Jika merujuk pada wikipedia, maka yang dimaksud dengan narrative text adalah:
“A narrative (or story) is any report of connected events, presented in a sequence of written or spoken words, and/or in a sequence of (moving) pictures.”
Atau jika diterjemahkan, maka yang dimaksud dengan Narrative text adalah jenis genre yang rangkaian peristiwa atau ceritanya dari waktu ke waktu dan dijabarkan dengan urutan awal, tengah dan akhir. Jadi harus kronologis, maksudnya kronologis itu diceritakan secara runtut dan tidak boleh loncat-loncat.
Tujuan dasar dari text narasi adalah untuk menghibur dan menarik minat pembaca dengan menyajikan cerita atau peristiwa yang memiliki masalah yang menimbulkan konflik dan pada akhir cerita ada resolusinya atau akhir yang bahagia atau bahkan menyedihkan.
Sebenarnya teks narrative tidak hanya terbatas pada cerita yang berbau mistis, fiksi, legenda, dongeng ataupun fabel saja, tapi cerita lain yang berbentuk petualangan, misteri dan semua bentuk cerita. Intinya, narrative text adalah tentang cerita. Tapi dalam pelajaran di sekolah, teks yang bergenre naratif biasanya hanya digunakan untuk menunjukkan cerita fiksi seperti dongeng ataupun legenda saja.
Jika dilihat dari jenisnya, maka narrative text yang sering dimaksudkan oleh bapak ibu guru adalah termasuk kategori Narasi Sugestif, yaitu teks yang tujuannya agar pembaca mendapatkan hikmah dari sebuah cerita.
Jika kamu mendapat tugas untuk membuat sebuah tulisan dengan genre narrative text, maka ciri-ciri di bawah ini bisa dijadikan pedoman:
F. Contoh Narrative Text dan Penjelasannya
The Fox and The Grapes
One afternoon there was a fox that was walking through the forest and spotted a bunch of grapes hanging from over a lofty branch. “Just the thing to quench my thirst,” quoted the fox. Taking a few steps backward, the fox jumped but unfortunately he missed the hanging grapes. Again the fox took a few paces backward, ran, and tried to reach them but he still failed.
Finally, giving up, the fox turned up his nose and said, “They’re probably sour anyway,” and proceeded to walk away.
Moral Value: it’s easy to despise what you cannot have.
Rubah dan Anggur
Suatu sore hari, ada seekor rubah yang sedang berjalan melewati hutan dan melihat sekelompok anggur tergantung di cabang yang tinggi. “Hanya ini yang bisa memuaskan dahaga saya”, kata si rubah. Kemudian mundur beberapa langkah, rubah tersebut melompat tapi sayangnya dia gagal mendapatkan buah anggur yang menggantung tersebut. Sekali lagi rubah mundur beberapa langkah, berlari, dan mencoba untuk menjangkaunya tapi dia masih gagal.
Akhirnya, menyerah, rubah menunjuk hidungnya dan berkata, “Mereka mungkin asam”, dan kemudian pergi.
Nilai Moral: Mudahnya membenci apa yang tidak bisa kamu miliki.