Upaya optimalisasi budidaya ikan hias air tawar guna pemenuhan permintaan pasar domestik dan ekspor di Indonesia pada akhirnya telah menghasilkan output yang sangat baik.
Jika dilihat dari angka penjualan ekspor ikan hias air tawar dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 terjadi pertumbuhan yang sangat signifikan.
Nilai pendapatan ini cukup menjanjikan dan menjadi sebuah potensi produk komoditas unggulan. Hasil produk ikan hias air tawar yang dihasilkan pembudidaya ini telah membanjiri pasar domestik dan diterima dengan baik oleh pasar ekspor terutama Eropa.
Hal tersebut tentunya menjadi suatu kabar yang menggembirakan bagi pembudidaya khususnya dan pemerintah.
Namun, permintaan pasar ekspor yang sangat tinggi ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh pembudidaya ikan hias air tawar.
Dalam memenuhi pasar ekspor, pembudidaya mengalami kesulitan dikarenakan terbentur dengan masalah klasik yaitu permodalan dan juga masalah yang berkenaan dengan teknis serta kebijakan yang masih kurang keberpihakan pada produksi ikan non konsumsi.
Selama ini kebijakan lebih banyak berpihak pada produksi ikan konsumsi, tentunya hal ini dapat menjadi hambatan bagi pengembangan sektor budidaya ikan hias air tawar padahal, sektor ini berpotensi besar bagi pendapatan negara di sektor non migas.
Dirjen PB Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengemukakan, dari target produksi ikan hias tahun 2016 sebesar 125 juta ekor, dari catatan sementara sudah mencapai 978 juta ekor, atau 115,16% dari yang ditargetkan.
Dan, sejak 2011, posisi Indonesia sebagai eksportir ikan hias berada di urutan ke-5, setelah Republik Ceko, Thailand, Jepang, dan Singapura.
“Pada posisi ini Indonesia didukung oleh potensi ekspor ikan hias yang diperkirakan mencapai US$65 juta,” ujar Slamet, sebagaimana dikutip Bisnis.Com.
Perkembangan dunia ikan hias Indonesia saat ini semakin pesat, ditandai dengan semakin meningkatnya animo masyarakat terhadap ikan hias. Selain ikan yang sedang trend, banyak juga penggemar ikan eksotik dan langka.
Ikan hias adalah jenis ikan yang mempunyai daya tarik tersendiri baik warna, bentuk maupun tingkah lakunya yang unik. Di samping itu, ikan hias mempunyai nilai artistik yang tinggi bagi kehidupan manusia.
Ikan hias dapat dinilai dari segi keindahannya yang memberikan rasa puas dan damai dalam jiwa. Selain itu, ikan hias juga berkaitan erat dengan pendidikan, ilmu pengetahuan, olahraga, kesehatan, kesenian dan rekreasi.
Perkembangan bisnis produk perikanan non konsumsi, termasuk komoditas ikan hias, sebagai salah satu andalan ekspor memang tak pernah lesu dan selalu mengalami perkembangan seiring dengan permintaan pasar internasional yang semakin tinggi. Kontribusi ekspor ikan hias Indonesia dalam neraca perdagangan perikanan pada 2014 mencapai US$18,26 juta.
Tujuan utama ekspor ikan hias Indonesia dalah Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, Australia, Inggris. Hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan lima negara pengimpor ikan hias dunia.
Kelimanya adalah Singapura US$4,3 juta, Jepang US$3,2 juta, Amerika Serikat US$3 juta, Malaysia US$2,5 juta dan Hong Kong sebesar US$3,1 juta.
Komoditas ikan hias mengalami perkembangan yang cukup pesat dan memiliki prospek yang menjanjikan jika ditinjau secara ekonomi, melihat perkembangan produksi ikan hias dalam tiga tahun terakhir ini cukup menggembirakan.
Hal ini terlihat dari trend produksi ikan hias yang terus meningkat setiap tahunnya, tercatat sampai dengan bulan Oktober 2012 produksi ikan hias telah mencapai 834.060.990 ekor.
Sejalan dengan itu, pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara aktif berupaya mengembangkan sentra-sentra produksi tanaman hias berorientasi ekspor dalam skala yang luas dan dikelola secara intensif, sehingga mampu menyediakan produk dalam jumlah cukup, berkualitas dan terjamin kontinuitasnya.
Wilayah sentra produksi ikan hias Indonesia tersebar di 18 Provinsi di seluruh Indonesia, dengan sentra budidaya ikan hias terbesar terdapat di lima provinsi yakni, Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan D.I. Yogyakarta.
Sementara, sentra-sentra produksi ikan hias lainnya tersebar di 13 provinsi lainnya. Dan Jawa barat umumnya, kabupaten Bogor adalah pemberi kontribusi terbesar bagi tingkat Provinsi maupun tingkat Nasional.
Dalam upaya menggenjot kualitas dan kuantitas ikan hias asal kabupaten Bogor di pasar domestik maupun dunia, ada empat hal yang dibutuhkan.
Pertama, dengan memperbaiki kualitas dan kemampuan para pembudidaya dalam menjaga mutu secara konsisten. Kedua, memperkuat riset, teknologi, perbaikan kualitas pelatihan serta pembangunan sarana di sentra ikan hias.
Ketiga, mensosialisasikan aturan standar ikan hias yang merujuk pada Sertifikasi Nasional Indonesia. Dan, keempat, peran asosiasi untuk melatih dan membimbing masyarakat dan para breeder (pembudidaya) untuk mengikuti standar yang telah ditetapkan.
Ikan hias merupakan salah satu komoditas andalan baru yang masih memerlukan upaya pengembangan yang lebih intensif di Kabupaten Bogor, mengingat pasar internasional yang prospektif.
Berangkat dari hal tersebut, maka pemerintah daerah kabupaten Bogor berkomitmen dalam meningkatkan efisiensi sistem produksi, nilai tambah, maupun peningkatan produktivitas dengan harga yang kompetitif serta berdaya saing tinggi agar dapat memenuhi kualitas dan kuantitas yang dipersyaratkan pasar dunia.
Seiring dengan itu, diterapkan pula strategi penguatan branding dan promosi ke pasar internasional. Berbagai program terus digencarkan di antaranya, registrasi produk ikan hias, sertifikasi ikan hias serta promosi dan penguatan branding.
Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor menyadari untuk mencapai tujuan pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar tidak mungkin hanya mengandalkan dana pemerintah semata, akan tetapi diperlukan peran serta masyarakat, khususnya dari dunia usaha melalui investasi pada pengadaan bibit ikan hias air tawar.
Dalam rangka memacu investasi di sektor budidaya ikan hias air tawar, selain memperbaiki perangkat kebijakan yang ada, pemerintah juga telah mempersiapkan sejumlah insentif antara lain: perbaikan proses perizinan, peniadaan bea kargo dan hal-hal yang terkait lainnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah daerah tingkat II kabupaten Bogor memerlukan informasi yang menyeluruh berupa umpan balik atau pandangan dari berbagai pihak, khususnya dari pelaku usaha budidaya ikan hias air tawar tentang pengembangan komoditas ekspor ikan hias air tawar