Naiknya permukaan air laut dan es yang mencair, membuat kita sering kali percaya jika daratan bumi semakin tertutupi air setiap tahun. Memang benar, sementara ini peristiwa tersebut terjadi di beberapa tempat.
Namun, sebuah studi terbaru menemukan bahwa sebenarnya, permukaan daratan sedikit lebih sering terbentuk daripada 30 tahun yang lalu.
Para ilmuwan memetakan bagian mana dari permukaan bumi yang telah tertutup air, dan bagian daratan yang telah mengering. Mereka menggunakan citra satelit dari empat dekade cakupan global berkelanjutan Landsat dan Google Earth Engine.
Hasilnya, terlihat pada peta di atas, bahwa antara tahun 1985 dan 2015 sekitar 173.000 kilometer persegi (67.000 mil persegi) dari wilayah perairan berubah menjadi daratan, dan 115.000 kilometer persegi (44.000 mil persegi) dari perairan beralih menjadi daratan kering.
Perubahan tersebar di seluruh dunia, baik karena alam atau buatan manusia. Banyak dari perubahan ini yang terkenal, seperti menyusutnya Laut Aral.
Namun, beberapa perubahan belum pernah dipetakan sebelumnya, seperti akibat dari pembendungan Sungai Rimjin di Korea Utara yang berbatasan dengan Korea Selatan.
Daerah dengan tanah yang paling terkonversi ke air adalah Lembah Sungai Amazon dan Dataran Tinggi Tibet.
Anehnya, daerah pesisir di seluruh dunia memiliki tambahan daratan lebih dari 13.000 kilometer persegi (5.000 mil persegi). Perubahan itu sebagian besar disebabkan oleh pembangunan manusia yang telah melebihi erosi alam.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Gennadii Donchyts dari Deltares Research Institute Belanda, membuat data yang tersedia untuk umum. Anda dapat menjelajahi seluruh dunia dengan peta interaktif Aqua Monitor beresolusi 30 meter.
Mereka menggambarkan proyek dan analisis hasil pengamatan di jurnal Nature Climate Change pada tanggal 25 Agustus.
Peneliti telah menyoroti beberapa perubahan yang paling mencolok di dunia termasuk diantaranya, Lake Mead dekat Las Vegas, Delta Mississippi, dan Pulau Palm buatan di Dubai.