Ahmad Fauzi, Mahasiswa Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil menciptakan inovasi beras tiruan dari bahan rumput laut dan agar-agar. Judul penelitiannya adalah “Karakteristik Beras Tiruan dengan Penambahan Rumput Laut dan Agar-Agar”.
Ahmad menciptakan beras tiruannya menggunakan teknologi ekstrusi, yaitu suatu proses yang melibatkan pencampuran, pemasakan, dan pencetakan beras dibawah suhu yang tinggi. Ia juga memformulasikan beras tiruannya dengan campuran bahan pangan lokal seperti tepung jagung, tepung beras, dan tepung singkong.
“Rumput laut jenis Gracilaria sp. adalah jenis rumput laut yang paling banyak digunakan dalam produksi agar-agar. Rumput laut jenis ini mengandung serat kasar hingga 20,48 persen. Kandungan taninnya juga tinggi, yang berpotensi dijadikan sebagai makanan fungsional,” kata Ahmad.
Hal itulah yang menginspirasi Ahmad untuk menciptakan beras tiruan berbahan dasar rumput laut dan agar-agar. Kandungan agar, serat dan polifenol pada rumput laut Gracilaria sp. bermanfaat untuk menjaga kesehatan seperti dapat menurunkan kadar gula dalam darah.
Hasil penelitian yang dilakukan Ahmad menunjukkan bahwa beras tiruan dengan penambahan tepung rumput laut memiliki kadar air, lemak, karbohidrat dan serat kasar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan beras yang ditambahkan tepung agar-agar.
Ahmad berharap hasil penelitiannya ini dapat memberikan informasi terkait pengaruh penambahan tepung rumput laut dan agar-agar dari Gracilaria sp. terhadap karakteristik beras tiruan. “Saya berharap hasil penelitian ini bisa bermanfaat bagi masyarakat dan bisa dijadikan sebagai pangan fungsional berupa beras tiruan yang mengandung serat dan tanin, yang tentunya sangat bermanfaat bagi kesehatan”.