Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan besar di Nusantara yang bercorak Budha. Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapuntahyang Sri Jayanasa pada abad ke-7 Masehi. Keterangan ini tertulis pada salah satu prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka. Kerajaan Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi, Palembang.
Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan pada masa Raja Balaputradewa pada abad ke-8 dan 9. Pada masa kekuasaan Balaputradewa sampai dengan Sri Marawijaya, Kerajaan Sriwijaya menguasai Selat Malaka yang merupakan jalur utama perdagangan antara India dan Cina.
Bagaimana sejarah Kerajaan Sriwijaya dan siapa saja yang pernah memimpin Kerajaan Sriwijaya?
Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejak permulaan tarikh Masehi, hubungan dagang antara, India dengan Kepulauan Indonesia sudah ramai. Daerah pantai timur Sumatera menjadi jalur perdagangan yang ramai dikunjungi para pedagang.
Kemudian, muncul pusat-pusat perdagangan yang berkembang menjadi pusat kerajaan. Kerajaan-kerajaan kecil muncul di pantai Sumatera bagian timur sekitar abad ke7, antara lain Tulangbawang, Melayu, dan Sriwijaya.
Baca juga: Kerajaan Kutai: Masa Kejayaan, Silsilah Raja dan Peninggalan
Dari ketiga kerajaan itu, yang berhasil berkembang dan mencapai kejayaannya adalah Sriwijaya. Pada tahun 692 M, Sriwijaya mengadakan ekspansi ke daerah sekitar Melayu. Melayu dapat ditaklukkan dan berada di bawah kekuasaan Sriwijaya.
Wilayah kekuasaan Sriwijaya meliputi daerah Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, dan Jambi. Sementara kiprahnya dikenal sampai ke wilayah Semenanjung Malaya dan india Timur.
Kekuasaan Sriwijaya di Sumatera ini diperkuat dengan penemuan prasasti berbahasa Melayu Kuno oleh seorang Arkeolog Prancis Bernama George Coedes. Prasasti Kedukan Bukit dan Karang Brahi ini ditemukan di pedalaman Jambi dan Kota Kapur.
Silsilah Raja Kerajaan Sriwijaya
Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya bahwa struktur genealogis raja-raja Sriwijaya banyak terputus dan hanya didukung bukti-bukti yang dianggap kurang kuat. Berikut ini adalah nama-nama raja Kerajaan Sriwijaya yang sedikit banyak disepakati oleh para ahli setelah masa kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
- Sri Indrawarman
- Raja Dharanindra
- Raja Samaratungga
- Rakai Pikatan
- Balaputradewa
- Sri Udayadityawarman
- Sri Culamaniwarman atau Cudamaniwarmadewa
- Sri Marawijayatunggawarman
- Sri Sanggramawijayatunggawarman
Baca juga: Kerajaan Tarumanegara: Masa Kejayaan, Raja dan Peninggalannya
Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya di abad ke-9 saat dipimpin oleh Balaputradewa. Namun pada dasarnya, kerajaan ini mengalami masa kekuasaan yang gemilang sampai ke generasi Sri Marawijaya.
Pada masa itu pula Selat Malaja sebagai jalur utama perdagangan berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Puncak kejayaan ini juga terlihat dari beberapa bidang lain seperti politik, ekonomi, maritime serta penguasaan wilayah. Dilansir dari buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara karya Deni Prasetyo, mereka berhasil memperluas kekuasaannya hingga Jawa Barat, Kalimantan Barat, Bangka, Belitung, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan.
Pengaruh Kerajaan Sriwijaya bahkan mencapai Thailand dan Kamboja yang dibuktikan dengan Pagoda Borom That di wilayah Chaiya, Thailand yang memiliki gaya arsitektur Sriwijaya.
Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya
Dilansir dari "Sejarah 8 Kerajaan" karya Siti Nur Aidah dan penerbit Karya Bakti Makmur Indonesia, kejayaan Sriwijaya mulai meredup di awal abad ke-11 Masehi saat Kerajaan Cola di India Selatan mulai mengambil alih kendali perdagangan di Selat Malaka.
Selain itu, perkembangan kerajaan-Kerajaan di pulau Jawa juga turut melemahkan Kerajaan Sriwijaya.
Baca juga: 22 Nama Kerajaan di Indonesia dan Sejarahnya Lengkap
Melalui Prasasti Rajaraja I yang memiliki tahun 1030/31 Masehi dari Tanjore menceritakan kisah penaklukan Cola atas Sriwijata dan kerajaan-kerajaan lain di sekitar Selat Malaka. Saat itu, pemimpin Sriwijawa, Sri Sanggramawijayaottunggawarman ditawan dan nama Kerajaan Sriwiijaya tak terdengar lagi.
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya yang penting adalah prasasti. Prasasti-prasasti itu ditulis dengan huruf pallawa dengan bahasa Melayu Kuno.
Lima prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, di antaranya:
1. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 605 Saka (683 M). Isi Prasasti Kedukan Bukit menerangkan bahwa seorang bernama Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci (siddhayatra) menggunakan perahu dari Minangatamwan dengan membawa tentara 20.000 personel.
2. Prasasti Talang Tuo
Prasasti Talang Tuo ditemukan di sebelah barat Kota Palembang di daerah Talang Tuo. Prasasti ini berangka tahun 606 Saka (684 M). Isi Prasasti Talang Tuo menyebutkan tentang pembangunan sebuah taman oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang disebut Sriksetra.
3. Prasasti Telaga Batu
Prasasti Telaga Batu ditemukan di Palembang. Prasasti ini berisi terutama tentang kutukan-kutukan yang menakutkan bagi mereka yang berbuat kejahatan.
4. Prasasti Kota Kapur
Prasasti Kota Kapur ditemukan di Pulau Bangka, berangka tahun 608 Saka (656 M). Prasasti Kota Kapur berisi terutama permintaan kepada para dewa untuk menjaga kesatuan Sriwijaya dan menghukum setiap orang yang bermaksud jahat.
5. Prasasti Karang Berahi
Prasasti Karang Berahi ditemukan di Jambi, berangka tahun 608 saka (686 M) yang isinya sama dengan Prasasti Kota Kapur.
Beberapa prasasti yang lain, yakni Prasasti Ligor berangka tahun 775 M ditemukan di Ligor, Semenanjung Melayu, dan Prasasti Nalanda di India Timur.