Pernahkah Anda mendengar, jangan marah-marah nanti cepat tua. Kemarahan memang tidak baik dan sering menimbulkan masalah di antara masalah. Namun jika Anda tahu bagaimana marah yang tepat sasaran, sebenarnya marah bisa membuat tubuh dan pikiran lebih baik.
Tentu tidak mudah untuk melakukannya, bahkan orang yang mengaku paling beradab sekalipun selalu memiliki kemungkinan untuk ‘meledak’ suatu saat. Untuk itu, mari kita lihat manfaat dari marah ini:
Marah Menjadi Kekuatan Pendorong
Kadang orang yang membicarakan sebuah hal dengan emosi yang memuncak akan membuatnya termotivasi untuk mengungkapkan semua yang menjadi beban di kepalanya. Bahkan sebenarnya kemarahan seperti ini bisa menjadi energi positif untuk memecahkan sebuah masalah.
Marah Membuat Seseorang Lebih Optimis
Mungkin terdengar agak aneh, namun kemarahan bisa membuat seseorang lebih optimis dan bahagia. Dibandingkan orang yang sering menahan emosi sehingga menderita karenanya, orang yang mampu menyuarakan kemarahannya lebih optimis dengan hidupnya.
Marah Akan Menyelamatkan Hubungan
Orang yang sering menahan kemarahan dan kekecewaan dalam hubungan cinta biasanya akan merugikan diri sendiri dan hubungan cintanya. Kemarahan dapat membuat seseorang mengungkapkan kekecewaan dan jika disikapi dengan baik, kemarahan ini bisa menjadi penyelaman hubungan, baik hubungan cinta, pertemanan dan keluarga.
Marah Mengurangi Kekerasan
Marah kadang diisi dengan kekerasan fisik, namun kemarahan yang sebatas kata-kata justru bisa menyelamatkan seseorang dari hantaman kekerasan fisik. Kekerasan fisik sering terjadi karena rasa kesal yang tertumpuk lama dan berpuncak pada kekerasan. Namun rasa kesal yang diungkapkan oleh kemarahan bisa mencegah bom waktu itu terjadi.
Efek positif dari rasa marah ini bukan berarti kemudian kita bisa marah-marah sepuasnya dan seenaknya. Rasa marah yang eksplosif, intens, dan berkepanjangan sudah lama diketahui menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, masalah paru-paru, dan penyembuhan luka yang lebih lama. Tapi dalam situasi menekan di mana reaksi marah dapat ‘dibenarkan’, marah dalam kadar yang terkontrol dan singkat bisa menjadi respon yang sehat dan adaptif.
Semoga bermanfaat!