Beberapa perguruan tinggi telah mampu menghasilkan inovasi dan hasil riset yang telah membawa manfaat besar dan berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan Menristek dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro saat secara langsung menyaksikan hasil penelitian produk unggulan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Balai Teknologi Hidrodinamik milik BPPT, dan Universitas Airlangga (Unair).
Pada kunjungan kerja di Surabaya (10/11/2019), Menteri Bambang mengunjungi pusat penelitian dan juga teaching industry dan melihat secara langsung berbagai karya inovasi pengembangan riset anak bangsa.
"Hal ini membuka mata bahwa banyak inovasi maupun hasil riset dari putera puteri bangsa yang sudah punya manfaat luar biasa bagi masyarakat," ujar Menristek Bambang menegaskan.
Pada kesempatan tersebut Menristek Bambang mengunjungi Pusat Unggulan Iptek Kreatif Industri - Hasil Riset ITS dan Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif - Teaching Industri Gesits di mana karya inovasi mobil listrik nasional (Molina) dan sepeda motor listrik Gesits dibuat langsung peneliti dan mahasiswa ITS.
Dua jenis kendaraan itu dianggap memiliki peluang besar untuk terus dikembangkan sebagai alat transportasi. Selain kendaraan yang diciptakan itu ramah lingkungan sehingga sejalan dengan misi Indonesia untuk menekan emisi gas rumah kaca, harga kendaraan tersebut diperkirakan juga lebih terjangkau oleh masyarakat.
Selain itu, Bambang Brodjonegoro juga berkesempatan melihat langsung hasil riset dan inovasi di bidang kesehatan yakni stem cell dan kapsul cangkang dari rumput laut yang dikembangkan peneliti dari Unair.
Dengan adanya produksi stem cell di dalam negeri diharapkan masyarakat tidak perlu lagi berobat ke luar Indonesia. Selain harganya pun jauh lebih murah jika dibandingkan di negara lain, kapsul cangkang juga merupakan jawaban untuk kehalalan suatu produk medis.
"Inovasi kendaraan listrik dari ITS bisa menjadi unggulan karena menyediakan transportasi yang terjangkau dan bebas emisi. Sedangkan Unair, stem cell bisa memangkas biaya secara signifikan dibandingkan kalau kita melakukan treatment stem cell di luar negeri. Perbedaan nya sangat jauh," jelas Menristek.
Ia menambahkan, "Juga untuk cangkang kapsul rumput laut ini yang sudah pasti halal. Juga dengan harga relatif sama yang dibuat negara lain yang masih basisnya hewani."
Dalam kesempatan sama, Menristek juga melhat fasilitas uji Balai Teknologi Hidrodinamika BPPT (BTH-BPPT). Balai Teknologi Hidrodinamika melaksanakan pelayanan jasa pengujian bidang hidrodinamika untuk kapal dan bangunan apung lainnya.
Melalui inovasi dan layanan teknologi, BTH-BPPT terus ber-transformasi agar dapat memberikan pelayanan teknologi hidrodinamika terbaik kepada para pengguna layanan BTH, mendorong Indonesia menjadi poros maritim dunia.
Sebagai fasilitas pengujian hidrodinamika teknologi bidang perkapalan dan bangunan apung lainnya dilengkapi dengan fasilitas modern berskala industri dan terbesar di Asia Tenggara. Selain itu BTH juga dilengkapi fasilitas pendukung lainnya yaitu Bengkel Model Kapal, Bengkel Mesin, Bengkel Model Propeller dan Drawing Office.
Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menyampaikan harapan atas capaian inovasi yang dilakukan ITS, Unair dan BPPT. "Harapan kami tentu nantinya produk ini dapat diproduksi secara massal dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara umum," ujarnya.
"Intinya, penelitian dan inovatif mengenai otomotif dan kesehatan sudah masuk dalam prioritas riset nasional, sehingga nanti tentunya ada alokasi anggaran untuk mendukungnya dan kita akan dorong (lewat) forum dunia usaha," tambah Bambang.
Ia mengharapkan dunia usaha dapat ambil bagian dalam memperkuat kolaborasi triple helix (perguruan tinggi, dunia usaha dan pemerintah) dalam mendorong hilirisasi hasil penelitian dan inovasi perguruan tinggi.
"Harapan kami dunia usaha dapat terjun langsung untuk product development dari temuan-temuan ini," ujarnya.
Ia menyampaikan pihaknya akan mendukung penuh hasil hasil inovasi yang sudah terbukti, atau prototipe yang sudah teruji di laoangan untuk kemudian didorong menjadi produk dari sektor swasta atau BUMN nantinya.
"Intinya sampai (perguruan tinggi) berhasil melakukan komersialisasi dari produknya. Itu yang menjadi prioritas kami," tutup Menristek.