Sadar atau tidak sadar kita kecenderungan suka membandingkan masa sekolah dengan masa kuliah. Baik yang sekarang masih sekolah atau yang sekarang masuk bangku universitas.
Keduanya saling merawang bagaimana enaknya ketika sekolah atau kuliah. Pada saat kamu masih sekolah, kamu bakal pengen cepet-cepet kuliah karena bebas dan bisa masuk siang. Sedangkan yang kuliah justru sebaliknya, mereka bakal kangen masa sekolah karena mau ngapa-ngapain ada temen jadi terasa gampang. Bukan berarti ketika kuliah nggak ada temen, hanya teman-teman kamu sudah mempunyai prioritasnya sendiri dan belum tentu sama dengan kamu.
Daripada penasaran mending liat ilustrasi ini saja. Ilustrasi ini akan menggambarkan bagaimana kehidupan pada masa sekolah dan kehidupan masa kuliah.
Sering lihat nggak saat menjelang ujian, kamu sibuk baca catatan dari rumah hingga sampai sekolah. Ketika sampai kamu langsung ngumpul sama teman kamu buat baca juga. Itu pemandangan yang biasa terjadi dan sudah turun-temurun hingga sekarang.
Beda lagi kalau sudah kuliah, ujian nggak ujian pun kamu akan bersikap santai. Walau besoknya ujian juga belum tentu pada belajar. Namanya mahasiswa ya kategorinya macam-macam. Ada yang rajin, ada yang aktivis ada juga yang kerjaannya pacaran sepanjang kuliah. Walau begitu satu hal yang tidak bisa dihindari dari mahasiswa sewaktu ujian adalah fotokopi catetan dosen.
Lantaran ujian di perguruan tinggi sistemnya diatur oleh dosen yang bersangkutan. Tak jarang materi ujiannya sama persis dengan apa yang ada dicatatan. Jadi ngapain belajar, toh pertanyaannya dan jawabannya sama persis.
Waktu sekolah berapa sering kamu makan pada saat pelajaran berlangsung? Sering atau sering banget. Bandelnya anak sekolah nggak cuma bolos lalu pergi ke kantin. Salah satu kategori kamu bandel waktu sekolah apabila kamu makan di kelas pada saat pelajaran. Biasanya makanannya yang kecil dan mudah disimpan. Baik itu disimpan di kantong seragan, jaket, bahkan laci meja.
Lain sekolah, lain juga kuliah. Ketika kuliah kamu akan dihadapkan dengan berbagai pilihan dan nggak ada guru yang ngomelin kamu. Lantaran kamu sudah dianggap bisa bertanggung jawab dengan dirimu sendiri. Dan salah satu hal favorit yang pengen dilakuin sewaktu kuliah adalah mabuk-mabukan. Nah, kapan lagi kamu bisa mabuk-mabukan dan dosen kamu nggak bakalan ngomelin. Bahkan di negara lain, seorang mahasiswa dianggap keren kalau udah mulai mabuk-mabukan dan berpesta sampai pagi.
Waktu sekolah apa alasan kamu ikut tim basket, futsal atau menjadi pengurus OSIS. Apa coba kalau bukan karena ingin menjadi pusat perharian? Kamu boleh ngeles tentang hal ini, tetapi dulu kamu pasti ngebet banget bahkan rela ngelakuin apa saja agar bisa menjadi populer. Ya paling tidak selama sekolah kamu pasti ingin menonjol dari teman-teman kamu. Kamu juga pengen dilirik orang-orang, bahkan orang yang kamu taksir sewaktu sekolah. Karena pada saat itu ego kamu belum bisa dikendalikan penuh.
Kuliah menawarkan dunia yang berbeda daripada sekolah. Cara yang sama tidak bisa kamu terapkan pada kuliah. Sama halnya dengan tawaran gabung UKM. Kamu akan ditawarin banyak UKM yang mungkin ada yang nyantol dan juga nggak. Ketika kuliah populatitas bukanlah yang dicari ketika bergabung di UKM atau menjadi pengurus himpunan mahasiswa. Yang dicari oleh mahasiswa adalah poin yang menjadi syarat kelulusan selain studi dan adminstrasi.
