Candi ini sangat cantik. Bentuknya sempurna. Tinggi dan ramping. Itulah Candi Jawi. Candi ini terletak di kaki Gunung Welirang, tepatnya di Desa Candi Wates, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Kali ini kita akan mengetahui misteri yang masih menyelimuti Candi Jawi.
Di antara ratusan candi yang ditemukan, Candi Jawi merupakan candi yang diketahui namanya. Dalam kitab Nagarakertagama karangan Empu Prapanca, candi itu disebut Jajawa.
Dari Jajawa, nama tersebut kemudian berubah menjadi Jawi. Belum diketahui, sejak kapan nama Jajawi berubah menjadi Jawi.
Dalam kitab Nagarakertagama diceritakan, pada tahun 1331, candi ini disambar petir dan arca Maha Akshobhya di atas patung Syiwa pun raib.
Tidak diketahui, apakah arca tersebut sudah ditemukan dan kini dimiliki kolektor luar negeri atau raib secara misterius? Selain itu, beberapa arca Syiwa lainnya juga tidak diketahui keberadaannya.
Adanya arca dewa-dewi Syiwa, seperti arca Durga, Nandi, Ganesha, dan Brahma, ini menunjukkan bahwa Candi Jawi bersifat Syiwaistis atau berdasarkan kepercayaan Syiwa.
Namun, bagian atas candi yang berbentuk stupa menunjukkan candi ini juga berlatar Buddha. Seni arsitektur Candi Jawi menunjukkan persatuan antara kepercayaan Syiwa dan Buddha, sekaligus menjadi contoh nyata falsafah Bhinneka Tunggal Ika.
Apa yang membuat persatuan itu terjadi?
Candi ini tampak belang. Bagian kaki dan selasar menggunakan batuan berwarna gelap. Sedangkan bagian tubuh candi menggunakan batu putih.
Kenapa bisa belang-belang begitu? Para ahli menduga, tak lama setelah disambar petir, Candi Jawi dibangun kembali menggunakan batu putih.
Kenapa tidak menggunakan batu berwarna gelap yang terdapat di sekitar candi? Kenapa digunakan batu putih? Apakah batu putih tersebut merupakan pemberian dari kerajaan lain?
Sampai saat ini, para ahli belum bisa membaca relief yang menghiasi dinding luar tubuh Candi Jawi.
Selain reliefnya sudah pudar karena terlalu tipis, para ahli masih kesulitan menghubungkan gambar relief yang ada dengan kitab atau prasasti yang ditemukan.
Namun, sebuah tulisan berjudul Tafsir Cerita Pada Relief Candi Jawi, setidaknya telah sedikit memberi gambaran tentang relief tersebut.
Dalam tulisan tersebut disebutkan, bahwa alur cerita yang terdapat pada relief Candi Jawi, hampir seluruhnya sesuai dengan alur cerita pada salah satu episode kitab Sutasoma karangan Empu Tantular.
Yakni, episode tantang Dewi Candrawati dari Kerajaan Kasi, hingga pertemuannya dengan Pangeran Sutasoma di Taman Ratnalaya.
Teks: Sigit Wahyu, Foto-foto: Ricky Martin, Sumber foto lainnya: Arca Durga (volkenkunde.nl), Maha Aksobhya (buddhamuesum.com)