Kebanyakan orang yang terinfeksi hepatitis tidak yakin bagaimana mereka bisa mendapat penyakit ini. Ditambah lagi, tidak semua orang terinfeksi penyakit hepatitis akan memiliki gejala. Biasanya mereka menyadari kondisinya di kemudian hari saat penyakit ini telah jauh berkembang. Sebagian besar kasus hepatitis didiagnosis saat pemeriksaan medis rutin. Berikut penjelasan lengkap seputar penyakit hepatitis.
Hepatitis merupakan penyakit yang menyebabkan peradangan hati, kerusakan hati dan gangguan fungsi hati hingga kanker hati. Diketahui hepatitis B merupakan jenis hepatitis yang cukup berbahaya. Hepatitis yang lebih dikenal masyarakat sebagai penyakit kuning.
1. Timbul rasa tidak enak badan
2. Tubuh mudah merasa letih, lesu dan mudah capek
3. Penurunan nafsu makan
4. Penurunan sistem kekebalan tubuh dan daya tahan tubuh yang tidak menentu
5. Perut sering terasa mual ingin muntah
6. Mengalami demam
7. Terjadi perubahan pada warna kulit dan mata menjadi kuning
8. Perubahan warna urine menjadi kuning tua atau kecokelatan
Hepatitis yang merupakan penyakit yang menjadi cikal bakal penyakit gangguan fungsi hati ini terbagi menjadi beberapa tipe hepatitis yang masing-masing membawa virus dari tiap tipe hepatitis.
Hepatitis A merupakan salah satu tipe hepatitis dalam kategori hepatitis ringan. Penyebaran dan penularannya melalui feses dan air limbah manusia, makanan dan minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A (VHA). Namun hepatitis A ini masih dapat disembuhkan dengan diberikan vaksin atau imunisasi dilakukan 2 kali yakni vaksinasi dasar, dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian. Vaksin ini mampu memberi ketahanan pada tubuh untuk menghambat perkembangan virus 15-20 tahun.
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB), suatu anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut mejadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B ini juga termasuk dalam jenis hepatitis yang cukup berbahaya dan banyak menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Diketahui angka kematian yang disebabkan karena hepatitis B ini cukup kecil hanya 2-7 % saja dari total populasi penduduk Indonesia.
Penyebab dari hepatitis B ini tidak dikarenakan hanya virus dari hepatitis B namun adapula penyebab lain seperti adanya keracunan obat dan efek samping dari obat yang mengandung zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, zhloroform, arsen, fosfor dan zat-zat lain yang banyak digunakan oleh produsen obat-obatan modern saat ini. Imunisasi merupakan langkah terbaik untuk mengobati dan mencegah berkembangnya virus hepatitis B ini yang dapat diberikan sebanyak 3 kali, yakni denga periode dasar, 1 bulan, dan 6 bulan kemudian. Pemberian imunisasi atau vaksin hepatitis B ini dapat bertahan hingga 15 tahun.
Hepatitis C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C. Infeksi virus ini dapat menyebabkan peradangan hati yang biasanya disebut asimtomatik. Virus hepatitis C ini menyebar melalui kontak darah.
Hepatitis bisa berupa hepatitis virus (infeksi virus) atau hepatitis non-virus (hepatitis alkoholik dan hepatitis autoimun).
Hepatitis virus
Jenis hepatitis ini disebabkan oleh virus yang masuk ke dalam tubuh. Infeksi dapat terjadi melalui penggunaan jarum yang terkontaminasi virus (seperti melalui suntikan narkoba, tato, tindik tubuh, suntikan obat, atau jarum transfusi), tinggal bersama atau melakukan hubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi hepatitis, atau menjadi petugas kesehatan yang bekerja dengan pasien hepatitis juga bisa berakibat pada infeksi hepatitis. Ada juga risiko infeksi virus hepatitis jika Anda mengonsumsi sumber air atau makanan yang tidak aman.
Hepatitis non-virus (hepatitis alkoholik dan hepatitis autoimun)
Alkohol dapat melemahkan kerja hati sehingga membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi hepatitis. Bahkan, konsumsi alkohol bisa menyebabkan banyak penyakit hati seperti perlemakan hati alkoholik (terlalu banyak penumpukan lemak di hati) atau sirosis (kerusakan hati).
Hepatitis autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang hati. Ini normalnya tidak terjadi, tetapi bisa menyebabkan penurunan fungsi hati dan menyebabkan kerusakan hati. Ada dua jenis hepatitis autoimun, dengan hepatitis autoimun tipe 1 lebih umum dibandingkan hepatitis autoimun tipe 2. Penderita hepatitis autoimun juga bisa memiliki gangguan autoimun lainnya, seperti penyakit Celiac, rheumatoid arthritis atau kolitis ulseratif.