Ketika masih sekolah, waktunya liburan memang buat liburan. Karena pada saat itu kamu nggak mikirin apa-apa. Semua udah diurusin, nggak perlu khawatir kehabisan kelas atau sekedar telat daftar ulang. Lantaran kebijakan sekolah tidak seribet kebijakan kuliah. Kamu pada saat sekolah memang belum dituntut macam-macam seperti ketika kuliah.
Pada saat kuliah, libur semester memang durasinya lebih panjang daripada sewaktu sekolah. Libur semester biasanya selama 2 bulan atau bahkan lebih. Namun bukan berarti waktunya bersantai ria. Karena waktu dua bulan itu sudah termasuk buat daftar ulang, remidial atau bahkan magang diperusahaan. Namanya mahasiswa akan ada masanya harus magang sebagai syarat kelulusan. Jadi apakah liburannya anak kuliah selalu lebih enak daripada anak sekolah. Think again!
Kalo yang satu ini jarang ada yang ngeluh. Apalagi ketika masih sekolah. Mau ngeluh bagaimana kalau memang sudah jadi kewajiban memakai seragam. Setiap hari harus menggenakan pakaian yang sama. Nggak peduli kucel atau kotor, asalkan nggak kena setrap sama guru BP.
Tetapi bukan berarti anak kuliah bebas dari masalah. Justru karena bebas yang menjadi masalah. Ketika kuliah kamu sudah bebas menentukan apapaun yang kamu mau. Mulai dari jadwal kuliah sampai dengan pakaian buat kuliah. Tak jarang karena saking bebasnya, kamu kebingungan sendiri mau pakai apa pas kuliah. Baju dari semester pertama sampai akhir itu-itu aja. Mau pake baju putih ntar disangka mau pendadaran. Pakai baju BEM, kesannya sok aktivis. Giliran pakai jas almamater, malah diteriakin mau demo dijalan. Jadi serba salah bukan?
Sewaktu sekolah memang kita sudah dituntut mendapat nilai bagus dalam semua mta pelajaran. Apabila ada satu mata pelajaran yang nilainya rendah, seakan rasanya kiamat sudah dekat. Belum lagi gunjingan dari orang tua dan guru selalu berkata
Mau jadi apa kamu kalau nilainya cuma segini?
Tetapi semua itu sirna ketika kamu memasuki perkuliahan. Dalam kuliah, wujud nilai bukan berupa angka tetapi indeks. Antara A sampai dengan F. Entah alasannya mengapa institusi pendidikan tinggi menggunakan indeks sebagai penilaian. Karena menggunakan indeks dalam penilaian, sehingga penilaian berbasis angka tidak ada artinya lagi. Kamu yang mendapai nilai 80 dan 100 akan dihitung sama, karena sudah ada pengelompokan sendiri. Hal itulah yang membuat anak kuliah kebanyakan tidak terlalu mengejar nilai tinggi. Prinsipnya asalkan di atas nilai ketentuan, bisa dipastikan kamu seneng nggak ketulungan.
Ribet Banget Ya Sekolah. Buku Banyak Banget. Nggak Kaya Kuliah via https://www.scoopwhoop.com
Terkadang kamu terheran-heren karena melihat anak kuliah kok santai banget. Udah masuknya bebas, nggak pakai seragam. Ditambah nggak banyak buku yang dibawa.
Sebenarnya mereka kuliah apa nggak sih?
Jadi begini, sewaktu sekolah memang dijejelin banyak pelajaran. Bahkan hal-hal yang mungkin nggak akan dipakai dalam pekerjaan. Belum lagi, setiap pelajaran harus membawa buku tertentu. Dalam satu pelajaran, kamu bisa membawa 2 atau 3 buku sekaligus. Itu belum termasuk fotokopian atau catatan dari guru kamu.
