Home » Kongkow » Tahukah Kamu » Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas, Adakah Bahayanya?

Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas, Adakah Bahayanya?

- Selasa, 01 Oktober 2019 | 05:00 WIB
Minum Air Dingin Saat Cuaca Panas, Adakah Bahayanya?

Cuaca panas tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Keringnya udara membuat seseorang gampang haus.

Minum dalam jumlah cukup menjadi salah satu cara agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik. Cairan tubuh turut berperan mengatur suhu badan.

Mengonsumsi minuman dingin memang terasa menyegarkan di siang bolong yang panas. Tapi, apakah ini baik bagi tubuh?

Dilansir dari Hello Sehat, minum air dingin di tengah panas yang melanda bepengaruh besar terhadap tubuh. Sebuah penelitian di tahun 2013, menunjukkan jika suhu air minum mempunyai pengaruh.

Ada perbedaan produksi keringat saat seseorang minum air hangat dan air dingin. Air keran dengan suhu 16 derajat paling efektif mengembalikan hidrasi tubuh.

1. Memburuknya sistem pencernaan

Air dingin membuat kontraksi pada pembuluh darah, yang berpengaruh besar terhdap proses pencernaan saat menyerap nuutrisi. Ketika seseorang menegak air dingin, fokus tubuh berubah menjadi menormalkan kembali suhu badan, yakni 37 derajat celcius. Saat mengonsumsi air bersuhu lebih rendah, otomatis tubuh membutuhkan energi ekstra untuk mengembalikan suhu badan. Sehingga, saat minum air dingin, proses pencernaan tidak maksimal dalam penyerapan vitamin dan nutrisi.

2. Menurunkan detak jantung

Air dingin dapat merangsang saraf kranial kesepuluh, yaitu saraf vagus. Saraf ini berperan penting menurunkan ritme jantung. Saat saraf terangsang, tidak menutup kemungkinan detak jantung akan menurun. Sehingga, saat cuaca panas, disarankan tak terlalu sering minum air dingin demi kesehatan. Sebisa mungkin, konsumsi air bersuhu sama dengan suhu ruangan.

Diberitakan Kompas.com, 22 Agustus 2019, dokter ahli jantung sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret UNS, dr. Tuko Srimulyo, SpJP, M.Kes, FIHA mengatakan, minum air dingin memang berbahaya bagi penderita penyakit jantung tertentu, tetapi tidak semuanya.

“Dingin udara maupun makanan minuman, hanya tidak baik pada pasien penyakit jantung (PJ) koroner tidak stabil. Penyakit jantung koroner yang stabil tidak mengapa minum dingin, pergi ke Swiss pun tidak masalah,” kata Tuko.

Ragam penyakit jantung antara lain, PJ katup, PJ hipertensi, PJ tiroid, PJ paru, PJ bawaan, PJ koroner, dan lainnya.

Air dingin tak menyebabkan lemak dalam tubuh menggumpal, tapi mengonsumsi air dingin dapat menyulitkan proses pencernaan lemak. Hal ini dapat menyebabkan orang merasa kembung, begah, sensasi sesak yang timbul karena penumpukan gas di lambung.

 

Cari Artikel Lainnya