Siapa saja bisa terkena hepatitis. Tapi ada beberapa perilaku tertentu yang meningkatkan risiko Anda terhadap virus ini:
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, hepatitis dapat mengakibatkan sirosis (kerusakan hati permanen), dan pada akhirnya gagal hati. Jika hasil pemeriksaan rutin Anda menunjukkan virus hepatitis, Anda harus segera mendapatkan pengobatan.
Tahap pertama dari kerusakan hati adalah fibrosis, dimana terjadi pengerasan jaringan hati (kerusakan jaringan). Setelah sekian lama, fibrosis akan berubah menjadi sirosis — kerusakan jaringan yang parah pada hati. Bisa diperlukan waktu hingga 20 sampai 30 tahun bagi fibrosis untuk berkembang menjadi sirosis. Jaringan yang rusak menghalangi aliran darah ke hati.
Menurut American College of Gastroenterology, sekitar 20% penderita hepatitis C kronis akan mengalami sirosis. Begitu sirosis terjadi, sekitar 50% pasien akan mengalami komplikasi yang mengancam nyawa dalam 5 sampai 10 tahun berikutnya.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa kanker hati dapat terjadi. Hepatitis C meningkatkan risiko kanker hati. Dokter bisa menganjurkan tes USG hati setiap 6 sampai 12 bulan. Tes ini akan menunjukkan jika ada tumor yang mulai terbentuk. Semakin cepat ditemukan, kanker hati semakin mungkin untuk diobati.
Kebanyakan orang yang menderita hepatitis tidak menyadari penyakit yang ia miliki, sehingga hepatitis sering terdiagnosis “tanpa sengaja” ketika pemeriksaan medis rutin. Cara terbaik untuk memeriksa hepatitis adalah dengan tes darah. Tes darah akan menunjukkan hasil dari fungsi hati dengan mengukur:
Selain tes darah, dokter bisa mendiagnosis hepatitis melalui pemeriksaan fisik untuk gejala hepatitis seperti kulit atau mata yang menguning. Pemeriksaan riwayat diperlukan untuk mengetahui dari mana Anda bisa terkena virus tersebut.
Obat-obatan yang paling umum dalam pengobatan hepatitis meliputi:
Interferon
Interferon adalah kombinasi dari obat-obatan antivirus. Interferon mengurangi efek samping dan memungkinkan obat tetap berada di tubuh untuk waktu yang lebih lama dibandingkan dengan obat lainnya. Interferon memasok protein bagi tubuh untuk melawan infeksi dan terutama untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan HCV untuk mencegah komplikasi. Interferon meliputi:
Obat antivirus protease inhibitor
Protease inhibitor digunakan untuk mencegah penyebaran virus dengan menghentikan reproduksinya. Obat-obatan ini bisa digunakan secara oral. Beberapa dari obat-obatan antivirus protease inhibitor adalah:
Obat-obatan antivirus analog nukleosida
Obat-obatan antivirus analog nukleosida juga bekerja untuk mencegah pembentukan virus baru. Obat ini juga digunakan dalam kombinasi dengan terapi lainnya untuk mengobati hepatitis. Obat yang paling umum dari jenis ini adalah ribavirin (Copegus, Moderiba, Rebetol, Ribasphere, RibasphereRibaPak, Virazole).
Waspadalah karena ribavirin dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi baru lahir jika digunakan oleh ibu hamil dan menekan pertumbuhan pada anak-anak. Risiko ini bisa dialihkan dari pria kepada pasangan wanitanya dalam pembuahan.
Polymerase inhibitor dan kombinasi terapi obat
Polymerase inhibitor mencegah perkembangan penyakit hepatitis dengan menghentikan produksi virus. Pengobatan ini termasuk polymerase inhibitor sovaldi (Sofosbuvir). Obat ini terkadang digunakan dalam kombinasi dengan ribavirin sampai selama 24 minggu. Dokter juga bisa menggunakan kombinasi ledipasvir dan sofosbuvir (Harvoni) untuk mengobati hepatitis. Obat-obatan ini harus digunakan dengan makanan dan tidak boleh ditumbuk.
Efek samping yang umum meliputi:
Pengobatan hepatitis biasanya berfokus untuk mengurangi tanda dan gejalanya. Anda mungkin harus:
Penyakit hepatitis adalah infeksi peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Menerapkan kebersihan yang baik, termasuk sering mencuci tangan, adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari hepatitis.