Iklim merupakan suatu komponen gabungan dari beberapa iklim yang terkait. Ragam iklim pada setiap daerah dan tempat dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktornya adalah beberapa gabungan atmosfer yang berbeda. Iklim adalah suatu keadaan yang merupakan rata-rata cuaca pada wilayah tertentu dan dalam jangka waktu yang relatif lama atau panjang. Iklim dibedakan menjadi 5, yaitu iklim matahari yang merupakan banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumu. Iklim matahari ditetapkan atau dipengaruhi pada letak lintang yaitu pada daerah iklim tropis 00 LU-23,50LU dan 00 LS-23,50LS, pada daerah iklim sedang 23,50 LU-66,50Lu dan 23,50LS-900LS, dan daerah iklim dingin 66,50LU-900LU dan 66,50 LS-900LS.
Iklim fisis merupakan iklim yang dipengaruhi oleh alam sekitar, misalanya iklim pada daerah pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, angin, dan laut memiliki iklim yang berbeda-beda. Iklim musim merupakaan iklim yang kaitannya erat dengan adanya pola musim di Indonesia dan dipengaruhi oleh letag geografis di Indonesia. Iklim Junghuhn dan iklim oldeman dipengaruhi oleh perhitungan garis ketinggian dan jumlah curah hujan, sedangkan iklim koppen dipengaruhi oleh adanya temperatur udara. Unsur-unsur iklim dapat dipengaruhi oleh adanya penyinaran matahari, suhu udara, kelembapan udara, awan, angian, curah hujan dan ketinngian tempat. Menurut Surmaini dkk (2010), iklim pada setiap daerah dapat berubah-ubah, perubahan iklim merupakan salah satu kejadian atu fenomena alam, pada perubahan iklim terjadi perubahan unsur-unsur nilai unsur-unsur iklim. Perubahan ikilm terjadi akibat adanya pemanasan global sehingga menyebabkan peningkatan suhu udara global serta terjadi pula peningkatan atau penurunan suhu udara secara ekstrim, curah hujan dan musim lainnua akan berubah dari pola biasanya, serta juga dapat menyebabkan fenomena iklim seperti El-Nino dan La-Nina. Fenomena El Nino merupakan salah satu fenomena dari variabilitas iklim serta cuaca, sehingga hal ini dapat menyebabkan kekeringan yang dalam kondisi ekstrim pada wilayah indonesia.
Stasiun iklim atau stasiun klimatologi merupakan tempat yang terdapat beberapa alat-alat pengukur yang dapat bermanfaat sebagai tempat pengamatan untuk memperoleh data cuaca ataupun data iklim. Data cuaca atau iklim yang diperoleh dari stasiun klimatologi akan menghasilkan data yang baik apabila data cuaca yang dapat memiliki hasil yang dapat dibandingkan dengan hasil data daerah lainnya. Alat-alat ukur yang digunakan pada analisis meteorologi dan stasiun cuaca memiliki beberapa sifat yaitu alat yang digunakan harus akurat, kuat dan tahan lama dalam jangka waktu yang panjang, serta harus mudah diaplikasikan. Alat-alat yang ada di stasiun iklim terdiri dari panci evaporasi kelas A, anemometer, Sushine Recorder, Ombrometer, Sangkar meteo, dan Windtail. Beberapa alat ukur tersebut memiliki fungsi masing-masing, yaitu :
Faktor yang mempengaruhi hasil data unsur cuaca dan iklim seperti curah hujan dan yang lainnya dipengaruhi oleh keberadaan lingkungan masing-masing serta keberadaan penggunaan dan penempatan alat ukur. Penempatan alat-alat ukur seperti sangkar meteo, ombrometer, sushine recorder, anemometer, dan panci evaporasi kelas A membutuhkan beberapa syarat-syarat letak pemasangan. Syarat-syarat penempatan yang harus diperhatikan adalah (1) pada alat termometer diletakkan secara mendatar, (2) alat menakar hujan (ombrometer) dipasang pada tanah lapang dengan ukuran minimal 7x10 m, penakar hujan dipasang tegak lurus diatas dengan penompang yang kuat dan permukaan corong datar, agar penguapan tidak terlalu banyak maka alat ini dicat dengan warna putih dan penempatan alat ini terhindar dari kecepatan angin yang tinggi, (3) alat sangkar meteo ditempatkan pada ketinggian 1,5 meter, penempatan pada tempat yang rendah akan mengakibatkan terganggunya gangguan keadaan sifat alam, (4) penempatan alat distasiun iklim harus terdapat rerumputan pada tempat stasiun iklim tersebut.