Ada dua cara menghitung harga yang diberlakukan oleh penjual buah durian di Indonesia. Pertama, durian dihitung per butir atau secara bulat. Cara kedua, durian dihitung berdasarkan bobotnya.
Umumnya durian yang dihitung bobotnya menggunakan satuan kilogram. Dari kedua cara tersebut, ada satu cara yang justru cenderung menjadikan harga durian lebih mahal.
"Menghitung per kilogram itu sebenarnya berasal dari kebiasaan penjual durian di Malaysia dan Singapura. Kemudian berimbas ke daerah Batam (Kepulauan Riau), karena turis dari sana (Malaysia dan Singapura) yang ke Batam tak mengerti cara membeli durian hitungan per butir," kata penjual durian di Pekanbaru, Riau, Irfan Eri Efendi.
Dari pengaruh wisatawan Malaysia dan Singapura tersebut, akhirnya penjual durian di Batam menerapkan sistem membeli durian dengan hitungan kilogram. Menurut Irfan, penjual durian di Batam juga melakukan hitungan yang sama ke orang Indonesia.
"Lebih untung beli per butir. Kalau per kilogram itu hitungannya kulit duriannya juga dibeli," kata Irfan.
Irfan mencontohkan perbandingannya.
"Misal saya jual durian ukuran tiga kilogram satu butir Rp 60.000. Kalau dihitung per kilogram durian itu tiga kilogram dihitung Rp 25.000 per kilogram. Jadilah lebih mahal Rp 15.000. Apalagi kalau durian ukuran besar, lebih mahal lagi," kata Irfan.
Terakhir, ia menyebutkan tiga daerah di Indonesia yang penjualnya bisa menghitung dengan satuan kilogram. Daerah tersebut adalah Batam dan Tanjung Balai Karimun yang termasuk dalam wilayah Kepulauan Riau, dan daerah Mangga Besar di Jakarta.