Sianida merupakan senyawa kimia yang terdiri dari unsur karbon dan nitrogen serta tersedia dalam bentuk gas, cairan, atau padat. Senyawa ini memiliki sifat racun yang sangat kuat dan dapat terbentuk secara alami atau dibuat oleh manusia.
Sianida terkandung dalam asap rokok, bahan pembuat kertas, tekstil, dan plastik. Selain itu, senyawa ini secara alami juga dapat ditemukan dalam beberapa bahan makanan. Jika diolah dan dikonsumsi dengan tidak tepat, Anda berisiko mengalami keracunan sianida.
Dosis sianida 1–2 miligram per kilogram berat badan diketahui dapat menyebabkan kematian. Namun, dalam dosis lebih kecil pun sianida tetap berbahaya bagi jantung dan otak, bahkan bisa menyebabkan koma.
Berikut ini adalah beberapa jenis makanan dan buah yang secara alami mengandung atau menghasilkan sianida:
Singkong bisa berbahaya apabila dikonsumsi dalam kondisi mentah, terlalu banyak, atau diolah dengan cara yang salah. Ini karena singkong mengandung bahan kimia yang disebut glikosida sianogenik, yang dapat melepaskan zat sianida dalam tubuh saat dikonsumsi.
Di beberapa negara, singkong telah terbukti dapat menyerap bahan kimia berbahaya dari tanah, seperti arsenik dan kadmium, yang dapat meningkatkan risiko kanker. Namun, jika diolah dengan cara yang benar dan dikonsumsi dalam jumlah wajar, singkong tetap aman untuk dikonsumsi.
Cara mengolah singkong yang benar adalah dengan mengupas kulit singkong sampai bersih, karena kulit singkong mengandung sianida paling tinggi. Selanjutnya, rendam singkong setidaknya dua hari sebelum dimasak dan masaklah singkong sampai matang.
Cara aman untuk mengonsumsi singkong lainnya adalah dengan memadukannya dengan makanan yang mengandung protein. Hal ini karena protein diketahui dapat menghilangkan sianida dari tubuh.
Di bagian tengah apel, terdapat biji-biji kecil berwarna hitam yang mengandung zat amigdalin. Nah, saat berinteraksi dengan enzim pencernaan, zat ini akan melepaskan sianida. Namun, Anda tak perlu khawatir karena untuk mencapai dosis sianida yang berbahaya setidaknya diperlukan sekitar 200 biji apel.
Kacang almond pahit yang mentah memiliki kandungan amigdalin glikosida, yaitu zat kimia yang dapat melepaskan racun sianida saat dikonsumsi. Agar tetap aman dikonsumsi, kacang almond harus melalui proses pengolahan, seperti dipanggang atau direbus, karena cara ini dapat mengurangi kadar sianida dalam almond.
Namun, jika Anda masih ragu akan kandungan sianida dalam kacang almond, pilihlah kacang almond manis. Almond manis mengandung amigdalin glikosida yang lebih rendah daripada almond pahit, sehingga tidak menghasilkan sianida yang berbahaya.
Biji buah persik dan aprikot mengandung zat glikosida sianogenik yang dapat berubah menjadi sianida ketika dikonsumsi. Selain itu, ekstrak biji aprikot juga diketahui mengandung sianida yang dapat menyebabkan hipoksia atau rendahnya kadar oksigen di sel dan jaringan tubuh.
Namun, biji dari buah-buahan ini tetap aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar, yaitu sekitar 6–10 biji per hari. Biji buah aprikot dianggap sebagai superfood dan memiliki sifat antikanker serta baik untuk detoksifikasi.
Sama seperti buah persik dan aprikot, buah ceri juga memiliki biji yang mengandung glikosida sianogenik.
Namun, Anda tak perlu khawatir karena daging dari buah ceri sendiri aman untuk dikonsumsi. Jadi, pastikan Anda menghilangkan biji dari buah ceri sebelum mengonsumsinya untuk mencegah keracunan sianida, ya.
Orang yang terpapar sianida dalam jumlah sekecil apa pun, baik dengan menghirup maupun mengonsumsinya, dapat mengalami gejala keracunan sianida.
Jadi, pastikan Anda tidak berlebihan mengonsumsi beberapa jenis makanan di atas dan olah makanan dengan tepat untuk mencegah keracunan sianida.
Jika Anda mengalami tanda-tanda keracunan sianida, seperti sakit kepala, mual, muntah, atau tubuh terasa lemah, setelah mengonsumsi makanan tertentu, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pertolongan yang tepat.