Kita sering disarankan berolahraga, terutama lari untuk mengikis lemak di perut kita. Namun beberapa orang yang mengikuti saran itu, setelah rutin lari selama beberapa bulan, ternyata tetap seberat dan segemuk sebelumnya. Apa yang salah?
Sayangnya, meski memperbaiki kesehatan jantung, menguatkan tulang dan otot, serta menambah kebugaran, lari bukanlah sihir ajaib yang membuat orang langsung menjadi langsing. Nah bila tujuan Anda adalah tubuh yang lebih tipis, maka ada beberapa hal yang mungkin menjadi kesalahan Anda dan harus diperbaiki.
Anda membebaskan diri makan apapun setelah lari
Kebanyakan orang merasa sudah membakar banyak kalori setelah lari, sehingga tidak merasa bersalah ketika menyantap lebih banyak makanan dari biasanya. Padahal 30 menit berlari tidak sebanding dengan cheeseburger, minuman soda dan sebungkus kentang goreng.
“Inilah kesalahannya. Saat melihat jumlah kalori yang terbakar di mesin treadmill atau aplikasi, kita merasa berhak mengembalikan jumlah yang
sama lewat makanan,” ujar terapis diet Kim Feeney. “Selain itu, latihan kardio membuat kita kelaparan, sehingga tanpa sadar makanan yang kita santap melebihi yang kita bakar.”
Bayangkan ini, Anda membakar 100 kalori untuk setiap kilometer jarak yang Anda tempuh. Jadi setiap 5 kilometer Anda membakar 500 kalori. Lalu Anda menyantap nasi goreng atau mie goreng yang Anda kira kalorinya tak seberapa. Padahal makanan itu mengandung sedikitnya 700 kalori. Tak heran bukannya menjadi langsing, perut Anda justru semakin buncit.
Anda istirahat terlalu lama
Tubuh kita perlu pemulihan setelah olahraga. Namun beberapa orang mengambil waktu istirahat terlalu panjang dengan tidak melakukan apapun. Seseorang misalnya berlari pada hari Sabtu, lalu bermalas-malasan sepanjang akhir pekan. Ia mungkin membakar sejumlah kalori saat lari, namun selama 48 jam setelahnya kalori yang terbakar mungkin lebih sedikit dibanding seandainya dia melakukan kegiatan lain seperti piknik atau jalan-jalan ke mal.Daripada tidur-tiduran sebagai bentuk pemulihan, lebih baik bila kita melakukan kegiatan fisik yang ringan atau sedang, seperti mencuci mobil, berjalan santai, atau memotong rumput. Dengan begitu, tubuh bisa memulihkan diri, sekaligus tetap membakar kelebihan kalori.
Tubuh kita cepat menyesuaikan diri
Hal lain yang membuat tujuan lebih sulit dicapai adalah karena tubuh kita mudah beradaptasi sehingga membuat usaha kita lebih ringan. Mungkin pada minggu pertama berlari, tubuh masih kaget dan membutuhkan lebih banyak energi untuk menyelesaikan kegiatan itu. Namun di minggu-minggu berikutnya, tubuh sudah menyesuaikan diri sehingga aktivitas berlari tidak seberat sebelumnya.Secara biologis tubuh kita memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap gerakan yang dilakukan berulang sehingga jumlah kalori yang terbakar untuk sebuah usaha akan semakin kecil. Jadi jika anda rutin berlari, maka kalori yang dibakar tubuh akan semakin sedikit dari waktu ke waktu.Untunglah cara mengakalinya cukup sederhana. Kita cukup memodifikasi latihan sehingga tubuh dipaksa untuk bekerja lebih keras dan menghadapi tantangan yang berbeda. Misalnya hari ini kita berlatih lari jarak jauh dengan kecepatan rendah, pada latihan berikutnya cobalah latihan lari cepat atau lari di medan menanjak. Intinya ubahlah kecepatan, jarak, dan medan setiap kali latihan agar tubuh kita mendapat tantangan berbeda.
Anda tidak berlatih beban
Berlari memang akan membakar kalori. Tapi agar yang terbakar lebih banyak, kita perlu melatih otot-otot kita karena di situlah tungku pembakar kalori berada. Berlari saja hanya akan menghasilkan ketahanan otot, namun tidak membangun banyak massa otot.Dengan menambahkan latihan beban dan kekuatan, kita membangun lebih banyak serat otot sehingga metabolisme meningkat. Melatih otot akan sekaligus menambah kemampuan berlari, terutama jika yang dilatih adalah otot kaki.
Bila Anda memperbaiki rutinitas lari dan cara hidup Anda seperti saran di atas, maka bukan saja perut rata yang Anda dapatkan, namun juga bonus tubuh yang lebih kuat dan bugar.