Kuliah teknik tidak semudah yang kita pikirkan. Tugas kuliah, laporan hingga ujian semua sama sulitnya, hingga membuat siapapun tergoda untuk nyontek. Khususnya pemuja cum laude, mereka akan melakukan apa saja agar transkip nilainya "A" semua. Baik itu belajar tiap hari atau nyontek. Namun yang harus mahasiswa sadari adalah dosen bisa mencium aroma contekan dalam bentuk apapun.
Secara umum ada berbagai cara mahasiswa untuk menyontek. Mulai dari menyembunyikan kertas ke kursi, tukeran kertas jawaban hingga mengabadikan dengan jepertan kamera handphone. Terkadang mahasiswa juga menggunakan kalkualtor untuk menyelipkan contekan dan rumus-rumus.
Cara mahasiswa untuk melancarkan aksinya menunggu waktu yang tepat. Kondisi seperti dosen keluar kelas, ngobrol dengan dosen lain atau apapun yang membuat dia sibuk. Selain waktu, posisi duduk menentukan prestasi. Target utama adalah orang yang paling pinter dikelas. Si paling pinter ini akan diperas semua isi otaknya.
Gaya nyontek mahasiswa teknik yang monoton membuat gerak-gerik mereka diketahui oleh semua orang, termasuk dosen sendiri. Dosen juga tahu geliat mahasiswa kalau sedang nyontek. Kenapa bisa tahu, karena dia pernah jadi mahasiswa. Jaman dia kuliah pasti adalah adegan contek-contekan. Mungkin dia juga pelaku nyontek sewaktu kuliah.
Nyontek bisa bikin mahasiswa dapat nilai "A" dengan cepat tetapi instan. Karena begitu dosen tau mahasiswa nyontek, langsung mahasiswa yang bersangkutan dicoret dan dianggap nggak lulus mata kuliah. Bahkan parahnya lagi mahasiswa tersebut mendapat cap 'tukang nyontek' oleh semua dosen.
Jika selama kuliah sering nyontek takutnya ketika kerja juga ngelakuin hal serupa. Apalagi dalam dunia engineering, bisa dicap engineer nggak kompeten. Nggak mau kan dapat julukan engineer nggak kompeten.