Menurut Dokter Spesialis Anak sekaligus Konsultan Alergi dan Imunologi Anak Prof. Dr. dr. Zakiudin Munasir, Sp.A(K), setiap anak dapat memiliki gejala alergi susu sapi yang berbeda-beda, mulai dari gejala ringan hingga berat dan harus segera mendapatkan penanganan yang tepat.
“Gejala (alergi susu sapi) bisa mengenai kulit, diare yang disertai darah karena adanya peradangan di saluran cerna. Tapi juga bisa mengenai saluran napas (batuk, bersin),” ungkapnya dalam acara Instagram LIVE Expert Chat Pekan Tanggap Alergi Generasi Maju di @soya_generasimaju dan @kumparancom, Rabu (1/7).
Saat mengetahui bahwa anak berisiko terkena alergi susu sapi, Prof. Zaki menyarankan orang tua untuk melakukan gerakan 3K, yaitu Kenali, Konsultasikan, dan Kendalikan.
“Kita singkat sebagai 3K, Kenali dulu gejalanya, Konsultasikan dan jangan mendiagnosis sendiri karena takutnya ada kesalahan, dan Kendalikan dengan alternatif nutrisi yang tepat,” jelasnya.
Seperti dijelaskan sebelumnya, gejala alergi biasanya akan langsung muncul sesaat setelah si kecil minum susu sapi. Mulai dari ruam kemerahan di kulit, bengkak di beberapa bagian tubuh seperti di mata atau bibir, diare atau sakit perut, hingga menyebabkan anak batuk atau bersin yang terus menerus dan ritme napas meningkat.
Bila gejala tersebut tidak kunjung reda, inilah saatnya orang tua untuk berkonsultasi ke dokter. Barulah setelah itu orang tua bisa mendapatkan diagnosis dan solusi yang tepat untuk mengendalikan gejala alergi sesuai dengan saran yang diberikan dokter.
Berdasarkan tata laksana alergi susu sapi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada tiga jenis alternatif nutrisi yang bisa diberikan pada anak yang alergi susu sapi. Untuk anak dengan gejala alergi berat, Anda dapat memberikannya formula asam amino.
Sementara untuk alergi sedang ke ringan, Anda bisa memberikan formula terhidrolisa ekstensif atau formula soya. Pastikan orang tua berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk menentukan alternatif nutrisi yang tepat.
Tips memilih susu formula terbaik untuk anak alergi Foto: Shutterstock
Sebagai salah satu alternatif nutrisi yang mudah didapatkan, formula soya telah difortifikasi dengan nutrisi penting sesuai kebutuhan si kecil yang alergi susu sapi untuk dukung tumbuh kembangnya. Selain itu, beberapa studi juga membuktikan formula soya yang telah difortifikasi aman dikonsumsi si kecil yang alergi susu sapi dan mendukung tumbuh kembang sama baiknya dengan anak yang mengonsumsi susu sapi.
“Protein kedelai asli sebenarnya tidak memenuhi syarat untuk anak karena banyak kandungan yang tidak cocok. Misalnya kadar seratnya terlalu tinggi sehingga akan menghambat penyerapan zat besi atau zinc. Karena itu, (formula soya) diformulasikan kembali dengan zat-zat yang kurang, misalnya vitamin, mineral, asam amino, dan lain-lain,” jelas Prof. Zaki yang juga bertugas sebagai Guru Besar di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia ini.
Di akhir sesi bincang-bincang ini, Prof. Zaki menyarankan pemberian alternatif nutrisi formula soya sebaiknya dimulai sejak si kecil mendapat MPASI, sehingga ia bisa tetap mendapatkan nutrisi dari protein hewani.
“MPASI juga bisa membantu penuhi nutrisi si kecil jadi tidak perlu khawatir. Protein hewani bisa didapatkan dari makanan yang lain seperti dari telur, daging, dan lain-lain,” ungkapnya.
Jadi, Anda tidak perlu khawatir lagi. Pastikan untuk memberikan si kecil yang alergi susu sapi nutrisi seimbang dan dilengkapi dengan alternatif nutrisi tepat agar tumbuh kembang si kecil tetap optimal.