Bedanya dengan anak kuliah adalah sistem saja. Dalam perkuliahan dibagi dalam dua kategori, yaitu Strata dan Vokasi. Strata itu ya kuliah S1, sedangkan Vokasi adalah kuliah jenjang diploma sepeti D3. Kalau kamu meihat ada teman kamu yang setiap kuliah nyaris nggak pegang buku, bisa dipastikan teman kamu kuliah Vokasi.
Sedangkan kuliah Strata, masih menggunakan buku sebagai media belajar walau pada akhirnya semua beralih kepada catatan sang dosen dan fotocopy-an.
Tujuan dari pendidikan adalah untuk belajar dan mendapat edukasi. Itu teorinya, namun pada kenyataannya tidak selaku seperti itu.
Sewaktu sekolah, tujuan kamu hanya ingin lulus dan bisa kuliah diperguruan favorit kamu. Baik itu perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Karena untuk pendaftaran saja kamu harus mengkantongi nilai yang tidak sedikit, ditambah dengan saingan kamu dari seluruh Indonesia dan stok kursi yang terbatas. Membuat kamu mati-matian belajar agar bisa mendapatkan salah satu kursi yang ditawarkan.
Sayangnya mainset tersebut perlahan mulai luntur ketika kamu masuk perguruan tinggi. Diperguruan tinggi kamu sudah dituntut macam-macam. Selain belajar, kamu harus aktif berkegiatan di kampus. Akan ada masanya kamu diposisi dilematis. Aktif ikut kegiatan kampus, kuliah kamu acak-acakan. Begitu kamu fokus kuliah, dibilang mahasiswa Kupu-Kupu yang hanya ngejar IPK. Karena kondisi dilematis itulah, banyak yang mengambil jalan tengah yaitu hanya belajar apabila mendapat mata kuliah yang disinyalir susah untuk lulus dan dosen yang pelit nilai A dan B.
Ngaku aja deh kalau kamu sewaktu SMA udah mikirin macem-macem tentang dirimu dimasa depan..
Harus rajin belajar bisa kuliah diluar negeri
Harus Selesai Kuliah Tepat Waktu.
Harus dapat pekerjaan setelah selesai kuliah
Harus bisa nikah setelah kuliah
Itu hanya segelintir saja. Karena memang sewaktu SMA, kita sudah punya ekspetasi bermacam-macam setelah lulus sekolah. Lantaran pada masa itu kita hanya melihat saja dari orang lain. Kita sendiri belum diberikan banyak pilihan dan tanggung jawab penuh. Tak heran jika sewaktu SMA sudah ngayal macam-macam.
Tetapi semua ekspetasi hanyalah menjadi ekspetasi semata. Dunia kuliah sudah menawarkan dunia yang berbeda. Kamu sudah mengambil kendali atas kuliahmu sendiri. Tidak seperti sewaktu SMA, dimana kamu belum diberi kendali 100%. Maka itulah banyak orang yang kuliah mulai belok kemana-mana. Kamu bisa saja tiba-tiba keluar diawal semester hingga masuk kuliah hanya pas ujian. Semua itu dikarenakan, cara berpikir kamu mulai berubah dan tidak ada yang mengawasi kamu. Dari situ, tidak sedikit yang beranggapan bahwa kuliah itu tidak penting dan nggak ada tujuannya.
Sesuai dengan ketentuan sewaktu sekolah, satu buku untuk satu mata pelajaran. Belum ditembah dengan buku catatan atau buku lain-lain. Rasanya beban gimana gitu. Lantaran dalam satu hari harus membawa tas yang penuh dengan buku. Ditambah ancaman dari guru kita, kalau nggak bawa buku langsung diusir keluar kelas atau disetrap sampai jam istirahat.
Waktu kuliah, kamu udah mulai malas membawa banyak buku. Mungkin masih rajin ketika semester awal, begitu masuk pertengahan semester kamu udah memakai "Satu Buku Untuk Semua" Semua mata kuliah kamu catat dalam satu buku, walau lebih banyak corat-coretan absurb daripada catatan perkuliahan.