">
(nasional.kompas.com)
Pembangunan fase awal sudah dimulai sejak 9 September 2020 lalu, sejauh ini belum diketahui kapan target pembangunan taman Jurrasic Park ini akan selesai. Nantinya taman ini akan dikelola swasta bekerjasama dengan pemerintah. Pembangunan taman seluas 1,4 Ha ini banyak ditentang oleh berbagai lapisan masyarakat karena dikhawatirkan akan merusak alam.
Penggunaan alat berat selama pembangunan diyakini merusak sebagian wilayah hutan selama prosesnya. Tidak hanya itu, ekosistem alam di Pulau Rinca dimungkinkan untuk timpang karena pemerintah hanya fokus pada Komodo saja. Padahal, ada banyak spesies lain di Pulau Rinca yang juga langka. Keseimbangan eksosistem alam akan terganggu, ini berbahaya.
Sejumlah peneliti merasa khawatir, taman atraksi ini dapat merubah tabiat alami Komodo di alam liar sebagai predator yang berdiri di puncak rantai makanan. Komodo tidak akan lagi bisa berburu dan lebih mirip peliharaan ketimbang hewan liar. Jika hal ini terjadi, rantai makanan akan kacau dan berimbas buruk bagi ekosistem, termasuk di dalamnya masyarakat lokal.
(cnn.com)
Sejak 2019 lalu, Pulau Rinca yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo direncanakan menjadi destinasti wisata premium yang menyasar wisatawan dari kalangan atas saja. Kebijakan yang lalu diadopsi oleh pemerintah NTT ini belakangan memicu kontroversi. Warga dan pemandu wisata menolak pembangunan ini karena potensinya merusak alam.
Taman Nasional Komodo sudah lama digadang-gadang sebagai “Bali Baru” yang dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 2019. Dengan memperbaiki sarana dan prasarana, Pulau Rinca diharapkan dapat menarik wisatawan asing sebanyak-banyaknya. Sayang rencana pembangunan tersebut terkendala oleh pandemi Covid-19 dan baru bisa dimulai September lalu.