadi Staf Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK
Setelah KPU merilis hasil rekapitulasi suara pada 22 Juli 2014, dan menatapkan pasangan Jokowi-JK sebagai pemenang pemilu dengan 53,15% suara. Beliau (Anies) dipercaya oleh pasangan tersebut untuk menjadi Staf Deputi Kantor Transisi Jokowi-JK yang diketuai oleh Rini M. Soemarno (mantan Menperindah era pemerintahan Presiden Megawati).
Rumah transisi tersebut ditujukan untuk menyiapkan kabinet sebelum pengangkatan resmi Jokowi-JK sebagai capres dan cawapres.
Penghargaan Nasional yang diperoleh:
- Anugrah The Golden Awards dari Harian Raya Merdeka pada HUT harian ini yang ke-14 pada Juni 2013. Beliau dipilih atas inspirasinya di bidang pendidikan melalui Gerakan Indonesia Mengajar.
- Anugrah Integritas Nasional dari Komunitas Pengusaha Antisuap serta Kamar Dagang dan Industri Indonesia pada Agustus 2013. Didasari atas survey pada 2012 tentang persepsi masyarakat terhadap sejumlah tokoh nasional.
- Penghargaan Dompet Dhuafa Award pada Juli 2013. Penghargaan ini diberikan kepada tokoh yang dinilai telah memberikan inspirasi kebajikan bagi masyarakat dan berkontribusi bagi bangsa.
- Penghargaan Tokoh Inspiratif dalam Anugrah Hari Sastra Indonesia pada 3 Juli 2013. Beliau mendapatkan penghargaan kategori tokoh inspiratif karena dinilai memiliki track record serta kepedulian dalam memperjuangkan kemajuan untuk Indonesia.
Penghargaan Internasional yang diperoleh:
- Gerald Maryanov Award pada 2004 dari Departemen Ilmu Politik Universitas Northern Illinois.
- 100 Intelektual Publik Dunia pada 2008, oleh majalah Foreign Policy. Beliau merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar hasil rilis majalah tersebut. Dalam daftar itu nama beliau sejajar dengan tokoh dunia seperti Noam Chomsky, Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen.
- Young Global Leaders pada Februari 2009, atas jiwa kepemimpinan yang dimilikinya, nama beliau hadir dalam salah satu Young Global Leaders yang diberikan oleh World Economic Forum.
- 20 Tokoh Pembawa Perubahan Dunia. Pada April 2010, beliau kembali terpilih sebagai salah satu dari 20 tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang versi majalah Foresight yang terbit di Jepang.
Nama beliau bahkan berdampingan dengan nama Valdimir Putin-Perdana Menteri Rusia, Hugo Chavez-Mantan Presiden Venezuela, Dan lain-lain.
- PASIAD Education Award. Pada tahun 2010 beliau menerima penghargaan dari The Assosiation of Social and Economic Solidarity with Pacific Countries kategori pendidikan dari Pemerintah Turki.
- Nakasone Yasuhiro Award. Pada Juni 2010, beliau menerima Nakasone Ysuhiro yang diberikan langsung oleh Mantan Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone. Penghargaan ini diberikan kepada orang-orang visioner yang membawa perubahan dan memiliki daya dobrak.
- 500 Muslim Berpengaruh di Dunia. The Royal Islamic Strategic Studies Center, Jordania juga memasukkan nama beliau daftar The 500 Most Influential Muslims pada Juli 2010.
Dapat dilihat bahwa beliau memang telah menunjukkan bakatnya untuk menjadi pemimpin sejak kecil. Dan ilmu yang diperolehnya secara formal dan informal juga telah mengasah bakatnya sehingga menjadi semakin tajam.
Maka, tidak heran jika nama beliau disetarakan dengan akademisi bahkan orang-orang terkenal dunia. Beliau memang memiliki kelayakan untuk itu dan meraih kesuksesannya di usia yang terbilang masih cukup muda.