Minyak ikan banyak digunakan masyarakat dunia sebagai suplemen karena memiliki banyak manfaat, yakni mengurani risiko penyakit jantung, stroke, gejala depresi, hipertensi, penyakit kulit kronis seperti eksem, gangguan pemusatan pikiran, serta nyeri dan radang sendi yang sering diderita lansia.Dengan manfaat yang berlimpah, suplemen minyak ikan banyak diimpor untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Karena itu, dapat dikatakan bahwa minyak ikan bukan hal baru di negeri ini.
Namun, ada yang unik dari suplemen produksi tim peneliti Institut Pertanian Bogor (IPB). Berbeda dengan suplemen pada umumnya yang menggunakan ikan perairan laut dalam sebagai bahan baku, produk yang mereka ciptakan berasal dari ekstrak ikan berkumis, atau yang lazim dikenal sebagai ikan lele atau ikan patin. Melihat produksi ikan patin yang melimpah di Indonesia, tim yang terdiri dari Prof. Clara M Kusharto, Prof. Dr. Sugeng Heri Suseno dan Nunung Cipta Dainy mencoba menciptakan produk sampingan ikan patin selain sebagai tepung dan konsumsi sehari-hari.
Inovasi ini dinilai sangat bermanfaat untuk membantu mengurangi aktivitas impor suplemen minyak ikan dari negara lain. Sebab, dengan bahan baku yang sudah banyak, harga yang ditawarkan akan lebih terjangkau sehingga dapat dinikmati semua lapisan. Tidak hanya itu, inovasi ini juga mampu meningkatkan nilai ekonomi ikan patin. Nantinya, produk tersebut akan berupa softgell di dalam kapsul dengan umur simpan panjang dan berguna memenuhi kebutuhan protein, vitamin, lemak sehat, serta asam lemak omega-3 dan omega-6.