Home » Kongkow » Inspiratif » Kisah Frank Lowy, Dari Pengungsi Jadi Orang Terkaya di Australia

Kisah Frank Lowy, Dari Pengungsi Jadi Orang Terkaya di Australia

- Selasa, 08 Oktober 2019 | 17:24 WIB
Kisah Frank Lowy, Dari Pengungsi Jadi Orang Terkaya di Australia

Frank Lowy saat ini merupakan salah satu orang terkaya di Australia. Mengutip Forbes, kekayaannya mencapai US$ 6,2 miliar atau setara dengan Rp 86,8 triliun (kurs Rp 14.000).

Tapi siapa sangka, Lowy dulunya merupakan korban dan pengungsi perang dunia II asal Eropa yang datang ke Australia. Kini ia bersama ketiga anaknya berhasil merajai bisnis ritel di Australia melalui Westfield Grup. Selain itu Lowy juga mendominasi ritel di London dan Australia.

Westfield Grup merupakan sebuah perusahaan yang dia dirikan dan kini menjadi bisnis yang menggurita di Australia. Mengutip laman resmi lowyinstitute.org ayah dari David, Peter dan Steven ini mulai mendirikan pusat perbelanjaan pertamanya di Sydney pada 1959. 

Saat perang terjadi, ayah Lowy hilang dan ia tak bertemu dengan orang tuanya. Akhirnya ia harus pindah ke Budapest, Hungaria untuk menghindar dari penangkapan Nazi dan polisi rahasia di sana.

Menjadi pengungsi bukanlah hal yang menyenangkan untuk siapapun termasuk Lowy. Ia merasa kesepian di kamp pengungsian. 

Pada 1946 Lowy berhasil mendarat di Prancis dan mulai berpindah ke Sde Ya'akov bersama dengan Haganah dan Golani Brigade saat perang Arab-Israel. Kemudian pada 1952 Lowy sampai di Australia dan memulai bisnis pengiriman barang kecil-kecilan.

Nah pada 1953 Lowy bertemu dengan sesama imigran Hungaria bernama John Saunders dan ini merupakan cikal bakal bisnis Westfield Development Corporation. Secara bertahap mereka mulai memperluas pusat perbelanjaan di Australia dan Amerika Serikat (AS). 

Dia mengubah nama menjadi Westfiel Grup. Pada 1987 Saunders meninggalkan perusahaan dengan menjual seluruh sahamnya. Lowy tetap gigih, ia membawa perusahaanya ke Selandia Baru dan Inggris untuk melebarkan sayap.

"Jangan menyerah, orang tidak mengerti perjuangan anda. Apa yang anda hadapi, tapi anda harus menemukan cara untuk maju. Jalan itu harus memutar, mencari arah dan banyak rintangan anda harus yakin sangat kuat dan akan berhasil, kalau tidak anda akan tergilas," ujar Lowy.

Bersama ketiga anaknya, David, Peter dan Steven dia juga mendirikan sebuah perusahaan investasi yang diberi nama Lowy Family grup yang saat ini sudah berada di tiga tempat yakni New York, Los Angeles dan Sydney. Sebagai ayah, ketiga anak Lowy menganggap dirinya sebagai 'ketua geng' yang benar-benar mengarahkan dan mengajarkan tentang bisnis keluarganya.

Selain menjalankan bisnis pusat perbelanjaan, Lowy kini juga aktif di lembaga independen yang mempelajari masalah utama terkait keamanan nasional Israel dan Timur Tengah. Selain pria kelahiran Slovakia 88 tahun lalu ini juga gemar ikut serta dalam kegiatan filantropis.

Hal ini karena ketiga putranya memiliki penyakit mata yang tak bisa disembuhkan. Akhirnya ia mendirikan sebuah lembaga internasional untuk meneliti penyakit-penyakit tersebut.

Cari Artikel Lainnya