Kita seringkali berpikir bahwa untuk bisa membantu orang yang membutuhkan, kita harus jadi orang kaya atau setidaknya punya banyak uang. Mungkin wanita ini menyetujui setengah dari pemikiran itu. Chen Shu Chu, seorang penjual sayur di Taiwan, berusaha mengumpulkan uang untuk membantu orang-orang yang kesusahan.
Ia bukan berusaha menjadi orang kaya yang membantu banyak orang, namun ia membantu dengan segala yang ia dapatkan dari berjualan sayur. Kurang lebih ia sudah mendonasikan sekitar Rp 3 miliar lebih dari hasil penjualannya. Menurut sebuah koran, Chen Shu Chu mengatakan, "Uang itu akan bernilai ketika kita gunakan untuk mereka yang membutuhkan." Hal ini ia lakukan karena ia terinspirasi dari pengalamannya saat masih kecil, di mana ia mengalami kesulitan dan kemiskinan.
Bila dijabarkan, uang Rp 3 miliar yang didonasikannya sudah digunakan sekitar Rp 320 juta untuk anak-anak, Rp 144 juta untuk membangun perpustakaan sekolahnya dan Rp 320 juta untuk anak yatim piatu di daerahnya. Meski sudah mendonasikan sebanyak itu, namun wanita ini tidak berencana untuk berhenti menjadi donatur.
Meski sudah menjadi pembicaraan di seluruh dunia, namun wanita ini tetap rendah hati. Ia tidak bercerita banyak, karena menurutnya tidak ada yang bisa diceritakan. Ia hanya menjual sayur dan kemudian mendonasikannya, tidak ada hal lain dan dia tidak sedang berkompetisi dengan orang kaya mana pun. Sikap terpuji ini membuatnya pernah masuk sebagai 100 orang paling berpengaruh di tahun 2010 dan memenangkan gelar kedermawanan dari Forbes Asia.
Lepas dari nilai fantastis yang sudah dihasilkannya, serta gelar yang dimiliki tas apa yang ia lakukan, mari kita sederhanakan pemikiran wah ini. Bahwa sebenarnya, semua ini dimulai hanya dari berjualan sayur di pasar. Sebuah tempat di mana perekonomian menengah ke bawah dimulai. Chen Shu Chu bukan pemilik saham perusahaan besar, namun ia sudah menanamkan saham kebaikan dalam hidupnya. Ia melakukan hal sederhana, namun menghasilkan perbuatan yang mengagumkan.
Wanita 59 tahun ini memulai harinya pukul 3 pagi ke pasar di mana toko sayurnya berada, kemudian ia akan pulang pukul delapan malam. Ia menjadi yang pertama datang dan menjadi yang terakhir pulang di pasar tersebut. Chen Shu Chu hanya butuh bekerja dan tempat untuk tidur, ia menggunakan uang seperlunya. Sebuah kehidupan yang sangat sederhana, jauh dari kemewahan.
Yang dapat kita pelajari dari ibu ini adalah tekadnya. Kita tidak perlu ikut-ikutan jualan sayur. Namun dengan apa yang kita miliki, kita bisa membantu orang-orang dengan cara yang tidak muluk-muluk. Chen Shu Chu telah menjadi legenda di Asia. Berkat apa yang ia lakukan, kini mulai muncul banyak orang yang membantu sesamanya di Asia. Bagaimana dengan Anda?