Bunyi merupakan salah satu kaedah fisika yang dekat sekali dengan kehidupan kita sehari-hari. Tak heran jika bunyi menjadi materi yang terus dipelajari dan dikembangkan oleh banyak orang dari seluruh dunia.
Bunyi adalah hasil getaran sebuah benda. Bunyi termasuk gelombang longitudinal karena perambatannya berbentuk rapatan dan renggangan dari molekul-molekul udara yang bergerak maju dan mundur. Bunyi dirambatkan melalui medium zat padat, cair, dan gas.
Suara ini melalui udara dengan kecepatan tertentu sehingga membutuhkan waktu untuk dapat sampai ke pendengar.
Pergerakan bunyi ke udara adalah berjalannya gelombang yang disertai dengan laju tertentu.
Cepat rambat bunyi adalah jarak yang ditempuh oleh bunyi tiap satuan waktu yang memiliki rumus cepat rambat bunyi sebagai berikut: V = s : t .
Keterangan v = cepat rambat bunyi (m/s)
S = jarak yang ditempuh
T = waktu tempuh (s)
Ledakan sebuah bom terdengar 2 sekon setelah terlihat kepulan asap. Berapakah laju rambat bunyi di udara saat itu jika jarak antar petasan dengan pengamat 4,2 km? (laju rambat cahaya di udara diabaikan).
Diketahui:
t = 2 s
s = 4,2 km
ditanya : v = ….?
dijawab :
V = s : t
= 4.200 m : 2 s = 1.200 m/s
Rumus cepat rambat bunyi diteliti oleh Moll dan Van Beek dengan cara mengukur jarak meriam ke pengamat dan membaginya dengan selang waktu api menyala dari mulut meriam hingga bunyi tersebut dapat di dengar. Dari kegiatan percobaan inilah diperoleh data:
Sedangkan untuk frekuensinya, bunyi dikategorikan menjadi 3 yaitu:
Kuat lemah bunyi atau intensitas ditentukan oleh empat faktor:
Dalam rumus cepat rambat bunyi juga dikenal istilah resonansi yang tak lain adalah kondisi ikut bergetarnya suatu benda akibat getaran benda lain didekatnya. Sedangkan untuk pemantulan bunyi metode pengukurannya memakai kedalaman kolam, danau, atau laut.