Kalau kamu pernah meminum minuman bersoda pasti pernah merasakannya. Ketika soda dituang pasti akan mengeluarkan gelembung-gelembung dan mengeluarkan desisan. Saat masuk ke dalam mulut kita juga masih bisa merasakan gelembung dan desisan itu kan? Kenapa bisa begitu ya?
Kenny McMahon peneliti makanan dari Washington State University mencoba mencari tahu nih apa yang menyebabkan hal tersebut.
Ia mengujinya menggunakan sebuah balon, satu botol soda, dan garam. Balon tersebut diisi dengan satu sendok teh garam.
Lalu ia memasangkan balon ke mulut botol yang sudah terbuka. Ketika sudah terpasang sempurna, garam yang ada di dalam balon dialirkan ke soda yang ada di dalam botol.
Balonpun mulai mengembang. Garam menyebabkan soda menghasilkan gas karbon dioksida. kamu mungkin akrab dengan gas ini.
Ya, ini gas yang kita hembuskan saat bernafas dan menjadi makanan dari para tanaman. Ini juga yang membuat gelembung pada minuman bersoda dan membuat kita bersendawa ketika kita meminumnya.
Pada proses pembotolan soda di pabrik, karbon dioksida dari tangki dipompa ke dalam cairan, lalu larut dan kemudian membentuk gelembung.
Cairan seperti soda dapat berubah di bawah suhu dan tekanan yang berbeda. Cairan pada suhu yang lebih tinggi dapat menahan lebih banyak gula dalam larutan. Dan cairan pada tekanan yang lebih tinggi dapat menyimpan lebih banyak gas dalam larutan.
Jumlah besar gas akan berdesakan dalam ruang yang cukup kecil dan menciptakan banyak tekanan di dalam kaleng soda.
Ada kemungkinan tidak terdapat banyak gelembung di dalam kaleng soda karena adanya keseimbangan antara gas yang terlarut dalam cairan dan gas yang ada di ruang bagian atas kaleng.
Tapi ketika kita membuka kaleng, tekanan menurun dan gas akan keluar. Dan di situlah kamu akan mendengar suara desisan, fiizzzz. Gelembung dengan cepat terbentuk pada cairan, lalu naik ke permukaan, dan melepaskan karbon dioksida ke udara.
Karbon dioksida dapat melarikan diri ke segala arah yang berbeda. Ketika kita minum soda, reseptor yang ada di lidah akan mengirimkan sinyal ke otak dan menterjemahkannya menjadi ‘fizziness’ atau efek dari soda.
Soda bukan satu-satunya tempat kita bisa menemukan karbonasi. Kita juga dapat menemukannya di alam. Terdapat sumber mata air berkarbonasi di Idaho dan juga di Indonesia.
Mereka pantas diberi nama, Soda Springs. Sama seperti di sekaleng soda, ada banyak tekanan di bawah tanah. Karbonasi yang berasal dari reaksi alami jauh di dalam bumi.