Komentar bahwa "Ah, aku dulu buang-buang waktu kuliah jurusan itu, akhirnya gak kepake juga ilmunya" atau "Gak nyangka sekarang malah ngerjain ginian, tahu gitu dulu gak kuliah jurusan X" pasti pernah kamu dengar. Atau bahkan mungkin, hal ini juga yang sedang kamu rasanya sekarang ketika masuk pekerjaan yang sangat berbeda dengan jurusanmu.
Kenapa makin banyak orang yang jurusan kuliah dan kerjaannya pada akhirnya bisa berbeda?
Berapa banyak anak SMA dikasih informasi mengenai tipe-tipe pekerjaan yang pernah ada? Mereka tahunya tipe pekerjaan hanya melihat dari orangtua dan orang di sekitar mereka, jadinya pengetahuannya terbatas. Berbeda dengan di luar, mereka diberi kesempatan untuk mencicipi dunia kerja sejak SMA.
Ketika ditanya mau kerja apa, masih bingung dan masih ingin bersantai. Karena gak punya bayangan, jadinya asal memilih saat ditanya mau kuliah apa. Padahal, jurusan kuliah itu sudah harus direncanakan jauh-jauh lho, bahkan sejak masuk SMA biar gak salah juga pilih IPA atau IPS.
Terlalu nurut sama keputusan orangtua juga gak selalu bagus. Mereka memang niatnya baik, tapi kadang hal ini gak cocok sama minatmu apa. Ketika kamu dipaksa mengikuti kuliah X tapi gak suka sama prospek kerjanya, tetap saja pada akhirnya kamu akan cari kerjaan yang gak sama dengan jurusan kuliahmu.
Pameran pendidikan di Indonesia memang memfasilitasi pencarian jurusan, tapi hanya berdasarkan teorinya. Calon mahasiswa tidak diberi kesempatan untuk mencicipi dunia kuliah sebelum menetapkan mau mana. Berbeda dengan di Amerika, calon mahasiswa S1 bisa tetap kuliah dan mengambil banyak kelas sambil menyandang status "undeclared". Jadi ketika mereka disuruh menetapkan yang mana, mereka sudah mengerti mau mengambil jurusan apa dan apa bidang pekerjaannya nanti.
Siapa yang kuliah S1 karena memang benar-benar ingin belajar? Yang jawab iya pasti sedikit banget. Rata-rata mahasiswa zaman sekarang ingin kuliah karena 3 alasan. Satu karena bingung gak ada kegiatan, dua karena paksaan orangtua, dan terakhir karena ingin ada gelar di undangan pernikahan. Ya kan?
Ketika akhirnya mulai kuliah, banyak banget mahasiswa yang lebih milih senang-senang daripada membangun koneksi. Kegiatan nongkrong masih jauh lebih penting daripada ikut macam-macam kepanitiaan untuk tahu bakatnya apa. Jadinya pas lulus kuliah juga bingung, koneksi tidak ada, hal yang dipelajari pada saat kuliah juga sudah lupa semua.
Harus diakui, kecepatan jenis pekerjaan di Indonesia belum bisa mengejar luar negeri. Ketika dari luar kamu tahu ada pekerjaan A, B, C, tapi di Indonesia belum ada dan kamu dipaksa untuk mengikuti pekerjaan yang ada sekarang.
Sementara itu, banyak juga pekerjaan yang sudah tewas prospeknya atau terlalu kompetitif saingannya. Ada juga pekerjaan yang minta minimal pengalaman 5 tahun, tentunya tipe pekerjaan yang seperti ini gak ramah untuk para fresh graduated. Mahasiswa yang selesai kuliah dan menyadari bahwa gak ada harapan untuk bekerja di bidang kuliahnya, alhasil banyak yang banting setir.
Pernah merasakan pengalaman yang sama? Di teori, klien itu harus mendapatkan begini begini, tapi saat prakteknya sangat jauh berbeda. Rata-rata dosen mengajar tiap hari tanpa tahu perkembangan praktek di luar. Sesudah mahasiswa lulus, baru sadar banyak yang gak dipelajari saat kuliah. Kasihan kan jadinya?
Gak semua passion bisa punya prospek bagus di Indonesia. Sudah susah payah belajar, eh ternyata menembus pasar pekerjaannya susah banget. Namanya manusia butuh untuk mencukupi kehidupannya, akhirnya mengambil pekerjaan lain demi menyambung hidup.
Banyak juga pekerjaan yang tidak ada jurusannya. Tipe pekerjaan seperti social media marketer atau online media consultant belum punya jurusan spesifik di Indonesia. Sia-sia deh membayangkan mau kerja A, B, C kalau tidak ada jurusannya. Ataupun kalau ada jurusannya, pilihan universitasnya sedikit atau mahal biaya masuknya. Serba salah jadinya.
Nah, sudah tahu kan alasannya?
Buat kamu yang masih kuliah, apa yang akan kamu lakukan?