Siapa pernah mengira kalau mengolah keripik pisang bisa menjadi usaha yang menghasilkan untung jutaan rupiah bahkan go internasional?
Rezeki seseorang tidak ada yang tahu, bisa saja hari ini kamu bukan siapa-siapa, tapi besok kamu bisa menjadi orang yang sukses. Tapi semua itu butuh kerja keras dan doa tentu saja. Itu yang terjadi dengan Bang Zay, seorang pengusaha keripik pisang yang sukses besar. Bagaimana kisahnya? Yuk, simak kisah suksesnya dalam artikel berikut ini. Selamat membaca dan semoga terinspirasi!
Zainal Effendi atau yang lebih akrab disapa bang Zay merupakan pengusaha keripik pisang dan Abon Ikan Lele asal Klayatan, Malang. Siapa sangka, dari bahan yang sederhana bisa menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat? Kisahnya berawal dari PHK oleh salah satu perusahaan makanan ternama di Indonesia, pria yang mempunyai tiga anak ini sempat mengalami kesulitan finansial dan ekonomi. Kehidupan ekonominya memburuk akibat PHK tersebut.
Belum lagi terlilit utang yang semakin menumpuk, sehingga ia memutuskan untuk mencari pekerjaan lain demi menafkahi anak dan istrinya. Perjalanan hidupnya tidaklah mudah, mulai dari kerja di percetakan sampai jualan dawet keliling dengan penghasilan Rp50 ribu per hari. Namun pada tahun 2014 saat pemilihan umum, Bang Zay memilih menjadi tim sukses pasangan calon. Ia mendapatkan upah Rp150 ribu. Karena keterbatasan ekonomi, istri bang Zay harus bekerja di luar negeri. Bang Zay pun membagi dana hasil tim sukses tersebut untuk mengurus dokumen pemberangkatan istrinya ke Hongkong sebesar Rp100 ribu.
Sisanya Rp50 ribu digunakan Bang Zay untuk mencoba bisnis baru dengan membuat makanan olahan. Dari situ lah usaha Bang Zay dimulai. Setelah ditinggal istrinya ke luar negeri, Bang Zay mulai berinisiatif membuat produk olahan Abon dari Ikan Lele. Ide tersebut diperoleh ketika sedang mengikuti pelatihan dari Dinas Pertanian Kota Malang. Dari sana lah ia mencoba menjual Abon Ikan Lele tersebut untuk dipasarkan di pasar-pasar tradisional Kota Malang. Namun tidak hanya olahan Abon Ikan Lele, bang Zay mencoba memanfaatkan pisang untuk diinovasikan.
Setelah berhasil dengan percobaan pertamanya dengan olahan Abon Ikan Lele, Bang Zay kemudian berinovasi dengan mulai memanfaatkan buah pisang yang banyak tumbuh di daerah rumah ibunya di Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Ketika keripik pisangnya sudah selesai diproduksi, meskipun masih dalam skala kecil Bang Zay ditawari oleh beberapa temannya untuk memasarkan produknya di Indomaret. Akhirnya tanpa pikir panjang, Bang Zay bersedia dan menyanggupi keinginan temannya tersebut.
Hingga akhirnya, banyak permintaan pemesanan keripik pisang buatan Bang Zay. Keripik pisang buatan Bang Zay bisa dijumpai di Indomaret dengan nama “Paradis Crunch“. Tak berselang lama, keripik pisang Bang Zay semakin banyak diminati oleh masyarakat. Terbukti dengan keripik Pisang buatannya selalu habis terjual. Hingga kini, produk keripik pisang Bang Zay semakin populer di pasaran. Produksi keripik Bang Zay tersebut, kini dijual hingga ke luar Kota Malang.
Keripik pisang Bang Zay pada awalnya dikenal dengan nama “Paradis Crunch” namun pada satu kesempatan pameran, Bang Zay berkenalan dengan Dahlan Iskan, pendiri Jawa Pos Grup. Oleh Dahlan Iskan, produk keripik pisang miliknya disarankan untuk diberi brand “Bang Zay“.
Kini, nama itu menjadi merek produk Bang Zay. Menurut Pak Dahlan nama Bang Zay itu unik, sederhana dan mudah diingat. Pada saat pertemuan dan pemberian saran itu, Bang Zay merasa cocok.
Akhirnya nama tersebut dipakai sebagai label dari produk-produk Bang Zay sampai sekarang. Walaupun begitu, Bang Zay mengaku dirinya sempat kesulitan mencari bahan baku ketika pesanan semakin banyak.
Pada tahun 2017, istrinya Masitha pulang ke Malang setelah tiga tahun di Hongkong. Masitha memutuskan untuk pulang karena ingin membantu bisnis suami, meskipun kontrak kerjanya masih kurang setahun.
Sejak memakai merek Bang Zay, usahanya mulai berkembang pesat. Sampai-sampai tetangga dan kenalannya kini ikut memanggil dirinya Bang Zay daripada nama aslinya.
Keripik pisangnya mulai dikenal luas. Tak hanya di Kota Malang saja, juga beberapa kota lain seperti Sidoarjo, Surabaya, Jakarta hingga ke luar Jawa seperti Balikpapan dan Makassar.
Bahkan bulan September kemarin Bang Zay sukses menembus pasar internasional dengan mengirim beberapa dus keripik pisang klutuk buatannya ke Malaysia.
Selain karena keripik pisangnya unik, faktor lain yang membuat keripik pisang Bang Zay laku di pasaran adalah karena kemasannya yang terkesan mewah. Biasanya, produk makanan olahan dari UMKM dikemas dalam aluminium foil berbentuk pouch atau gaset.
Tapi khusus untuk keripik pisang klutuk milik Bang Zay ini dikemas dalam kotak kardus tebal yang dilapisi gaset aluminium foil di bagian dalamnya. Desain gambarnya pun elegan dan matching dengan produknya.
Kesuksesan Diraih Dengan Kerja Keras
Berkat usaha kripik pisangnya, hidup Bang Zay kini berubah total. Istri bang Zay akhirnya menetap untuk membantu bisnis bang Zay. Dari seorang pengangguran, Bang Zay kini mampu mempekerjakan beberapa karyawan.
Dengan dibantu 6 orang karyawan, usaha Bang Zay yang kini dipindah di daerah sekitar Gunung Kawi, mampu menghasilkan keripik pisang klutuk rata-rata 20-25 kg per hari. Produksi akan meningkat dua kali lipat untuk memenuhi pesanan ketika mendekati Hari Raya.
Tak hanya itu, Bang Zay kini juga mulai membuat olahan makanan ringan lainnya sebagai bentuk diversifikasi produknya. Seperti Jamur Crispy yang juga ia beri label Bang Zay.
Bang Zay bukanlah sosok usahawan yang pelit berbagi ilmu dan rezeki. Selain menjual keripik pisang dalam kemasan eceran, Bang Zay juga menjual produknya dalam bentuk curah. Supaya orang-orang lain bisa ikut menjual dan meraih keuntungan dari keripik pisangnya ini.
Khusus untuk pembelian curah tanpa label dan kemasan, masyarakat bisa membelinya dengan berat mulai 5 kg.
Untuk mengirim pesanan keripik pisang miliknya, Bang Zay menggunakan beberapa jasa kurir, yang biasanya tergantung dari pilihan konsumennya.