Kebanyakan orang pasti sudah tidak asing dengan nama Tesla. Nikola Tesla, seorang fisikawan, teknisi listrik, teknisi mekanika, dan penemu serba bisa keturunan Serbia-Amerika ini lahir pada tanggal 10 Juli 1856. Dirinya dianggap sebagai salah satu inventor paling penting yang pernah lahir ke muka bumi.
Penemuan-penemuannya sungguh revolusioner dan terlampau maju, bukan hanya untuk kehidupan masyarakat di zamannya saja, namun juga untuk era modern bahkan seperti sekarang ini. Bahkan kini namanya menjadi nama sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang produk ramah lingkungan.
Diam-diam, produsen baterai untuk otomotif, Tesla, membangun kota “Panel Surya” atau pembangkit listrik bertenaga matahari di kepulauan Ta’u, Samoa Amerika, seperti yang Liputan6.com lansir dari Micro Grid Project. Pembangunan fasilitas listrik ini memakan waktu hampir 1 tahun, keberadaan pembangkit listrik ini sangat membantu penduduk Ta’u dalam pengadaan listrik di pulau ini.
Solar Microgrid (sumber: solarcity)
Selama ini kebutuhan listrik warga Ta’u bersumber dari generator listrik. Sejak November lalu, Departemen pembangunan ekonomi, Departemen Lingkungan, dan Departemen dalam negeri Samoa bekerja sama dengan Tesla dan SolarCity energy berhasil membangun teknologi solar microgrid pertama di Kepulauan Ta’u, Samoa Amerika.
Sebelum adanya megaproject ini, 600 warga pulau Ta’u hanya bergantung pada solar yang diimpor pemerintah setempat untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Seperti yang diungkapkan salah satu warga setempat “Setelah diesel hampir habis, kami mencoba untuk menyimpannya dengan menggunakannya hanya pada pagi dan sore hari. Semua orang di desa sangat tergantung pada itu. Sulit untuk hidup, karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi nanti”
Solar Microgrid merupakan sistem pembangkit yang menggunakan energi matahari sebagai sumber utama untuk menghasilkan energi listrik yang ramah terhadap lingkungan. Sistem kerja dari solar battery microgrid ini sebenarnya mudah.
Panel yang sudah dibangun nantinya akan menyerap sinar matahari, lalu energi yang dihasilkan dari matahari tersebut diubah menjadi kekuatan listrik, yang dialirkan ke rumah-rumah warga setempat guna memenuhi kebutuhan listrik di pulau tersebut.
Dengan memanfaatkan cuaca cerah yang berada di pulau Ta’u tidak heran jika project ini, bisa menghasilkan 6 megawatt per jam yang dapat terisi selama 7 jam di bawah sinar matahari. Kekuatan yang dihasilkan pun bisa mencapai hingga 1,4 megawatt dari 5.328 panel solar yang telah dibangun dan bisa bertahan selama 3 hari, jika cuaca sedang mendung atau hujan.
Pemerintah dan masyarakat setempat berharap sistem ini bisa mengurangi lebih dari 109.500 galon solar per tahun yang sebelumnya digunakan sebagai sumber energi di pulau ini.
Ini adalah bagian dari sejarah proyek ini akan membantu mengurangi jejak karbon dunia dan juga solar microgrid ini diharapkan akan menjadi contoh yang baik bagi orang lain untuk mengikutinya.