Isomer merupakan istilah yang sering kita jumpai ketika berbicara mengenai hidrokarbon, dan kimia organik. Istilah isomer secara umum menggambarkan adanya dua atau lebih senyawa kimia yang mempunyai rumus kimia sama, tetapi struktur kimianya berbeda. Dalam isomer, kita akan belajar juga perbedan dari segi struktur dimana perbedaan tersebut kemungkinan sangat kecil, tetapi perbedaan yang kecil akan mempengaruhi keseluruhan dari sifatnya.
Keisomeran bisa terjadi dalam suatu senyawa dan molekul. Hal ini disebabkan karena banyaknya jenis atom dan sifat masing-masing atom yang berbeda memungkinkan banyaknya variasi penataan struktur suatu senyawa kimia. Banyaknya penataan tersebut bisa terjadi karena struktur kimia yang berbeda, tetapi komposisi atom dan jumlah atom yang menyusun senyawa sama.
Menurut bahasa, isomer berasal dari bahasa yunani, yaitu “iso” dan “meros”. Iso artinya sama, meros artinya bagian. Menurut istilah, isomer adalah bagian yang sama dengan penataan yang berbeda.
Dalam ilmu kimia, isomer adalah peristiwa dimana senyawa kimia yang lebih dari satu memiliki rumus kimia yang sama, tetapi penataannya yang berbeda. Senyawa kimia yang mempunyai rumus kimia yang sama, tetapi memiliki sifat dan penataan atom dalam satu molekul yang berbeda yang disebut dengan isomer.
Kita tahu bahwa jika ada dua molekul dengan rumus yang sama, kemungkinan kedua molekul itu memiliki sifat yang berbeda. Hal ini karena adanya perbedaan sedikit dari segi struktural dan itu pun akan mempengaruhi keseluruhan sifat dari suatu senyawa kimia.
Ada dua jenis isomer yang terbagi lagi dalam sub kategori di dalamnya. Jenis isomer, yaitu isomer struktur dan stereoisomer. Isomer struktur adalah senyawa kimia dengan struktur berbeda, tetapi mempunyai komposisi atom dan rumus molekul yang sama. Perbedaan struktur kimia bisa disebabkan karena perbedaan gugus fungsi yang saling terikat atau penataan atom dalam suatu senyawa. Struktur yang berbeda disebabkan karena beberapa hal, oleh sebab itu dalam isomer struktur dibagi lagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pada penyebab perbedaan struktur senyawa itu.
Stereoisomer adalah jenis isomer yang mempunyai rumus kimia yang sama, namun mempunyai letak atom yang berbeda dan saling terikat dalam molekul.
Berikut ini adalah jenis dan contoh isomer yang perlu dipelajari.
Isomer rantai terjadi jika dua senyawa rumus kimia sama, tetapi mempunyai susunan kerangka atau hidrokarbon yang berbeda. Dalam hal ini, hidrokarbon rantai lurus berbeda dengan hidrokarbon rantai cabang sehingga dua senyawa yang mempunyai rumus kimia adalah sama. Namun satu senyawa berupa hidrokarbon rantai lurus sedangkan yang lain hidrokarbon rantai cabang sehingga kedua senyawa tersebut adalah isomer rantai. Perbedaan penataan dan keberadaan atau posisi cabang pada hidrokarbon juga bisa menyebabkan terjadinya isomer rantai.
Contoh jenis isomer rantai atau rangka :
Senyawa heptana memiliki jenis isomer rantai salah satunya 2,2-dimetilpentana. Dalam hal ini, heptana adalah hidrokarbon rantai lurus tanpa cabang. Sedangkan 2,2-dimetilpentana memiliki dua cabang metil pada nomor 2. Kedua senyawa tersebut memiliki rumus kimia yang sama yaitu C7H16, tetapi memiliki struktur yang berbeda.
Isomer posisi adalah salah satu jenis isomer dengan posisi ikatan rangkap yang berbeda. Alkena dan alkuna merupakan hidrokarbon yang masuk dalam jenis isomer posisi karena alkena memiliki ikatan rangkap berjumlah 2 dan alkuna memiliki ikatan rangkap yang berjumlah 3. Sedangkan alkana tidak masuk dalam jenis isomer posisi karena alkana tidak memiliki ikatan rangkap. Dilihat dari segi struktural, isomer posisi mungkin mempunyai bentuk sama karena tidak terjadi perubahan yang signifikan. Perbedaannya bisa dilihat pada ikatan rangkapnya. Isomer posisi juga tidak dipengaruhi oleh rantai lurus atau cabang seperti pada jenis isomer rangka atau rantai.
Contoh jenis isomer posisi :
Contoh isomer di atas terjadi pada senyawa pentena dimana senyawa ini mempunyai dua jenis isomer posisi, yaitu 2-pentena dan 1-pentena. Senyawa 2-pentena mempunyai ikatan rangkap pada atom C nomor 2, sedangkan 1-pentena mempunyai ikatan rangkap pada atom C nomor 1.
Jika ikatan rangkap berpindah pada atom C nomor 3, maka jenis isomer posisinya adalah 3-pentena. Jika ikatan rangkap berpindah pada atom C nomor 4, maka jenis isomernya adalah 2-pentena. Mengapa demikian? Karena ikatan rangkap dihitung dari yang terdekat. Perhatikan contoh isomer di bawah :
Isomer geometri berbeda dengan dua jenis isomer sebelumnya, isomer geometri termasuk ke dalam jenis isomer, yaitu stereoisomer. Dimana perbedaannya terletak pada orientasi 3 dimensi dan berdasarkan putaran molekul.
Isomer geometri terjadi karena adanya peletakan dari posisi gugus fungsi yang terikat berbeda dalam satu ikatan rangkap dua. Dengan ini, dapat kita ketahui bahwa isomer geometri hanya bisa terjadi pada senyawa alkena karena senyawa alkena memiliki ikatan rangkap dua.
Isomer geometri sering disebut dengan isomer cis-trans. Istilah cis-trans, mewakili posisi gugus fungsi suatu ikatan rangkap. Jika posisi gugus fungsi yang sama berada pada satu sisi disebut posisi cis. Sedangkan jika posisi gugus fungsi yang sama terletak berseberangan disebut posisi trans.
Contoh jenis isomer geometri :
Senyawa 2-butena mempunyai dua jenis isomer geometri. Seperti yang dilihat di atas bahwa ikatan rangkap dalam senyawa tersebut mengikat dua gugus berbeda, yaitu CH3 dan H pada kedua sisi. Saat gugus CH3 yang terikat pada C2 dan C3 dan berada diposisi atas, maka kedua hidrogen (H) akan berada di bawah.
Posisi gugus fungsi dalam sisi yang sama disebut dengan posisi cis sehingga terbentuk cis-2-butena. Sedangkan posisi gugus fungsi yang berseberangan, dinamakan trans sehingga membentuk trans-2-butena.
Demikian penjelasan mengenai isomer semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan kalian. Terima kasih