Tujuan menjalankan sebuah bisnis ialah agar mendapatkan keuntungan. Namun lainnya hal dengan seorang pengusaha perempuan, Rina Trisnawati, bisnis baginya dapat membantu dan memberdayakan orang lain yang membutuhkan.
Rina sendiri merupakan pemilik dari Tintin Chips, usaha produk makanan ringan berbentuk cookies tipis kering dari kacang almond, rengginang, dan keripik kentang yang dibentuk pada 2014 silam. Bisnis Rina ini dibantu oleh ibu-ibu yang memiliki anak difabel di kawasan Cileunyi, Bandung.
Awal mula memberdayakan ibu-ibu dengan anak difabel ketikan pesanannya semakin banyak, Rina dan adiknya Wulan Diahsari, yang sebelumnya mengelola dana santunan dari teman-temannya untuk anak-anak penyandang disabilitas di lingkungannya, tergerak untuk memberdayakan ibu-ibu yang memiliki anak disabilitas seperti penderita cerebral palsydan down syndrome.
Setelah itu, ia menggandeng anggota komunitas Ikatan Keluarga Anak Difabel (IKADK) yang juga dibina oleh Wulan untuk ambil bagian dalam memproduksi keripik Tintin Chips.
“Bagaimana pun tidak baik juga ya terus-terusan mengharapkan bantuan orang. Kalau bisa menghasilkan uang sendiri tentu bisa lebih percaya diri. Lagipula, ibu-ibu tersebut fisiknya kan sehat, tapi waktunya mereka terbatas karena sebagian besar waktu mereka untuk mengurus anaknya,” ujarnya Rina.
Kini kurang lebih 40 perempuan yang tergabung dalam IKADK mulai membantu proses produksi dengan jam kerja berbeda-beda dengan memberlakukan sistem shift perkelompok. Para ibu tersebut akan mendapatkan penghasilan berdasarkan berapa kemasan yang mereka hasilkan.
"Sebenarnya ini lebih ke apresiasi ya. Kami tidak semata-mata mengenalkan gaji karena kalau sudah bicara uang persepsinya sudah beda. Sementara yang kita inginkan membuat mereka paham bahwa tidak ada perbedaan di antara mereka, sebenarnya tinggal menggali potensi yang mereka punya saja," jelas Wulan.
Bukan hanya menambah penghasilan para perempuan, bisnis ini juga menyediakan dana khusus untuk membantu biaya pengobatan anak-anak difabel, seperti hydrotherapy, fisiotherapy, pembelian kursi roda, kelas parenting, pengajian, kelas memasak, sampai tamasya.
Wulan mengatakan, hal ini juga bermanfaat bagi para ibu tersebut, untuk bisa berbagi tentang apa yang dirasakan dengan sesama ibu lain saat pekerjaan sedang berlangsung. Sehingga beban yang mereka rasakan bisa sedikit lebih ringan.
Rina menceritakan membangun bisnisnya ini, bermula ketika ia mempersiapkan rencana untuk pensiun dini di kantor konsultan publik tempatnya bekerja. Bermodalkan hanya Rp. 600 ribu, perempuan asal Bandung menggunakan uang tersebut untuk membeli bahan-bahan kue, modalnya juga ia belikan oven tangkring.
Tak tanggung-tanggung, Rina pun mengikuti kursus membuat cookies almond yang saat itu memang sedang tren. Dari situlah ia mulai memasarkan produknya, berawal dari teman-teman maupun workshop di kawasan Cileunyi, Bandung.
Tak berhenti sampai di situ, Rina pun terus belajar untuk bisa memasarkan produknya dengan baik. Mulai dari desain kemasan yang ia perbaiki agar terlihat lebih modern, dengan menyewa jasa seorang desainer grafis, penggantian kemasan dari mika ke kemasan tube atau kertas yang lebih ramah lingkungan dan pemanfaatan sosial media untuk memasarkan produknya.
“Selain harus enak, produk juga harus memiliki kemasan baik sebagai branding untuk meningkatkan penjualan serta foto-foto cameragenic untuk pasang di sosial media,” ujarnya.
Usaha memang tidak pernah membohongi hasil, terbukti Rina mendapat tawaran untuk ikut pitching memasok produknya ke maskapai Garuda Indonesia.
“Ketika mendapat tawaran itu, saya sempat ragu. Karena, artinya saya harus bisa menyediakan produk dalam jumlah besar mengingat penerbangan Garuda itu banyak. Namun, ketika saya memutuskan untuk tidak, teman saya yang mendorong saya untuk menerimanya,” ujar Rina.
Dari sana, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang menghubunginya untuk memasok produk Tintin Chips. Rina juga mulai memasukan produk Tintin Chips ke berbagai toko oleh-oleh di Bandung dan dalam waktu dekat Tintin Chips juga akan hadir di Bali.
Tintin Chips terus mengalami peningkatan omzet yang signifikan. Dengan harga Rp60 ribu per kaleng, target market Tintin Chips kini adalah kelas menengah atas.
Bahkan saat ini, Tintin Chips bisa memroduksi 100 kaleng per hari. Kini sudah ada enam varian rasa cookies yaitu coklat, keju, green tea, cinnamon, purple yam, dan kopi.