Aplikasi yang memiliki miliaran pengguna ini dikabarkan bakal berbayar setelah 10 tahun dinikmati secara gratis. berdasarkan pemaparan 2 analis media sosial dalam acara Facebook Marketing Summit yang berlangsung di Berlin, Jerman bulan Mei 2019 lalu, WhatsApp sudah merencanakan meraup keuntungan dari ini. Bahkan, induk perusahaan WhatsApp, Facebook, sudah mengonfirmasi aturan ini pada tahun 2020, meski waktu tepatnya belum dijelaskan secara detail.
Rencananya menurut pendirinya WhatsApp akan melakukan monetasi dengan dua cara. Yaitu, memberlakukan biaya berlangganan sebesar US$1 atau setara dengan Rp14 ribu per tahun. Kedua, WhatsApp merencanakan meraup keuntungan dari iklan yang akan tampil di smartphone ini.
Bagi pengguna WhatsApp berbayar, maka nantinya mereka dipastikan tidak akan lagi melihat iklan seperti saat aplikasi ini masih gratis. Berbeda setelah pemberlakukan ini, WA akan terdapat iklan seperti Facebook. Ternyata, rencana pemberlakukan iklan pada aplikasi yang sangat populer ini sudah terlebih dahulu diketahui dari pendirinya, yakni Brian Acton serta Jun Koum.
Mereka berdua memutuskan untuk keluar dari perusahaan yang didirikannya karena mereka menolak keputusan adanya iklan. Mereka pun menentang fitur WhatsApp berbayar di aplikasi yang mereka kembangkan itu. Meski dua pendirinya keluar, namun pemilik Facebook, Mark Zuckerberg tetap bersikukuh menghadirkan iklan pada aplikasi yang didirikan oleh Brian dan Jun tahun 2009 ini.
WhatsApp sendiri didirikan oleh Brian Acton dan Jun Koum pada 2009 silam. Platform ini kemudian diakuisisi Facebook pada 2014 senilai US$ 19 miliar dalam bentuk sebagian uang tunai dan saham Facebook.
Sebelum eninggalkan perusahaan, Acton mendatangi kantor Facebook untuk mencoba mengusulkan cara Whatsapp meraih keuntungan ke CEO Mark Zuckerberg. Sesampai di sana, ia pun berselisih dengan tim hukum Facebook karena mreeka ingin menghasilkan uang melalui iklan. Sedangkan itu, Acton ingin membuat WhatsApp dengan biaya berlangganan.
Para pendiri WhatsApp membenci iklan dan menciptakan platform bebas iklan dengan fokus hanya pada pengalaman pengguna dan antarmuka yang bagus. Saat membuat Whatsapp, Brian Acton dan Jan Koum ingin menciptakan sebuah platform instant messaging untuk pengguna dan bukan untuk perusahaan besar beriklan. Untuk mendapat keuntungan, mereka memiliki cara yaitu pengguna diharuskan membayar tagihan. Jadi nantinya, Whatsapp akan memiliki versi berbayar dan dikenakan biaya tahunan sebesar $1 dari pengguna.
Sebelum rencana monetisasi, Whatsapp menghasilkan pendapatan dari Whatsapp Business yang ditujukan sebagai tempat beriklan dan berkomunikasi antara penjual dengan pembelinya. Meski begitu, WhatsApp berbayar masih menunggu informasi resmi kapan akan diberlakukan di tahun 2020 ini. Jadi, kamu lebih memilih Whatsapp berbayar atau berlangganan Rp14 ribu per tahun?
Semoga informasi di atas bermanfaat untuk kamu, ya!